Ingin Kukatakan Sesuatu

Dijemput Kereta Emas!



Dijemput Kereta Emas!

0Penanggung jawab Churchill Bar, Bob, turun tangan menjadi bartender dan membuka sebotol 'Harta Karun Toko' dan 'Anggur Tiada Tanding' untuk Maureen dan para tamunya, yakni Louis XIII senilai ratusan juta. Ketika mencicipi brandy kelas atas ini, Mega, Belinda, dan yang lainnya memegang gelas sambil terlena dengan rasa alkohol kelas atas ini.     
0

Sejujurnya, ketiga teman sekelas Maureen ini semuanya berasal dari keluarga yang berada dan juga bukannya belum pernah meminum anggur semahal ini. Namun, apa yang mereka nikmati adalah perasaan minum tanpa perlu mengeluarkan uang. Semua yang ada di bar ini milik teman baik mereka, jadi yang mereka nikmati adalah perasaan menjadi tuan rumah di negara asing.     

Kebanyakan orang tahu bahwa banyak daerah di luar negeri yang rasis, terutama terhadap orang Asia. Semakin banyak orang seperti Mega yang sering pergi ke luar negeri yang mengalami penghinaan dari orang kulit putih kelas atas. Jadi, ketika mereka datang ke Inggris, mereka ingin bersenang-senang dan minum sesuka mereka tanpa perlu mengkhawatirkan hal lainnya.     

Karena ini adalah wilayah teman baik mereka, Maureen pasti akan melindungi mereka. Pengalaman seperti inilah yang mereka kejar.     

Mega secara khusus mengangkat gelasnya dan mendatangi Maureen sambil memuji, "Kak Maureen, terima kasih telah menjamu kami dengan sangat baik. Si Bob ini tampaknya cukup kaya, tapi dia mau melayani kita dengan rendah hati. Ini benar-benar terasa sangat luar biasa!"     

Belinda turut mengangkat gelasnya. "Benar! Saat terakhir kali ke bar di Inggris untuk minum, aku dilecehkan dan dihina seorang laki-laki kulit putih, tapi pemilik bar bahkan tidak membantuku dan terus menertawakanku. Mengesalkan."     

Maureen mengangkat gelasnya dengan senang hati dan bersulang bersama mereka. "Baguslah kalau kalian merasa senang."     

Pada saat ini, Bob yang berada di bar berkata pada semua tamu, "Semuanya, izinkan saya memperkenalkan pada Anda semuanya. Wanita ini bos Churchill Bar kami, Maureen Susetia dari Indonesia. Bagaimana kalau kita bersulang untuknya?"     

Para tamu yang datang ke sini sebagian besar mengenal Bob. Semua orang mengangkat gelas mereka dan bersulang untuk Maureen.     

"Maureen, terima kasih sudah memberi kami tempat yang luar biasa. Semoga kamu bisa membuat bar ini terus buka!"     

"Maureen, kamu wanita Asia tercantik yang pernah kutemui!"     

"..."     

Semua tamu bersulang untuk Maureen. Maureen juga tersanjung dan berdiri, lalu mengangkat gelas. "Terima kasih, semuanya! Terima kasih sudah datang ke Churchill Bar!"     

"Saya tahu ini tempat yang memiliki sejarah panjang dan sangat populer. Pelopor sebelumnya yaitu mantan Perdana Menteri Churchill, juga banyak Perdana Menteri Liberal, serta penulis Wells, Bernard Shaw, dan bahkan Hemingway dari Amerika Serikat sering datang ke sini. Saya percaya bahwa orang-orang yang datang untuk minum di sini adalah orang-orang yang memiliki selera tinggi dan berbakat. Saya merasa sangat terhormat bertemu dengan kalian. Semua alkohol yang kalian pesan hari ini, saya traktir! Saya harap kalian bisa bersenang-senang!"     

Ketika mereka mendengar Maureen ingin mentraktir mereka, semua tamu berteriak dengan penuh semangat dan berteriak berterima kasih pada Maureen.     

Sean memandang Maureen dan tersenyum. Maureen sangat jarang menunjukkan kekayaannya. Maureen baru saja dipermalukan dan diejek oleh teman kuliahnya sebagai 'Ratu Bar No. 1 di Inggris' karena reputasinya yang yang hanya omong kosong belaka. Jadi, sekarang dia harus melakukan ini untuk menunjukkan kemampuannya sebagai bos.     

Maureen turut minum anggur dengan gembira, dan dengan senyumannya yang menakjubkan.     

Sean memeluk Maureen, menyentuh rambut Maureen, dan bertanya, "Sayang, kamu senang, tidak?"     

