Ingin Kukatakan Sesuatu

Menargetkan Sean di Acara Makan Bersama!



Menargetkan Sean di Acara Makan Bersama!

0Sean terkejut. Dia hanya bertanya sembarangan, tetapi dia tidak menyangka si cantik Clarissa ini bereaksi begitu hebat.     
0

Sean buru-buru menjelaskan, "Tidak! Kakak Ipar Kedua, dia tidak mengirim foto apapun padaku. Aku tidak pernah melihat foto apapun!"     

Manajer Clarissa terus meraung, "Omong kosong! Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku punya tato namanya di tubuhku tanpa melihat foto-fotonya!"     

"Aku menebak. Murni hanya karena penasaran," terang Sean, merasa frustasi.     

"Tidak mungkin! Kamu pasti sudah melihat fotoku!" sanggah Manajer Clarissa, "Katakan di mana alamat rumahmu! Aku akan pergi ke rumahmu sekarang juga dan memberitahu istrimu tentang hal ini!     

Sean buru-buru menutup telepon, kemudian menghela napas. Dia juga bertanya karena menemukan sebatang rokok dengan nama kakak keduanya tertulis di sana pada saat di rumah Dokter Gunardi beberapa hari yang lalu, jadi dia ingat apa yang pernah dikatakan Juan.     

Juan akan menandai rokok dan wanita dengan menuliskan namanya, Juan Yuwono.     

"Sepertinya kebiasaan Juan tidak berubah selama bertahun-tahun. Rokok itu memang benar-benar miliknya."     

Sean menggelengkan kepalanya dan berdoa agar dia tidak bertemu dengan Manajer Clarissa suatu hari nanti. Jika tidak, itu pasti akan merepotkan. Setelah itu, Sean menekan nomor telepon Jefri yang dikirim oleh 'Kakak Ipar Kedua', lalu menghubunginya.     

"Halo. Siapa ini?"     

Telepon dijawab dengan cepat. Meskipun katanya sudah malam, tampaknya di ujung sana terdengar suara musik yang merupakan lagu Inggris kuno yang sangat klasik, 'It Never Rains in Southern California'. Ketika mendengarkan musik yang ceria dan teringat pada Jefri, Sean merasa pria berusia 60 tahun itu sekarang masih sedang bernyanyi dan menari. Mungkin saja ada wanita cantik, yang lebih muda dari Maureen, yang sedang menemaninya.     

"Saya Sean," jawab Sean singkat.     

Jefri tertegun sejenak dan bertanya lagi, "Sean yang mana?"     

"Sean dari keluarga Yuwono!"     

"Keluarga Yuwono?! Apa Tian dan Juan ada hubungannya denganmu?"     

Seketika Sean terkejut. Ternyata pria tua ini benar-benar mengenal kakak tertua dan kakak keduanya di waktu yang bersamaan.     

Tian dan Juan, keduanya menjalani pelatihan pengalaman bisnis di Indonesia dan tinggal di Indonesia selama beberapa tahun. Pada saat itu, Jefri belum pensiun dan juga masih berkutat dalam bisnisnya, jadi tidak mengherankan jika mereka pernah bertemu.     

Sean tersenyum. "Tebakan saya tidak salah. Presdir Jefri benar-benar mengenal kakak tertua dan kakak kedua saya."     

Sean baru saja memeriksa informasi Jefri sangat lama dan mendapati bahwa dia tidak hanya suka berhubungan dengan wanita cantik, tetapi juga suka berhubungan dengan orang kaya. Dengan karakternya yang sangat suka berteman, kemungkinan besar dia sudah pernah bertemu Tian dan Juan.     

Ketika Jefri mendengar ini, dia segera mengecilkan musik dan menyuruh seseorang di sampingnya untuk mengecilkan suaranya. Kemudian, dia bertanya sambil tersenyum, "Haha! Jadi kamu adik Tian dan Juan? Sean Yuwono?"     

"Saya ingat bahwa beberapa tahun yang lalu, sebelum Tuan Juan meninggalkan Indonesia, dia berkata pada saya kalau dia punya adik bernama Sean yang beberapa tahun lagi akan muncul di lingkaran bisnis. Dia juga meminta saya untuk membantumu ketika saat itu tiba," terang Juan.     

Seketika Sean terkejut. Si Juan ini lah yang menyakiti Sean, tetapi dia juga lah yang membantu Sean di mana-mana. Sean benar-benar tidak tahu sebenarnya orang macam apa Juan itu.     

"Juan, dia… Benar-benar berkata seperti itu?" tanya Sean.     

"Tentu saja! Juan sangat baik padamu. Dia juga bilang akan menyiapkan beberapa selebriti top cantik untuk kamu nikmati, jadi saya sudah menyimpannya untukmu," jawab Jefri.     

