Ingin Kukatakan Sesuatu

Dalam Pencarian Terpopuler



Dalam Pencarian Terpopuler

0Jingga membenci Sean karena Sean menyebut dirinya sangat berkuasa di Inggris. Jika Sean hanya orang kaya generasi kedua biasa, atau sosok kuat dari negara lain, Jingga tidak akan menargetkan Sean seperti ini.     
0

Karena Jingga selalu cemburu pada Maureen, satu-satunya hal yang Jingga rasa bisa melebihi Maureen adalah menemukan suami dari Inggris yang kaya raya dan memamerkannya di depan Maureen. Karena itu, di antara mereka berempat, setiap kali menyebutkan sesuatu tentang Inggris, mereka akan mencari Jingga karena Jingga adalah yang paling berkuasa di sini dan dapat membantu mereka.     

Jingga jelas tidak ingin percaya bahwa suami yang dinikahi Maureen begitu berkuasa di Inggris. Namun, sekarang kebenaran sudah terbukti. Sejak awal tidak seharusnya dia mempertanyakan, apalagi memprovokasi Sean.     

Mega menyenggol-nyenggol lengan Jingga lagi, lalu berbisik, "Jingga, jangan berusaha menyelamatkan harga dirimu lagi. Minta maaflah pada Kak Sean. Kita semua berteman dengan Maureen dan memiliki hubungan yang begitu baik, jadi jangan membuat masalah lagi."     

Jingga tidak punya pilihan selain berjalan ke depan Sean, lalu menundukkan kepalanya dan berkata, "Kak Sean, maafkan aku. Aku tidak seharusnya mempertanyakanmu. Aku ingin minta maaf padamu."     

Sebelumnya, Sean pernah bilang pada Jingga untuk menampar dirinya sendiri. Jingga pun mengangkat tangannya dan menampar wajahnya yang mulus.     

Sean mendengus dingin dan bertanya, "Sekarang kamu sudah percaya kalau Maureen adalah Ratu Bar Inggris?"     

Jingga mengangguk. "Ya, aku percaya. Aku percaya kalau semua bar di Inggris adalah milik kalian. Kalian benar-benar hebat. Pengetahuanku yang kurang luas."     

"Tidak, kamu tidak percaya! Kamu baru saja melihat dua bar. Mana mungkin kami percaya? Berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membeli dua bar? Iya, kan?" kata Sean, "Ayo naik mobil lagi! Kita lanjut berkeliling."     

Nada dominan Sean mengejutkan teman-teman Maureen.     

Huh! Kalau kamu bilang ragu, ya, ragu? Kalau kamu bilang percaya, ya, percaya? Apa aku sudah membiarkanmu percaya?! Dalam satu jam, aku membuat begitu banyak bar menggantung logo 'MS' untuk Maureen. Aku akan membuatmu melihat semuanya!     

"Sayang, ayo naik." Sean meraih tangan Maureen dan membawanya kembali ke kereta.     

Melihat ekspresi Jingga yang malu, Maureen berkata pada Sean, "Sayang, Jingga hanya agak sombong, tapi sebenarnya dia cukup baik. Selain itu, sekarang seharusnya dia juga sudah percaya padamu."     

Sean menjawab, "Kamu tidak perlu memohon untuknya. Orang seperti itu tidak akan berubah, kecuali dia benar-benar diberi pelajaran. Selain itu, hari ini hari pertamamu di Inggris. Aku juga ingin memintamu untuk berputar-putar melihat bisnismu dan memeriksanya."     

Akhirnya Sean membawa Maureen ke bar ketiga, keempat… kesepuluh. Pada setiap bar, tergantung logo MS yang menunjukkan bahwa pemilik bar ini adalah Maureen!     

Di pintu bar kesepuluh, Sean bertanya pada Jingga dan yang lainnya lagi, "Sekarang kalian sudah percaya kalau aku tidak membual, kan? Apa kalian masih merasa aku suami yang hidup bergantung pada istrinya?"     

"Ya, aku tidak seperti suami-suami kalian bertiga. Aku tidak membeli rumah atau mobil untuk Maureen dan aku tidak memberikan mahar sepeser pun saat menikah. Kalian pasti berpikir aku laki-laki yang tidak berguna karena di mata kalian aku hanya laki-laki level rendahan yang tidak mungkin membeli rumah atau mobil untuk istrinya dan menyiapkan mahar," kata Sean.     

"Aku katakan pada kalian, dunia ini sangat besar dan banyak orang-orang kelas atas. Sekumpulan orang-orang rendahan seperti kalian yang terbentuk di dalam lingkaran kelas bawah dengan penilaian rendah hanya bisa diterapkan pada lingkaran kelas bawah kalian. Ada beberapa orang di dunia ini yang tidak bisa kalian mengerti, jadi kalian semakin tidak memenuhi syarat untuk menilai mereka!" kata Sean lagi.     

Sean sudah membawa Maureen ke sepuluh bar, jadi sekarang dia agak lelah. Dia tidak ingin terus berkeliling dan membuktikan pada ketiga wanita ini, jadi dia sedikit menasehati mereka. Jingga, Mega, dan Belinda semuanya berdiri dengan patuh.     

