Ingin Kukatakan Sesuatu

Berlutut Meminta Maaf!



Berlutut Meminta Maaf!

0Livya sontak tertegun dan wajahnya berkeringat dingin.     
0

Sean duduk di kursi sambil menyilangkan kaki seperti Livya barusan, menunjukkan wibawa presiden direkturnya dan berkata, "Sepertinya tadi Presdir Jefri menyuruhmu untuk berlutut padaku?"     

Ketika Jefri mendengar kalimat ini, wajahnya tiba-tiba menjadi malu. Ketika tahu putri angkatnya sudah memperburuk keadaan, dia buru-buru menegur Livya, "Cepat berlutut dan minta maaf pada Presdir Sean!"     

Semua orang di industri hiburan tahu betapa sombongnya Livya. Dia sangat jarang menyajikan teh dan menuangkan air untuk orang lain, tapi ayahnya bahkan menyuruhnya untuk berlutut dan meminta maaf? Jika ini sampai tersebar keluar, bagaimana bisa dia menghadapi orang-orang di lingkaran bisnisnya?!      

Segala sesuatu yang Livya miliki merupakan pemberian ayahnya, jadi karena ayahnya sudah menyuruhnya untuk berbuat seperti itu, dia tidak bisa menolak.     

Livya menatap Jerry dengan tatapan penuh kebencian. Jika bukan karena ide buruk Jerry barusan, Livya tidak akan berada dalam situasi seperti ini sekarang!     

Jerry dapat merasakan tatapan membunuh Livya. Dia sangat ketakutan sehingga tidak bergerak sama sekali dan menelan ludahnya dengan gugup.     

Livya tidak punya pilihan selain berlutut di depan Sean sambil memegang cangkir teh di atas kepalanya.     

"Presdir Sean, Livya memiliki mata, tetapi tidak mengenali kehebatan Anda. Saya tidak tahu hubungan antara Anda dan ayah saya. Saya mohon belas kasihan Anda agar tidak membuat perhitungan pada saya."     

Jefri turut tersenyum dan memohon, "Presdir Sean, saya sudah memanjakan anak ini sejak kecil, jadi tolong jangan membuat perhitungan dengannya.""     

Sean mengangguk, mengambil cangkir teh dari tangan Livya, dan menyesapnya. Ini berarti dia sudah memaafkan Livya dan mengakui bahwa dia dapat terus mengambil alih Young Resolute Entertainment.     

"Bangunlah," kata Sean pada Livya.     

"Terima kasih, Presdir Sean."     

Livya berdiri dengan malu, sementara Maggie begitu kagum melihat adegan ini. Presdir Livya yang selalu menegurnya seperti anak anjing kini begitu merendah di hadapan Sean. Sean memang benar-benar bukan orang biasa!     

Setelah Livya bangkit, dia memandang Jerry dan mengamuk, "Kepala Jerry, sudah cukup menontonnya? Silakan kembali ke ruanganmu sendiri kalau sudah selesai!"     

"Eh? Ma… Maaf sudah mengganggu."     

Jerry bahkan tidak berani menatap langsung ke arah Livya. Ketika melihat Sean memang mengenal Jefri dan bukan pembohong, dia buru-buru bangkit berdiri dan bersiap untuk kabur. Namun, Jefri yang selalu ramah segera menghentikan Jerry     

"Kepala Jerry? Dari mana asalmu?" tanya Jefri.     

Jerry dengan jujur ​​memberikan Jefri kartu namanya.     

Jefri yang terkejut pun berkata, "Oh, kebetulan sekali! Saya tahu para pemimpin di tempat Anda. Hari ini mereka bisa seperti ini berkat saya. Jerry, kamu menjadi direktur kepala departemen di usia yang begitu muda. Kamu memiliki masa depan yang cerah. Bekerjalah dengan baik."     

Jefri bahkan menyemangati Jerry.     

Livya menyahut, "Ayah, Jerry inilah yang meneleponku tadi malam dan mengatakan bahwa Presdir Sean seorang pembohong dan pencuri mobil. Itu sebabnya hari ini aku sampai salah paham dan menyinggung Presdir Sean!"     

"Apa?"     

Ketika mendengar ini, raut wajah Jefri pada Jerry tiba-tiba berubah.     

Sambil memegang kartu nama Jerry, Jefri menggosoknya dan berkata, "Tidak benar. Bagaimana bisa kamu berada di posisimu yang sekarang saat kamu masih begitu muda seperti ini? Pasti ada sesuatu! Saya harus menelepon pemimpinmu dan memintanya untuk mencabut posisimu sebagai direktur kepala departemen."     

Reputasi Jefri dikenal tidak hanya oleh orang-orang di lingkaran dunia hiburan, tetapi juga oleh banyak orang di luar lingkaran tersebut.     

Si Jerry ini sering mendengar nama Jefri dari para pemimpinnya, jadi dia tahu bahwa Jefri memiliki kemampuan ini. Jerry buru-buru berlutut di depan Jefri.     

