Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean Harus Meminta Maaf!



Sean Harus Meminta Maaf!

0Awalnya, kesan pertama Sean tentang Jingga cukup baik. Dia cantik, anggun, dan murah hati. Namun, sebagai teman kuliah dan teman baik, Jingga justru tertawa ketika Maureen dipermalukan dan ini benar-benar tidak pantas.     
0

Tadi istriku pasti sangat merasa malu di sini! Aku harus mengembalikan harga dirinya! Sean mengepalkan tinjunya.     

Sean sudah berjanji untuk membuat Maureen dihormati, jadi mana mungkin Sean membiarkan Maureen diejek oleh teman-temannya?     

Sean berkata pada Jingga dan yang lainnya, "Mungkin pelayan yang ada di sini orang baru, atau penanggung jawab di sini tidak memberi tahu siapa bos mereka yang sebenarnya ketika mendapatkan pekerjaan ini. Aku sudah meminta orang yang bertanggung jawab atas bar ini untuk datang. Dia akan segera kemari dan langsung memberi penjelasan pada kalian!"     

Ketika mendengar Sean mengatakan ini, Jingga tampak bingung.     

"Apa? Kamu memanggil orang yang bertanggung jawab di sini? Maksudmu, kamu memanggil bos Churchill Bar?"     

Sebenarnya Sean tidak ingin menggunakan kata 'bos' karena bos bar yang sebenarnya adalah Sean dan Maureen. Namun, tidak masalah menggambarkannya seperti itu. Bagaimanapun juga, Sean dan Maureen adalah bos dari seluruh grup, sementara mereka bos kecil sebuah bar.     

"Benar!" jawab Sean.     

"Pfff."     

Mega dan Belinda tidak bisa menahan tawa mereka.     

"Haha! Masih berpura-pura rupanya."     

"Sean, apakah kamu tahu siapa bos bar ini?"     

Jingga tidak bisa menahan tawanya.     

"Aduh, benar-benar kebetulan yang sangat disayangkan. Bagaimana ini, Maureen? Jika itu di saat-saat biasa, aku pasti akan bersandiwara bersama suamimu dan mengatakan apapun yang suamimu katakan. Aku akan mengatakan bahwa dia bos tempat ini, lalu bekerja sama dengannya, tanpa mengeksposnya. Tapi, bos bar ini suamiku. Menurutmu, kalau begini, bagaimana aku bisa bersandiwara?"     

Wajah Maureen terlihat tanpa ekspresi dan sangat malu. Jingga sama sekali tidak mengekspos Sean dan mempermalukan mereka berdua. Namun, kata-kata yang dikatakannya ini membuat Maureen semakin tidak nyaman.     

Maureen ini wanita yang sangat mementingkan harga dirinya. Bisa-bisanya meminta teman-teman kuliahnya bekerja sama dalam bersandiwara untuk memuaskan keangkuhan suaminya! Mana bisa Maureen memiliki wajah untuk menghadapi teman-temannya ini?!     

Sean terkejut. "Suamimu penanggung jawab tempat ini?"     

Jingga tersenyum dan menjawab, "Iya, benar! Menarik sekali, kan? Kenapa bisa kebetulan sekali? Kalau tahu begini, sejak awal pindah ke bar lain saja. Dengan begitu, kalau kamu berpura-pura, kami juga bisa bekerja sama denganmu! Haha."     

听Mendengar kata 'berpura-pura', Sean langsung mengerutkan keningnya. Meski Sean pernah mendengar kata-kata yang lebih buruk dari ini, kata-kata ini benar-benar terdengar sangat menusuk di telinga ketika terucap dari mulut Jingga.     

"Maksudmu, aku sudah membohongimu? Aku katakan padamu. Kalau suamimu benar-benar bertanggung jawab atas tempat ini, maka dalam 10 menit lagi, dia akan merangkak! Dia akan merangkak masuk ke dalam bar ini!" tukas Sean dengan marah.     

Pada saat ini, seorang pemuda kulit putih tampan dengan gaya rambut Beckham membuka pintu bar dan berjalan masuk.     

Jingga yang bangga pun tercengang. "Su… Suami!"     

Mega dan Belinda, yang juga mengenal suami Jingga, langsung ketakutan.     

"Benar-benar datang!"     

Orang yang datang adalah suami kaya raya Jingga yang berasal dari Inggris, Mike Tanner.     

Pada saat ini, Sean mendengus dingin dan mulai meminum alkoholnya.     

Haha. Tidak percaya? Sekarang masih tidak percaya?!     

Wajah Maureen yang terus muram, akhirnya berubah. Senyuman mengembang di wajahnya. Apa akhirnya dia tidak perlu menanggung cacian dan makian dari teman-teman kuliahnya ini? Apa akhirnya dia bisa dengan bangga menjadi Ratu Bar Inggris dan membuat semua orang iri padanya?     

