Ingin Kukatakan Sesuatu

Pesta Ulang Tahun Keluarga Susetia!



Pesta Ulang Tahun Keluarga Susetia!

0Awalnya Suhendra ingin berpura-pura tidak tahu untuk Lianny, tapi ketika melihat Sean dan yang lainnya juga mendengar, Suhendra pun menegur Lianny secara langsung.     
0

Lianny, yang ditegur ayah mertuanya, tidak berani mengatakan sepatah kata pun dan merasa sangat malu. Dia hanya ingin menggali lubang dan masuk ke dalamnya.     

Sean belum pernah melihat Lianny semalu ini. Dia pun tidak tahan dan tertawa. Dia merasa sangat puas. Namun, Lianny sangat marah ketika melihat Sean tertawa.     

"Dasar menantu tidak berguna! Apa yang kamu tertawakan? Makan saja harus disuapi! Apa kamu tidak tahu kalau itu memalukan? Sean, jika kamu seorang pria, jika kamu memiliki harga diri, kamu harus berinisiatif menceraikan putriku! Jangan menjadi beban bagi putriku!"     

"Lianny!" tegur Suhendra.     

Maureen menyahut, "Bu, apa Ibu harus berbicara begitu tidak enak di dengar di pagi hari?"     

Keluarga Susetia memiliki aturan bahwa di pagi hari tidak diperbolehkan bertengkar. Namun, Sean tidak marah. Sejak dia tahu Lianny bukanlah pelaku yang menyebabkan kebutaannya, dia merasa bahwa ibu mertuanya ini hanya memiliki mulut yang beracun, tapi hatinya tidak jahat.     

Sean tersenyum dan berkata, "Sekarang saya buta dan sudah tidak bisa melihat. Jika saya menceraikan putri Anda, siapa yang akan merawat saya? Apalagi, mana ada orang yang bersedia menikah dengan saya?"     

Lianny semakin marah setelah mendengar ini.     

"Bagus kamu, Sean! Dasar bajingan! Ternyata dalam hati kamu berpikir seperti itu! Kamu ingin jadi bajingan yang bergantung pada putriku seumur hidup, kan?" maki Lianny.     

Sean memang sengaja membuat Lianny marah.     

"Memang iya! Saya memang ingin mengandalkan Maureen selama sisa hidup saya. Biar dia melindungi dan menyuapi saya selama sisa hidup saya."     

Mungkin karena Sean tidak sengaja berciuman dengan Lianny kemarin, tiba-tiba Sean mulai suka bertengkar dengan Lianny. Sementara, Lianny tidak ingat apa yang terjadi padanya dengan Sean tadi malam.     

Lianny menatap Sean dengan marah dan berkata, "Oke. Karena kau begitu berengsek, aku tidak takut untuk memberitahumu bahwa dalam waktu seminggu, di pesta ulang tahun Ayah, kami akan memilih salah satu putra dari keluarga kelas satu untuk menjadi suami Maureen yang berikutnya!"     

Maureen meletakkan mangkuk dan sumpitnya, lalu mengamuk, "Pilih saja sesuka kalian! Lagi pula, aku tidak mau. Jika kalian bersikeras melakukan ini di pesta ulang tahun Kakek, aku tidak akan menghadiri pesta."     

Lianny langsung memarahi Maureen, "Beraninya kamu tidak hadir! Dasar anak ini! Semakin lama semakin keterlaluan!"     

Pada saat ini, Sean memegang tangan Maureen dan berkata, "Sayang, dengan identitas seperti Kakek, kalau ada anggota keluarganya yang tidak hadir, itu akan membuat orang luar menertawakannya."     

Lianny dan Suhendra, keduanya tercengang di saat yang sama. Sean malah mendorong Maureen untuk menghadiri pesta dan memilih suami berikutnya? Sean tidak akan begitu murah hati, bukan?     

"Pada saat itu, kita pergi bersama," lanjut Sean.     

Lianny terkejut. "Sean, kamu juga mau menghadiri pesta?"     

"Omong kosong. Saya cucu menantu keluarga Susetia. Kakek Maureen merayakan ulang tahunnya. Jika saya tidak hadir, apa itu tidak keterlaluan?" balas Sean.     

Suhendra terbatuk dan berkata, "Sean, Kakek tahu kamu anak yang berbakti dan berperilaku baik, tapi kondisimu saat ini…"     

Lianny mencibir, "Menantuku yang baik, jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Nanti akan ada banyak orang yang datang. Mereka semua orang-orang berkuasa di negara ini. Ketika kamu yang buta ini muncul di sana, kamu pasti akan menjadi pusat perhatian. Kamu tidak takut ditertawakan para tamu?"     

Sean tersenyum dan menjawab, "Saya percaya bahwa orang-orang di kelas atas semuanya adalah orang-orang yang peduli dan berkualitas. Mereka tidak akan seperti beberapa orang yang memanggil buta, buta."     

