Ingin Kukatakan Sesuatu

Menyuruh Sean Rujuk dengan Giana?



Menyuruh Sean Rujuk dengan Giana?

0Charles meletakkan pot penyiram bunganya dan kembali ke ruang kerjanya.     
0

Pengurus Fairus mengeluarkan sebuah buku yang sangat mewah, berat, dan bersampul hard cover, lalu menyerahkannya pada Charles. Charles membukanya perlahan dan di dalam halaman itu ada sesuatu seperti lembar tabel dengan nama Tian, ​​​​Juan, dan Sean, yang tertulis di atasnya. Sementara, di kolom kiri adalah nama-nama tugas pelatihan pengalaman yang dilakukan oleh ketiganya.     

Charles terlihat mengambil pena Dupont dan menulis dua huruf di kolom evaluasi pengalaman bisnis Sean, 'SS'!     

"S Ganda! (Dua S)!"     

Pengurus Fairus terkejut. Dia tidak menyangka Charles akan memberi pengalaman bisnis Sean nilai yang begitu tinggi!     

Tian dan Juan sudah lebih dulu menyelesaikan tugas pengalaman bisnis. Di lembaran itu, peringkat mereka masing-masing adalah S dan A+. Sementara, Sean adalah yang tertinggi.     

Bahkan Sean tidak tahu bahwa pada kenyataannya, setelah anggota keluarga menyelesaikan tugas pelatihan mereka, Charles juga akan menilai mereka. Tentu saja S adalah yang tertinggi, kemudian A. Peringkat SS jelas melebihi harapan Charles.     

Akan tetapi, meskipun peringkat pengalaman bisnis Sean mendapat nilai SS, pada kolom 'Pelatihan Pengalaman Sikap', peringkat Sean hanya A. Pelatihan Pengalaman Sikap ini adalah pengalaman Sean menjadi menantu keluarga Wangsa selama tiga tahun.     

Sementara, karena Juan tidak berpartisipasi dalam pelatihan medan perang, hanya Tian dan Sean yang mendapatkan hasil. Peringkat Tian adalah S, sedangkan peringkat Sean adalah S+ sehingga Sean masih lebih baik dari Tian.     

Pengurus Fairus melihat buku catatan itu dan tersenyum.     

"Selama Tuan Muda Ketiga melakukan tugas-tugas yang tidak berhubungan dengan wanita, dia pasti yang terbaik," komentar Pengurus Fairus.     

Charles mengangguk. "Satu-satunya masalah Sean adalah dia terlalu banyak menggunakan perasaannya, terutama untuk wanita. Terkadang emosinya memengaruhi pengambilan keputusannya."     

Pengurus Fairus bertanya, "Tuan Besar, apakah Anda akan kembali menyuruh Tuan Muda Ketiga melanjutkan pelatihan pengalaman sikap? Tuan Muda Tertua menyarankan agar Tuan Muda Ketiga dipisahkan dari Nona Maureen dan dipaksa rujuk dengan Giana lagi untuk menghilangkan hasratnya terhadap cinta dan menjadi pribadi yang lebih dewasa."     

Charles tercengang. "Menyuruh Sean rujuk dengan Giana lagi? Tidak! Ini terlalu kejam. Giana sudah terlalu sering menyakiti Sean. Jika Sean bersama wanita itu lagi, dia memang tidak akan menggunakan perasaannya lagi, tapi dia juga tidak akan memiliki cinta lagi. Aku tidak ingin dia seperti itu."     

Pengurus Fairus mengangguk. "Baik, Tuan Besar. Saya juga tidak setuju dengan saran ini. Ngomong-ngomong, Tuan Muda Ketiga telah menyelesaikan pengalaman bisnisnya. Apakah Anda ingin melanjutkan untuk mengatur tugas pelatihan pengalaman baru untuknya?"     

Charles berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh dia kembali untuk menemuiku dan membawa istri barunya kemari. Ada hal penting yang ingin aku beritahukan padanya."     

"Baik!"     

Pengurus Fairus meninggalkan ruang kerja dan segera menghubungi Sean.     

———     

Pada saat ini, Sean sedang minum dengan gembira di Grand City Convention Center, Surabaya. Ketika melihat panggilan Pengurus Fairus, Sean segera menunjuk ke DJ Smokey Band yang sedang tampil di atas panggung dan memberi isyarat pada mereka untuk mengecilkan musik. Kemudian, Sean menjawab telepon.     

"Halo, Pengurus Fairus."     

"Tuan Muda Ketiga, selamat! Anda sudah menyelesaikan tugas pelatihan pengalaman bisnis keluarga!"     

Sean terkejut ketika mendengarnya. Ternyata… selesai dengan begini saja?     

Hanya butuh beberapa hari sejak Sean memutuskan untuk melakukan tugas pelatihan pengalaman ini hingga hari ini. Awalnya dia berencana untuk setidaknya melakukannya selama satu tahun. Setelah 'mengakuisisi' 58 perusahaan hiburan hari ini, dia akan segera merencanakan syuting acara ragam dan film. Tapi, tanpa diduga-duga, dia sudah berhasil sebelum mencapai langkah itu.     

Sean sudah lama tidak mendengar berita tentang menyelesaikan tugas pelatihan. Terakhir kali dia mendengarnya adalah ketika mengantarkan makanan di Jakarta.     