Setelah Mike Tanner masuk, dia mencium istrinya, Jingga. Kemudian, dia berinisiatif menyapa Mega, Belinda, dan Maureen secara langsung.     

"Kalian pasti teman kuliah istriku di Indonesia. Perkenalkan, namaku Mike Tanner."     

Ketika Mike Tanner melihat Maureen, dia terkejut. "Wow! Maureen, aku pernah melihat fotomu di ponsel istriku! Aku tidak menyangka kamu aslinya lebih cantik dari di foto. Aku punya teman baik yang sangat terobsesi denganmu dan merasa kamu wanita paling cantik di Indonesia!"     

Maureen dengan sopan mengucapkan terima kasih, "Terima kasih atas pujian Anda."     

Ketika melihat Sean duduk di antara mereka, Mike Tanner bertanya, "Anda…"     

Maureen dengan cepat memperkenalkan, "Oh, dia suamiku, Sean. Sean Yuwono."     

"Halo, Sean. Selamat datang di Inggris!" Mike Tanner menjabat tangan Sean dengan sopan.     

Sean menjabat tangan Mike Tanner dan bertanya, "Kamu yang bertanggung jawab di sini?"     

Mike Tanner tersenyum dengan bangga. "Benar. Bar ini milikku!"     

Sean sangat tidak senang. Industri bar adalah milik keluarga Yuwono dan sekarang keluarga Yuwono sudah memberikannya pada Maureen, maka tentu saja itu milik Maureen.     

Apa? Kamu bilang bar ini milikmu?     

"Mike, aku harap semua orang yang bekerja di bar ini bisa tahu dengan jelas, siapa bos bar ini. Kamu tidak melakukan pekerjaanmu dengan benar. Tapi, kamu suami dari teman kuliah istriku, jadi aku akan memberimu kesempatan lagi," kata Sean.     

Tanpa disangka, ketika mendengar ini, tiba-tiba Jingga mengamuk dan menggebrak meja.     

"Maureen! Dengar bagaimana perkataan suamimu pada suamiku! Sikapnya sudah seperti atasan yang mengajari bawahan saja! Apa haknya berbicara seperti itu pada suamiku? Aku mau suamimu segera meminta maaf pada suamiku sekarang juga!" bentak Jingga.     

"Aku memang atasannya. Dialah yang bertanggung jawab di sini, sementara aku dan Maureen bos bar ini. Apa yang salah jika aku berbicara seperti ini?" tukas Sean.     

Karena kelalaian orang yang bertanggung jawab atas bar inilah Maureen merasa sudah diperlakukan dengan tidak adil hingga menangis. Jika bukan karena melihat orang ini suami Jingga dan ada hubungannya dengan Maureen, Sean pasti sudah memecatnya sejak awal,     

Siapa sangka, Mike Tanner justru menyahut, "Hei, bocah! Apa yang kamu bicarakan? Kamu bilang, kamu bos siapa? Aku sama sekali tidak mengenalmu!"     

Sean pun terkejut. Bahkan jika Louis tidak memberitahunya, sebagai orang yang bertanggung jawab di sini, tidak mungkin dia tidak tahu siapa Sean.     

"Bukankah Louis yang memanggilmu ke sini? Apa dia tidak memberitahumu?" tanya Sean.     

Mike Tanner menjawab, "Siapa itu Louis? Aku belum pernah mendengar namanya!"     

Sean sontak mempertanyakan identitasnya, "Sebenarnya kamu penanggung jawab tempat ini atau bukan?"     

Louis sudah memberi tahu orang yang bertanggung jawab di sini dan bahkan memberi tahu Sean bahwa orang itu akan segera tiba. Jika Mike Tanner tidak tahu siapa Louis, itu berarti dia bukan orang yang bertanggung jawab di sini.     

Jingga tidak tahan lagi dan menyahut, "Sean! Suamiku seorang laki-laki Inggris sejati. Dia sudah terus-menerus sopan dan sabar padamu, tapi kamu sudah berulang kali mempertanyakan identitasnya dan berbicara dengannya dengan sangat tidak sopan!"     

"Maureen, aku benar-benar tidak bisa terima jika ada orang yang tidak sopan pada suamiku di wilayahku! Aku minta suamimu segera meminta maaf pada suamiku sekarang juga!" paksa Jingga.     

Mega menimpali, "Aku mendukung Jingga! Sean sudah sangat keterlaluan! Dia sudah mempermalukan wajah pria Indonesia dan hanya bisa berpura-pura! Pemiliknya sudah datang, tapi masih saja mati-matian tidak mau mengaku! Bahkan memarahi pemilik yang sebenarnya! Benar-benar tidak masuk akal!"     

Belinda menambahkan, "Jingga dan suaminya mentraktir kami minum empat botol anggur senilai ribuan Pound di sini. Sebelum datang kemari, kamu sudah setuju untuk mentraktir kami, tapi setelah datang kemari, Jingga lah yang sudah mengatur segalanya. Sean, kamu harus meminta maaf pada suami Jingga!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.