"Kamu…!" Lianny marah lagi. Sean jelas sedang mengatakan bahwa Lianny tidak berkualitas.     

Lianny mendengus dingin. "Oke. Kalau begitu, kamu bisa datang. Lagi pula, sekarang berjalan saja kamu sulit, jadi tidak perlu takut kamu akan membuat masalah."     

———     

Seminggu kemudian, pesta ulang tahun Suhendra dilangsungkan di halaman sebuah hotel resort swasta di Bogor.     

Banyak para tamu yang datang ke pesta ulang tahun kali ini juga menghadiri pernikahan Maureen dan Sean sebelumnya. Tetapi, jumlahnya dua per tiga lebih sedikit dari yang sebelumnya. Kali ini keluarga Susetia memiliki persyaratan yang lebih tinggi untuk para tamu, jadi tidak sembarang orang dari keluarga biasa dapat masuk menghadiri pesta ini.     

Pada saat ini, di tempat parkir hotel, Fendy dan Yoga berada di dalam mobil Mercedes Benz Big G dengan plat nomor Banten.     

Fendy memperingatkan Yoga, "Yoga, kamu harus berhati-hati saat menghadiri pesta ulang tahun Suhendra kali ini, terutama di hadapan Sean. Jangan sampai dia tahu kamu yang sudah menyebabkan kebutaannya!"     

Yoga tersenyum dan menjawab, "Jangan khawatir, Kak. Aku juga tidak bodoh. Selain itu, kali ini bukan Sean yang mengundangku, tapi Lianny Hanindita, ibu mertua Sean. Aku dengar Lianny mengundang beberapa laki-laki dengan usia dan latar belakang keluarga yang sama denganku. Sepertinya dia ingin menelantarkan Sean dan memilih menantu untuk Maureen!"     

Fendy mengangguk. "Aku juga mendengar bahwa setelah Sean meminum racun kita, dia tidak mendapatkan perawatan dalam waktu 24 jam. Dia sudah melewatkan waktu terbaik untuk mendapatkan perawatan. Dokter Brown bilang, matanya tidak akan bisa sembuh seumur hidupnya."     

"Bagi keluarga Susetia, sekarang Sean hanya orang cacat. Tentu saja mereka tidak akan membiarkan orang cacat menjadi menantunya seumur hidup. Ini sangat realistis untuk keluarga Susetia."     

"Yoga, kali ini kamu harus menunjukkan kemampuan terbaikmu. Kamu harus memenangkan hati Suhendra, Martin, dan Lianny. Maureen tampaknya sangat mencintai Sean. Jika kamu bisa membuatnya terkesan, cobalah untuk membuatnya terkesan, tapi kalau tidak bisa juga tidak masalah. Lagi pula, pernikahan keluarga selalu diputuskan oleh para tetua."     

Yoga melihat ke cermin yang ada di kursi penumpang bagian depan dan berkata dengan narsis, "Aku begitu tinggi dan tampan. Mana mungkin Maureen tidak menyukaiku?"     

"Aku rasa Maureen hanyalah Giana kedua. Kalau Giana saja bisa tergoda olehku, Maureen juga tidak masalah! Kak, tunggu saja. Cepat atau lambat aku akan menikahi Maureen dan membuatnya bergabung dengan keluarga Liono kita!" tambah Yoga dengan percaya diri.     

Fendy tersenyum. "Hmm. Jika keluarga Liono dan keluarga Susetia berbesan, kita tidak perlu lagi khawatir menjadi sasaran orang lain!"     

Setelah mengatakan itu, Yoga turun dari mobil, mengambil sebuah hadiah yang berat, dan berjalan masuk. Karena Fendy tidak diundang, dia tidak ikut masuk bersamanya.     

Ketika tiba di tempat pesta, Yoga mengenakan setelan jas dan celana pensil. Dia memiliki sosok tubuh yang tinggi dan gagah, juga wajah yang tampan. Dalam sekejap, dia segera menarik perhatian banyak gadis di sana.     

Yoga langsung menuju meja Suhendra yang ada di bagian paling dalam dan melihat Sean juga duduk di meja yang sama dengan Suhendra. Pada saat ini, Sean mengenakan kacamata hitam yang keren dan sedang meminum tehnya. Dia tampak seperti orang normal.     

Haha. Apa kamu pakai kacamata supaya orang-orang tidak tahu kalau kamu buta? Yoga mencibir dalam hati. Hatinya sangat puas melihat Sean yang buta.     

Sebelumnya kamu sudah membuatku tidak bisa punya anak. Sekarang kamu sudah tahu akibat dari menyinggungku, kan?! Aku membuatmu tidak bisa melihat cahaya seumur hidupmu. Kamu tidak bisa melihat keindahan dunia, wajah cantik istrimu, dan tubuhnya yang putih menawan! Selain itu, aku juga akan merebut istrimu! Sama seperti saat terakhir kali aku merebut Giana!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.