Maureen terus menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, sayang. Aku sudah tahu kalau suamiku adalah pahlawan yang tak tertandingi! Pasti akan selalu datang untuk menyelamatkanku dengan cara yang ajaib!"     

Sean tersenyum dan tidak bisa menahan diri untuk mencium Maureen.     

Empat puluh lima menit pun berlalu. Sean menerima telepon dari Louis.     

"Pintu semua bar di London sudah direnovasi!" lapor Louis.     

"Bagus. Kirim mobil untuk menjemput kami di Churchill Bar," kata Sean.     

Bagi Jingga, satu jam ini bisa dikatakan seperti setahun.     

Setelah satu jam berlalu, Jingga akhirnya berkata, "Sean, sudah satu jam. Kami sudah selesai minum sebotol Louis XIII-mu. Bukankah sekarang sudah waktunya untuk mengajak kami melihat bar-mu yang lain?"     

Sean tahu bahwa Jingga masih tidak percaya bahwa semua bar di Inggris adalah miliknya dan Maureen. Bukan hanya Jingga yang tidak percaya, Mega dan Belinda kemungkinan juga tidak percaya. Bagaimanapun, hanya membeli satu bar saja, untuk keluarga selevel mereka, siapa pun juga bisa melakukannya.     

Sean bangkit dan berkata, "Ayo berangkat. Sekarang pintu setiap bar di London memiliki logo inisial nama Maureen, yaitu 'MS'. Aku akan menemani kalian melihat dan memastikannya satu per satu!"     

Jingga pun turut bangkit. "Oke! Aku benar-benar tidak percaya kalau kamu sehebat itu bisa membeli begitu banyak bar!"     

Semua orang berjalan keluar dari bar dan Rolls-Royce putih Jingga senilai puluhan juta terparkir di luar.     

Ketika melihat mobil mewahnya, Jingga menjadi sombong lagi dan bertanya, "Sean, tadi bagaimana caramu ke sini?"     

Sean menjawab dengan jujur, "Naik taksi."     

Jingga mendengus. "Oh, seluruh Churchill Bar milikmu. Jangan bilang kamu tidak punya mobil di Inggris, kan? Sudahlah. Naik Rolls Royce-ku saja. Lagi pula mobilku luas, jadi kita semua bisa masuk."     

Sean mendengus dingin. "Siapa bilang aku tidak punya mobil? Lihat ke sana. Bukankah sudah datang?"     

Di bawah langit berbintang yang gelap, di lampu jalan yang terang, sebuah kereta yang berkilauan melaju. Di jalanan kota yang ramai di malam hari, sebuah kereta memimpin dan melaju tanpa hambatan. Kereta yang sepenuhnya berwarna kuning keemasan, seperti kepingan emas di bawah lampu neon di malam hari.     

Tidak! Seharusnya ini disebut sebagai sebuah gunung emas!     

Ini sebuah kereta emas! Kereta emas ini memiliki empat roda. Dua roda di depan sedikit lebih kecil, sementara dua roda di belakang sangat besar. Benar-benar terlihat sangat mengesankan. Bahkan orang di kereta itu mengenakan seragam kerajaan dan topi hitam dan tampak begitu agung.     

Kereta emas melaju dan semua orang tercengang. Pada saat ini, suami Jingga, Mike Tanner, langsung berlutut dengan penuh semangat di tempat begitu melihat kereta emas tersebut.     

"Ya Tuhan! Ini kereta emas Ratu! Sejak 1762, ketika Kerajaan Inggris kami membuat kereta emas, hingga hari ini, kereta emas hanya digunakan pada acara-acara besar nasional! Kereta emas ini tidak akan pernah membawa orang biasa. Presiden dari beberapa negara kecil bahkan tidak memenuhi syarat untuk menaikinya! Hanya bos dari negara-negara besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia yang memenuhi syarat!"     

Mike Tanner berkata pada Jingga, Sean, dan yang lainnya, "Kalian masih saja tidak lekas berlutut?! Kereta ini pasti datang untuk menjemput orang besar!"     

Jingga, Mega, dan Belinda semuanya ketakutan. Ketika melihat Mike Tanner sudah berlutut, mereka juga segera berlutut. Semua orang mengira saat ini Ratu Inggris sedang duduk di dalamnya.     

Sesaat kaki Maureen terasa lemas. Namun, Sean meraih tangannya dengan erat dan tidak membiarkannya berlutut.     

Maureen menelan ludah, menatap Sean sambil tersenyum, dan bertanya, "Sayang, jangan bilang kalau kereta emas Ratu Inggris ini ada di sini untuk menjemput kita?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.