Ingin Kukatakan Sesuatu

Ternyata Benar!



Ternyata Benar!

0Di ruang pribadi, Jerry dan yang lainnya diam-diam menyaksikan dengan gembira.     
0

Livya menyilangkan kakinya. Presiden direktur wanita ini menatap Sean dengan penuh kekesalan dan berkata, "Sean, saya dengar Maggie bilang kemarin kamu memberitahu Kepala Jerry dan yang lainnya kemarin bahwa Maggie ini artis di bawah naunganmu? Bahkan kamu juga bilang kalau saya juga bawahanmu. Apa benar?"     

Jerry buru-buru menyela sambil tersenyum, "Kami yang ada di sini bisa bersaksi bahwa kemarin Sean memang berkata seperti itu pada kami."     

Teman sekelas laki-laki lain menambahkan minyak ke dalam api, "Benar! Cara bicaranya benar-benar sok. Dia bilang Presdir Livya adalah pesuruhnya. Jika dia menyuruhmu pergi ke timur, kamu tidak akan berani pergi ke barat."     

Jerry dan yang lainnya sangat senang melihat Sean dipermalukan. Jika hari ini mereka tidak ada, sepertinya Sean masih akan menyangkal. Namun, mereka yang datang di reuni kemarin semuanya hadir. Entah seberapa liciknya Sean, dia tidak akan bisa menyangkalnya/     

Hmph! Dasar Sean pembohong! Aku ingin melihat bagaimana kamu mau berdalih hari ini!     

Diam-diam Jerry merasa senang dan mengira hari ini Sean sudah tamat!     

Sean berdiri tegak, menatap Livya dengan tenang, dan berkata dengan lembut, "Benar. Saya memang bilang begitu."     

Brak!     

Tiba-tiba Livya menggebrak meja dengan tangan kanannya hingga sendok yang ada di meja terlempar keluar dari mangkuk kecil.     

Livya sangat marah dan berseru dengan nyaring, "Berengsek! Sean, saya tidak kenal bocah busuk sepertimu sama sekali. Hari ini pertama kalinya kita bertemu. Atas dasar apa kamu mengatakan bahwa aku bawahanmu?"     

"Beraninya kamu menggunakan saya untuk berpura-pura? Berapa banyak orang yang sudah kamu tipu atas nama saya? Apa kamu pernah menipu uang dari penggemar artis perusahaan kami?! Sepertinya saya harus memanggil polisi untuk menangkap penipu sepertimu agar diinterogasi baik-baik!"     

Sambil berbicara, Livya hendak menghubungi polisi.     

Maggie, yang berada di samping, buru-buru meraih Livya dan berkata, "Presdir Livya, jangan. Kak Sean mengenal Sutradara Riri Rizal. Jika Anda ingin memanggil polisi dan menangkapnya, secara tidak langsung ini akan menghancurkan hubungan kita dengan Sutradara Riri Rizal."     

Livya menepis Maggie dan menegur, "Dasar gadis cantik, tapi bodoh! Jika dia benar-benar mengenal Sutradara Riri Rizal, kenapa dia masih menggunakanku untuk berpura-pura?!"     

Sutradara Riri Rizal lebih dari sepuluh kali lebih tinggi dari Livya dalam hal ketenaran dan status, jadi Livya yakin Sean sama sekali tidak mengenal Sutradara Riri Rizal.     

Tanpa disangka, tepat pada saat ini, Jerry justru bangkit berdiri dan memohon untuk Sean.     

"Presdir Livya, jangan panggil polisi dulu. Sean ini suami dari salah satu teman sekelas SMP kami. Akan sangat memalukan jika dia ditangkap," kata Jerry.     

Seketika Sean tertegun. Mungkinkah Jerry memohon untuk Sean? Sepertinya masalahnya tidak akan sesederhana itu!     

Benar saja, kalimat Jerry berikutnya adalah, "Bagaimana kalau begini saja? Suruh dia berlutut dan meminta maaf pada Anda. Bagaimana kalau kali ini Anda memaafkannya?"     

"Berlutut dan meminta maaf?"     

Sean dan Livya sama-sama terkejut.     

Livya melihat Sean dari atas ke bawah. Livya terlibat dalam industri hiburan dan hal yang paling umum dijumpainya setiap hari adalah semua jenis pria tampan dan cantik. Baru pada saat itulah dia menyadari bahwa Sean cukup tampan, tinggi, dan gagah. Dia benar-benar bisa debut sebagai seorang bintang.     

Senyum licik muncul di wajah Livya. Itu adalah hal yang sangat memuaskan baginya jika ada pria yang sombong dan tampan berlutut padanya. Livya sendiri adalah wanita yang dominan. Dia menganggap wanita lebih kuat dari pria, jadi dia suka menginjak-injak pria di bawah kakinya.     

Livya pun meletakkan telepon dan berkata, "Oke, Sean. Karena penampilanmu yang cukup baik, kali ini saya akan memberimu kesempatan untuk berlutut dan meminta maaf."     