"Presdir Jefri, jangan! Jangan pecat saya. Saya salah! Saya tidak akan berani melakukan hal seperti itu lagi. Saya akan fokus pada pekerjaan saya di masa depan dan tidak ikut campur dengan hal lain!" mohon Jerry.     

Jefri mendengus dingin. "Apa gunanya kamu meminta maaf pada saya?"     

Jerry menggertakkan giginya dan menatap Sean.     

Apakah aku benar-benar harus berlutut dan memohon pada Sean? Tidak! Binatang buas ini sudah merebut dewi yang sudah aku taksir selama belasan tahun! Meski dipukul sampai mati, aku tidak akan berlutut!     

Jerry berpikir begitu, tetapi dalam kehidupan nyata, uang, kekuasaan, dan status mewakili segalanya. Apa gunanya martabat?     

Jerry pun berjalan di depan Sean, lalu berlutut dengan keras.     

"Presdir Sean, maafkan saya! Seharusnya saya tidak mempertanyakan identitas Anda!"     

Faktanya, ketika Sean ditanyai oleh Jerry, dia tidak marah karena dia memang berbohong. Sudah seharusnya jika ada yang meragukannya. Namun, Jerry mengambil kesempatan untuk terus mengincarnya di reuni kelas. Jerry mengungkit bahwa dia menantu yang tinggal di rumah pihak wanita, tidak memiliki pekerjaan, dan bahkan menyuruh Sean berlutut di muka umum.     

Bagaimana mungkin Sean membiarkannya begitu saja?     

Sean memandang Jerry dan bertanya, "Ketua Kelas Jerry, aku tidak mengenalmu dan tidak memiliki masalah denganmu, tapi kamu terus menjadikanku bulan-bulanan sejak bertemu denganku kemarin. Hari ini kamu bahkan ingin menggunakan Presdir Livya untuk mempermalukanku. Jika tebakanku benar, itu pasti karena kamu menyukai istriku, kan?"     

Keduanya tidak memiliki masalah atau dendam, tetapi segera setelah mereka bertemu, Sean menjadi targetnya. Itu pasti karena hubungannya dengan Maureen. Namanya juga pria, jadi mereka pasti paham.     

Jerry tidak menyangkal, "Benar."     

Sean terus bertanya, "Kamu tidak hanya menyukai istriku, tapi kamu pasti juga berpikir kenapa Maureen menikahi laki-laki sepertiku, kan? Kamu bahkan berpikir, kenapa daripada menikahiku, dia tidak menikahimu saja. Benar?"     

Jerry terkejut. Sean bahkan bisa menebak apa yang dipikirkannya! Orang ini sangat hebat!     

Jerry menelan ludah dan menjawab, "Benar…"     

Plak!     

Sean menampar Jerry dan membentak dengan marah, "Memang kamu pantas?!"     

Maureen cantik, berbakat, berkarakter, dan memiliki latar belakang keluarga yang baik. Bagaimana mungkin orang yang kotor dan rendahan sepertimu bisa memilikinya?!     

"Jabat posisimu yang sekarang selama dua tahun lagi! Enyah!" usir Sean.     

Jerry tidak berani berbicara lagi, jadi dia bangkit dan berjalan keluar bersama teman-temannya yang lain. Setelah itu, Livya memesan sepiring hidangan enak, lalu menuangkan anggur untuk Sean dan mengambil untuknya sendiri sambil berkata,     

"Presdir Sean, saya benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi.. Ayah saya sudah memberikan segalanya untuk saya. Karena ayah saya bekerja untuk Anda, saya, Livya Yaslin, akan menjadi bawahan Anda mulai sekarang. Jika Anda membutuhkan saya untuk melakukan apa pun, saya bisa melakukannya untuk Anda!"     

Sean memandang Livya dengan puas. Meskipun wanita ini terlihat jahat, dia memiliki kemampuan kerja yang kuat dan koneksi tertentu dalam lingkaran bisnis. Jika Sean ingin menjadi bos besar di industri hiburan, dia memang membutuhkan seseorang seperti Livya.     

Sean mengangguk dan bertanya, "Livya, saya dengar kamu penggagas acara pencarian bakat 'Kamp Pencipta Idola'?"     

Livya menyesap anggur, lalu mengangguk dan menjawab, "Benar. Saya dan teman saya lah penggagas acara itu. Siapa yang menyangka bahwa acara ini akan menjadi begitu populer segera sesudah ditayangkan."     

Sean kembali bertanya, "Dengar-dengar, para kontestan dalam pertunjukan bakat ini berasal dari lebih dari 40 agensi hiburan yang berbeda?"     

Livya menjawab lagi, "Benar. Tahun ini lebih banyak lagi. Terdapat 58 perusahaan agensi! Bisa dibilang seluruh perusahaan di industri hiburan nasional mengirim artisnya!"     

Sean berpikir sejenak, kemudian senyuman muncul di sudut bibirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.