"Maaf, Kak Sean. Kami sudah salah. Kelak kami tidak akan melakukannya lagi."     

"Terima kasih, Kak Sean, sudah memberi kami pelajaran. Kami pasti akan mengingatnya baik-baik."     

"Kak Sean, apa yang kamu katakan benar. Kami sama sekali tidak berasal dari lingkaran yang sama denganmu. Kamu berada di kelas yang jauh lebih tinggi daripada kami."     

Mereka bertiga mendengarkan teguran Sean dengan patuh, tapi Sean tidak merasa tersentuh. Itu karena Sean tahu bahwa jika dia yang miskin dan tidak menyiapkan kereta emas, mengucapkan hal yang sama, ketiga wanita itu tidak akan pernah setuju dengan kata-katanya.     

Sean tidak ingin banyak bicara dengan mereka.     

"Aku dan Maureen mau pulang dulu. Kalian jangan mengikuti kami."     

Pada saat ini, Mega berkata, "Kak Sean, Kak Maureen, kami akan tinggal di Inggris selama beberapa hari. Jika kalian punya waktu, bisakah kalian keluar dan makan bersama kami?"     

Maureen sendiri tidak ingin memutuskan hubungan dengan teman-teman kuliahnya karena kejadian hari ini, jadi dia berkata, "Aku akan mencari waktu. Kalau tidak sibuk, aku akan mencari kalian."     

"Iya, iya. Kalau begitu sampai jumpa lagi, Kak Maureen."     

"Bye-bye, Kak Sean, Kak Maureen!"     

———     

Saat ini, waktu di Indonesia sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Di dalam rumah keluarga Susetia di Bogor, Giana baru saja selesai melayani Marvin ketika mendengar sesuatu di lantai bawah. Beberapa istri kaya yang memiliki hubungan baik dengan Lianny tiba-tiba datang di tengah malam.     

Giana kembali memakai baju yang indah dan merias wajahnya. Sementara, Marvin memandang Giana yang membungkuk untuk memakai lipstik.     

"Giana, kamu benar-benar wanita yang luar biasa," kata Marvin sambil tersenyum puas, "Tidak heran Sean sangat mencintaimu sebelumnya. Sejujurnya, sekarang aku juga agak mencintaimu!"     

"Benarkah? Kalau begitu, kamu nikahi aku agar aku bisa menjadi istrimu, ya?"     

Giana yang sangat senang pun meletakkan lipstiknya. Dia menghampiri Marvin, lalu merangkul tangannya dan bertingkah manja.     

Marvin tertawa dan berkata, "Menikahimu dan menjadikanmu istriku? Giana, apa yang kamu pikirkan? Tidak mungkin keluarga bangkrut berbesan dengan keluarga Susetia. Bagaimana bisa kamu menjadi istriku? Tapi, kamu masih bisa menjadi istri keduaku."     

Giana mendadak sangat tidak senang. Dia tidak akan bersedia menjadi istri kedua!     

"Ngomong-ngomong, kamu merias wajah dan berganti pakaian. Mau ke mana?" tanya Marvin.     

"Ibumu kedatangan beberapa teman, jadi aku akan membuatkan sup untuk mereka," jawab Giana.     

Marvin tahu Giana sedang berusaha untuk menyenangkan ibunya agar ibunya dapat menerimanya sebagai menantu keluarga Susetia. Namun, Marvin merasa ini sangat aneh.     

"Ini jam 1 pagi. Para wanita tua ini bermain kartu dengan ibuku di tengah malam? Mereka gila?"     

Giana sendiri merasa ini aneh. Entah mengapa mereka datang ke sini tengah malam begini.     

Giana pergi ke dapur dan membuat sup tahu kepala ikan yang sederhana, lalu dia sendiri yang membawanya ke ruang tamu di lantai pertama.     

Giana menghampiri Lianny dan berkata, "Tante, aku lihat teman-teman Tante datang, jadi aku sengaja membuat sup tahu kepala ikan. Minum sup di malam hari bisa menyehatkan pencernaan. Tante-tante sekalian, mari minum sup."     

Tiga wanita paruh baya di sekitar Lianny memandang Giana dengan kagum.     

"Lianny, gadis ini sangat cantik dan sopan. Apa dia pacar Marvin?"     

"Benar-benar baik! Kapan kalian akan mengadakan pesta pernikahan?"     

Giana malu ketika mendengar pujian itu.     

"Tante-tante, jangan puji aku begitu. Aku bahkan masih belum tahu apa aku bisa mendapat kehormatan untuk menjadi menantu Bibi Lianny. Omong-omong, Tante-tante, apa ada urusan tertentu sampai kalian datang begitu terlambat?"     

Salah satu wanita paruh baya yang memegang ponsel berkata, "Nak, kamu tidak membuka internet? Kamu tidak tahu apa yang terjadi?"     

"Internet?"     

Giana tiba-tiba bingung, lalu segera mengambil ponselnya dan membuka internet. Pencarian terpopuler nomor satu adalah 'Ratu Bar Inggris'. Begitu mengeceknya, dia langsung melihat foto Sean dan Maureen duduk bersama di kereta emas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.