Pada saat itu, Sean pergi Hotel Raffles di Jakarta untuk mengantarkan makanan ke Cahyadi, lalu kebetulan bertemu Giana dan Cahyadi yang menyewa kamar. Setelah keluar, dia menerima panggilan dari Pengurus Fairus.     

Sean sangat gembira saat ini.     

"Pengurus Fairus, apa selanjutnya ada tugas pelatihan baru untukku dari Kakek? Atau… Aku sudah memenuhi syarat untuk mengetahui rahasia keluarga?"     

Sean sangat ingin menyelesaikan tugasnya karena ingin tahu apa rahasia keluarga itu. Dia tidak ingin berebut sesuatu dari kakak tertua dan kakak keduanya. Alasan dia ingin tahu rahasia keluarga itu hanyalah untuk Chintia.     

"Tuan Besar menyuruh Anda dan Nona Maureen untuk datang ke Inggris. Tuan Besar akan memberitahu Anda secara langsung." kata Pengurus Fairus.     

"Oke! Besok aku akan kembali bertemu Maureen. Kami akan berangkat sesegera mungkin!" jawab Sean dengan bersemangat.     

Setelah menutup telepon, Sean berseru tiga kali berturut-turut dengan girang, "Yes! Yes! Yes!"     

Michael Jordan, yang sedang minum wiski, mau tak mau menoleh. Terakhir kali dia mendengar seseorang berteriak 'Yes!' tiga kali berturut-turut dengan kegembiraan seperti itu adalah belasan tahun yang lalu, ketika dia masih bermain di NBA. Pada saat itu, dia berhasil menghindari tiga orang di udara sehingga komentator meneriakkan 'Yes!' tiga kali berturut-turut dengan kegirangan.     

Ketika melihat Sean begitu kegirangan, bahkan John tidak bisa menahan diri untuk menanyakan apakah ada kabar baik. Sean memberitahunya, "Kita akan segera kembali ke Inggris."     

John jelas sangat girang mendengarnya. Apakah akhirnya aku bisa melihat markas misterius keluarga Yuwono?!     

Sean buru-buru menelepon Maureen dan pertama-tama membagikan kabar baik ini dengannya.     

"Halo, Ratu Bar Inggris! Kapan kamu ada waktu untuk memeriksa properti bisnismu?" tanya Sean sambil tersenyum.     

Maureen bingung dan balik bertanya, "Hah? Apakah kamu mabuk? Kamu sedang bicara apa?"     

"Aku sudah menyelesaikan tugas pelatihan pengalaman bisnis. Kakek meminta kita pergi ke Inggris untuk menemuinya," kata Sean, "Maureen, siapkan barang-barangmu. Kita bisa segera bulan madu ke Inggris! Aku akan membuatmu merasakan bulan madu paling sempurna yang belum pernah dirasakan orang lain!"     

Maureen jadi ikut kegirangan. "Benarkah? Kakek benar-benar mengundang kita? Itu bagus sekali! Jika Sisi tahu, dia pasti akan melompat kegirangan."     

Sean tersenyum dan menambahkan, "Beri tahu juga kakekmu. Dia juga sangat memedulikan masalah ini. Selain itu, aku bisa dengan begitu cepat menyelesaikan pelatihan ini juga berkat kakekmu yang sudah membantuku."     

Setelah memberitahu Maureen, hari ini Sean sangat senang dan berkata pada John, "Suruh Julius menyiapkan 1.000 botol Veuve Clicquot lagi. Aku ingin semua orang merayakan momen ini bersamaku!"     

"Siap!"     

John segera menghubungi Julius, "Julius… Julius, sampanyenya tidak cukup. Tuan Muda Sean memintamu membawakan 1.000 botol Veuve Clicquot lagi dan mengirimkannya kemari."     

Julius pun berteriak di telepon, "1.000 botol? Kamu pikir itu air mineral?! Sebotol sampanye itu harganya lebih dari 20 juta dan hanya ada 3.000-an botol di dunia!"     

"Jangan banyak omong! Hari ini Tuan Muda Sean sedang senang! Cepat bawakan sampanyenya, atau aku akan membawa Yudha untuk menemuimu!" sergah John.     

"Kamu… Kamu benar-benar kejam!" protes Julius.     

Tidak lama kemudian, 1.000 botol Veuve Clicquot diantarkan ke setiap meja dan semua orang meminumnya dengan senang hati sambil mendengarkan musik dan menari.     

Pukul 10.30 malam, perayaan ini pun akhirnya bubar.     

Orang yang bertanggung jawab atas kebersihan adalah seorang mahasiswi dari sebuah universitas di Surabaya yang datang ke sini untuk bekerja paruh waktu. Dia datang bagian terujung meja panjang, mengambil gelas anggur yang digunakan Sean, dan sangat girang,     

"Ini gelas yang digunakan Presdir Sean! Aku juga di sini untuk mendapatkan keberuntungan Presdir Sean. Semoga aku bisa sukses di masa depan!"     

Kebetulan ada banyak anggur yang tersisa di sini, jadi dia menuangkannya ke dalam gelas anggur yang telah digunakan Sean, kemudian meminumnya.     

Lebih dari satu jam kemudian, pada dini hari, mereka yang bertugas bersih-bersih pun membersihkan tempat itu. Tapi, saat mahasiswi ini sedang berjalan, dia tiba-tiba pingsan. Matanya kabur dan dia langsung terjatuh ke lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.