Ingin Kukatakan Sesuatu

Menaklukkan Para Hadirin!



Menaklukkan Para Hadirin!

0Setelah gugup, semua orang tertawa.     
0

"Haha! Sean, kamu benar-benar pandai membual! Membuat 'Kamp Pencipta Idola' tidak bisa diadakan? Tahukah kamu berapa banyak uang yang telah diinvestasikan semua pihak yang terlibat dalam pertunjukan ini? Apa kalau kamu menginginkannya, lalu acara dapat dihentikan begitu saja?"     

"Benar! Itu hanya mimpi! Semua artis dari 58 perusahaan kami telah berpartisipasi dalam kompetisi. Bisa dibilang mereka mewakili kekuatan seluruh industri hiburan Indonesia. Siapa yang berani dan memiliki kekuatan untuk dapat menentang kami?"     

"Sean, bahkan jika kamu seorang triliuner, kamu tidak akan bisa melakukannya. Belum lagi, sekarang kamu miskin! Bahkan akun pembayaran elektronikmu saja sudah dibekukan! Hahaha…"     

"Haha! Pulihkan dulu rekening bankmu, baru membual, Nak!"     

Melihat semua orang tidak percaya, Sean mengangkat ponsel dan membuat panggilan.     

"Halo? Apakah ini Ketua KPI? Acara 'Kamp Penciptaan Idola' sangat tidak sehat dan memiliki banyak pelanggaran. Hentikan pertunjukan ini."     

Setelah selesai mengatakannya, Sean menutup telepon dan kembali menghisap cerutunya. Namun, setelah Sean berpura-pura berlagak, bukannya termakan sandiwaranya, sekelompok orang-orang ini malah tertawa terbahak-bahak.     

"Hahaha… Konyol bukan main! Sean, beraninya kamu berlagak di depan kami? Nama Ketua KPI itu Agung Supria, bukan Yuliandra!"     

"Hahaha! Si Sean ini jelas tidak mengenal Ketua Agung Supria sama sekali!"     

"Pemuda ini sangat pandai membual! Hampir aku tertipu olehnya."     

Sean sangat tenang dalam menghadapi ejekan semua orang.     

"Oh, Agung Supria? Sebelumnya saya pernah bertemu dengannya sekali, tapi saya tidak begitu ingat."     

Sean masih bersikap seperti bos besar. Dia bertindak seolah-olah Ketua Agung Supria hanyalah peran kecil baginya dan dia memang benar-benar tidak dapat mengingat namanya.     

Matthew sontak menimpali, "Jika kamu dapat memerintah Ketua Agung Supria, aku akan memanggilmu Ayah hari ini! Dasar tukang membual!"     

Matthew adalah orang yang paling memahami Sean. Dia tahu bahwa meskipun keluarga Yuwono kuat, kekuatan mereka hanya berlaku di luar negeri. Di dalam negeri, kekuatan mereka dalam berbagai aspek tidak cukup dan tidak dapat dibandingkan dengan keluarga Susetia.     

Acara ragam seperti 'Kamp Penciptaan Idola' memang diatur oleh Komisi Penyiaran Indonesia, jadi bagaimana mungkin Ketua KPI mendengarkan perkataan orang seperti Sean? Matthew yakin Sean sama sekali tidak memiliki kekuatan semacam ini di dalam negeri!     

Sean menyesap anggur dan melirik Matthew dengan jijik. "Karena kamu akan memanggilku Ayah, jangan lupa memanggil Ibu ketika kamu bertemu Maureen."     

"Kamu....!" Matthew sangat marah. "Bagaimana jika kamu tidak bisa melakukannya? Apa jangan-jangan kamu mau membuat kami menunggu di sini begitu saja?"     

Sean memegang gelas anggur dengan tenang dan hanya berkata, "Tunggu sebentar. Beritanya akan segera diumumkan."     

Benar saja. 20 menit kemudian, sebuah berita menggemparkan keluar. 'Kamp Penciptaan Idola' diberhentikan sementara karena adanya pelanggaran!     

Karena kebetulan Sean mengundang Jennifer dan para kontestan 'Kamp Penciptaan Idola', gadis-gadis ini semua berlari mendekat ketika mendapatkan berita ini. Setiap dari mereka meraih lengan bosnya masing-masing dan bertanya-tanya dengan panik.     

"Bos, gawat! Acaranya diberhentikan! Bagaimana ini? Huhuhu… Apa saya tidak akan bisa populer?"     

Presdir Yahya dari Magnificent Universe Entertainment terkejut dan segera mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa. Dia melihat berita yang baru saja dirilis oleh KPI.     

[Untuk meningkatkan kualitas konten dari acara ragam, membatasi penyebaran konten palsu, dan menciptakan ruang yang jelas, kami telah memutuskan untuk membatalkan banyak acara ragam termasuk 'Kamp Pencipta Idola'. Menurut Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran, ada banyak pelanggaran di 'Kamp Penciptaan Idola'...]     