Maksud Livya adalah jika Sean jelek, dia bahkan tidak memenuhi syarat untuk berlutut padanya, jadi ini seperti bentuk kasih karunianya untuk Sean? Sean tidak bisa menahan tawa untuk kedua kalinya.     

"Haha! Menyuruh saya berlutut padamu? Memang kamu pantas?!"     

Livya langsung marah, "Apa? Kamu bilang aku tidak pantas? Dasar bajingan! Kalau kamu meremehkanku, jangan gunakan namaku untuk menipu!"     

Jerry segera membela Livya, "Benar! Kalau menurutmu Presdir Livya tidak layak, lalu kenapa kamu berinisiatif menyebut Presdir Livya kemarin? Kamu bahkan juga tidak mengenalnya!"     

"Livya, alasan mengapa saya mengatakan bahwa kamu bawahan saya adalah untuk memperlakukanmu sebagai orang saya dan memberimu kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk saya. Seharusnya kamu merasa terhormat ketika mendengarnya!" kata Sean.     

Livya tertawa terbahak-bahak, "Hahaha! Bocah ini benar-benar pandai membual! Sebuah kehormatan bagiku karena kamu memberitahu orang-orang bahwa aku bawahanmu? Kamu pikir kamu siapa?!"     

"Siapa aku? Aku bosmu!" sergah Sean.     

Livya segera menggebrak meja dan berdiri. "Beraninya kamu bicara seperti itu!?"     

Jerry menimpali, "Sean! Membual, ya, membual saja! Tapi, kenapa kamu berkata tidak sopan seperti ini? Presdir Livya, laporkan saja ke polisi. Kami sudah tidak akan melindunginya!"     

Sean mendengus dingin.     

"Saya tidak berkata tidak sopan. Saya bilang, saya atasan langsung ayahmu, Jefri Yaslin. Ayahmu melakukan banyak hal untuk saya. Sekarang dia sudah pensiun dan menyerahkan perusahaan padamu. Saya memperlakukanmu sebagai anak buah saya dan menghormatimu, itu sebabnya saya berkata seperti itu. Jika kamu tidak bersedia, angkat kaki saja dari Young Resolute Entertainment!"     

Semua orang tercengang, begitu juga dengan Livya.     

"Kamu… Kamu kenal ayahku?"     

Ketika melihat ini, Jerry buru-buru berkata, "Presdir Livya, jangan dengarkan bualannya! Dia pasti tahu ayahmu mewariskan perusahaan ini padamu, jadi dia sengaja menyebut ayahmu. Mustahil baginya untuk benar-benar mengenal Presdir Jefri!"     

Saat itu, pintu ruang pribadi terbuka dan terdengar suara berat yang menggelegar.     

"Siapa bilang kami tidak saling kenal!"     

Seorang pria yang mengenakan kacamata hitam dan jas dengan rambut dikuncir berjalan dengan keren.     

Pria itu berpakaian rapi dan bertubuh kekar, tampak seperti pria berusia 20-an. Ditambah dengan penampilan luarnya, paling tua dia tampak berusia 30-an. Tetapi, jika melihat dari dekat kerutan di wajahnya, orang akan tahu bahwa ini adalah tubuh yang sudah berusia 60 tahun.     

Pria necis ini adalah Jefri Yaslin!     

"Ayah!"     

Ketika Livya melihat gaya ini, dia tahu bahwa ayahnya ada di sini. Dia langsung menjadi seperti anak kecil dan melemparkan dirinya ke pelukan Jefri.     

"Ayah, kenapa Ayah di sini?" Livya bertanya dengan gembira.     

Jefri melepas kacamata hitamnya, menepuk-nepuk kepala Livya sambil tersenyum dan mengabaikannya, tetapi masuk lebih dulu dan menatap Sean.     

Jefri membungkuk 90 derajat ke Sean dan berkata dengan hormat, "Presdir Sean! Saya benar-benar minta maaf! Penerbangannya tertunda. Maaf saya terlambat!"     

Kemarin Jefri masih bersenang-senang dengan beberapa model dan baru tiba dengan menggunakan pesawat pagi ini.     

Semua orang tercengang. Sean benar-benar mengenal ayah Livya, Jefri Yaslin. Selain itu, Jefri sangat menghormati Sean!     

"Mu… Mustahil…" Jerry ketakutan.     

Sean melirik Jefri dan mendapati pria tua itu benar-benar energik, sama sekali tidak terlihat sudah berusia 60 tahun lebih.     

"Presdir Sean, silakan duduk."     

Pertama-tama, Jefri meminta Sean untuk duduk di kursi bagian paling dalam. Kemudian, Jefri memarahi Livya.     

"Livya, cepat tuangkan teh dan minta maaf pada Presdir Sean!"     

"Oh… Baik…"     

Livya buru-buru mengambil teko, menuangkan secangkir teh untuk Sean, lalu membawanya menggunakan kedua tangan dengan hormat. Dia menyerahkannya pada Sean sambil membungkuk. Namun, Sean tidak mengambil cangkir teh itu, tetapi berkata, "Posturmu salah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.