Presdir Yahya tercengang. Hanya dalam 20 menit, KPI benar-benar menurunkan acara 'Kamp Penciptaan Idola' yang telah dibanjiri modal yang tak terhitung jumlahnya! Presdir Yahya pun memandang Sean dengan takjub.     

"Ba… Bagaimana kamu melakukannya?!"     

Matthew tak kalah terkejut ketika melihat layar ponselnya.     

"Tidak mungkin! Kamu tidak mungkin punya alasan untuk bisa menyentuh Ketua Agung Supria! Hanya keluarga Susetia kami…"     

Tepat pada saat itu, telepon Matthew berdering. Itu telepon dari kakeknya, Suhendra Susetia.     

"Halo, Kakek."     

"Matthew, di mana kamu?"     

"Aku di… Surabaya."     

"Apa kamu menghadiri perayaan yang diselenggarakan kakak iparmu?"     

"Benar. Aku bersama Sean."     

"Berikan Matthew Media pada Sean. Lagi pula, nilai perusahaan bobrokmu itu juga tidak seberapa."     

"Kakek…"     

Matthew sangat enggan, tetapi dia harus mendengarkan apa yang dikatakan kakeknya.     

Pada saat ini, tiba-tiba Matthew tersadar. "Aku tahu! Orang yang baru saja dihubungi Sean tadi sama sekali bukan Ketua KPI, melainkan kakekku! Kakekku yang membantunya secara diam-diam!"     

Tebakan Matthew benar. Sean sama sekali tidak mengenal Ketua KPI dan juga tidak memiliki nomor teleponnya. Orang yang baru saja dihubungi Sean memang Suhendra. Dengan kekuatan dan status Suhendra, hanya masalah satu kalimat saja untuk membuat sebuah acara ragam online tersingkir.     

"Sial! Si Sean ini benar-benar menggunakan kekuatan keluarga Susetia-ku untuk berlagak di sini!" Matthew menggertakkan giginya. Dia tidak mengerti mengapa kakeknya ingin membantu Sean sampai seperti ini.     

Sean memperhatikan Matthew yang bangkit berdiri dan bertanya, "Kenapa? Mau memanggilku Ayah?"     

Matthew mendengus dingin. Dia bahkan tidak ingin menyebut Sean sebagai kakak iparnya. Mana mungkin dia memanggilnya Ayah?!     

Matthew mengabaikan Sean, tetapi bangkit dan langsung berjalan ke atas panggung. Dia menghadap ke semua orang dan berkata, "Semuanya, saya Matthew Suhendra, Presdir Matthew Entertainment, dengan ini mengumumkan bahwa Matthew Entertainment telah resmi bergabung sebagai anak perusahaan YS Pictures."     

Ketika melihat Matthew turut berkompromi, para bos dari 55 perusahaan lainnya benar-benar tidak bisa tenang.     

"Bahkan putra keluarga Susetia tunduk pada Sean! Apa yang harus kita lakukan? Bergabung atau tidak?"     

"Lagi pula, Presdir Sean tidak meminta saham dan uang kita. Dia hanya mengganti nama. Setelah berganti, kita bahkan bisa bekerja sama dengan bintang film Hollywood, jadi kenapa kita tidak bergabung saja?"     

"Benar, benar! Presdir Sean, ke depannya saya akan bekerja dengan Anda!"     

"Saya juga! Saya juga!"     

Bos dari perusahaan kecil ini bangkit satu demi satu, berjalan ke atas panggung, dan berturut-turut mengumumkan bahwa mereka telah menjadi anak perusahaan YS Pictures.     

Pada akhirnya, di antara 58 perusahaan ini, hanya tersisa Presdir Yahya dari Magnificent Universe yang tidak bangkit berdiri. Presdir Yahya yang memiliki aset puluhan triliun merupakan orang terkaya dan terkuat di sini. Sebagai pemimpin Magnificent Universe Entertainment, dia tidak mau menjual dirinya pada orang lain seperti ini.     

Ketika melihat Presdir Yahya adalah satu-satunya yang tersisa, Jefri membujuknya untuk Sean, "Presdir Yahya, sekarang lingkaran hiburan Indonesia sudah dikuasai keluarga Yuwono. Semestinya Anda juga tahu seperti apa kekuatan Presdir Sean. Bagaimana kalau Anda bergabung bersama kami juga saja?"     

Si Presdir Yahya ini melirik Sean dan berkata, "Presdir Sean memiliki uang dan koneksi. Saya memang lebih rendah dari dalam dua hal ini. Namun, ini hanya membuktikan bahwa Anda memiliki latar belakang yang bagus. Meskipun saya punya banyak uang, yang paling saya benci adalah uang. Saya tidak akan pernah sujud demi uang. Jika Anda ingin saya menyerah, Anda harus membuat saya terkesan dengan cara lain!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.