"..."     

Begitu mendengar kalimat ini, Sean yakin Jefri memang benar-benar mengenal Juan. Ini memang gaya Juan!     

Jefri tampak sangat bahagia. "Oh! Saya sangat merindukan saat Juan berada di Indonesia. Saat itu, kami hampir setiap hari bersama, minum dan bermain-main dengan wanita. Tidak mudah menemukan belahan jiwa seperti itu! Setelah Juan pergi, saya sudah bosan setengah mati dalam beberapa tahun terakhir. Untung saja kamu datang. Kita bisa menikmati setiap harinya seperti yang saya lakukan dengan Juan sebelumnya."     

"Ngomong-ngomong, Sean, selebriti mana yang kamu suka? Katakan saja langsung pada saya. Berdasarkan status saya di industri hiburan selama bertahun-tahun, saya bisa mendapatkan siapa pun yang kamu suka!" kata Jefri lagi.     

Sean buru-buru berkata, "Presdir Jefri, kakak kedua saya dan saya bukan orang yang sama. Saya tidak suka bermain dengan wanita, apalagi bermain dengan selebriti. Saya menghargai kebaikan Anda."     

Jefri menghela napas.     

"Hah… Kamu sama seperti Tian. Kalian orang yang menyia-nyiakan masa muda dan hidupmu. Apa kamu tahu betapa berharganya tubuh seorang laki-laki ketika masih muda? Kamu hanya memiliki satu wanita sekarang. Kamu benar-benar sudah menyia-nyiakan dirimu!"     

Sean tidak berdaya dan langsung beralih ke topik, "Presdir Jefri, saya menghubungi Anda untuk meminta bantuan Anda."     

"Katakan saja. Juan sudah banyak membantu saya dan dia juga teman lama saya. Jika kamu butuh sesuatu, saya pasti akan menanggapi permintaanmu!"     

Sean berkata perlahan, "Ini tentang putri Anda, Livya Yaslin."     

———     

Pada pukul dua belas siang keesokan harinya, Sean tiba di sebuah restoran terkenal di Bogor. Dia mendorong pintu ruang pribadi yang sudah disepakati dan berjalan masuk.     

Pada saat ini, Livya dan Maggie sudah menunggu di dalam. Ketika melihat Livya secara langsung, Sean mendapati bahwa wanita ini terlihat lebih jahat dan lebih sulit diajak bergaul daripada di foto yang ada di internet. Livya juga sekarang menatapnya dengan mata yang sangat tidak ramah.     

Tepat saat Sean hendak masuk, tiba-tiba seseorang keluar dari ruang pribadi di sebelahnya. Ternyata itu Jerry!     

"Astaga! Bukankah ini Presdir Sean dari YS Pictures!" Jerry berteriak ke arah ruang pribadi, "Kalian cepat kemari! Suami Maureen, Presdir Sean, bos besar di industri hiburan, juga ada di sini!"     

Tidak lama kemudian, tujuh atau delapan orang keluar. Bukan orang tidak dikenal, melainkan para pria dan wanita yang menghadiri reuni kemarin.     

Jerry berjalan mendekat dan sengaja berpura-pura penasaran, "Presdir Sean, apakah Anda di sini untuk makan juga?"     

Ketika berjalan ke pintu ruang pribadi dan melihat Maggie di dalam, dia bahkan lebih terkejut, "Adik Sepupu! Kebetulan sekali!"     

"Ini pasti Presdir Livya dari Young Resolute Entertainment, kan?" Jerry berinisiatif untuk berjalan dan menyapa Livya.     

Livya balas tersenyum dan berkata, "Anda sepupu Maggie yang menjadi pejabat, bukan? Senang bertemu dengan Anda. Ayo duduk dan minum teh bersama."     

Jerry tidak sungkan, "Teman-teman, karena Presdir Livya tidak keberatan, kalau begitu kita duduk di sini sebentar saja. Setelah minum teh, kita segera pergi."     

Semua teman sekelas Maureen memasuki ruang pribadi ini. Sementara, Sean berdiri di sana dan mendengus jijik.     

Kebetulan? Tidak sengaja bertemu? Siapa yang kamu bodohi?!     

Jerry pasti sudah tahu waktu dan tempat Livya dan Sean berjanji sejak pagi. Bahkan, Livya mengundang Sean karena laporan Jerry. Orang-orang ini pasti di sini untuk melihat Sean dipermalukan.     

Sean memandang Jerry dan yang lainnya. "Ketua Kelas Jerry, kalian para teman sekelas SMP memiliki hubungan yang sangat baik rupanya. Kemarin malam baru saja berkumpul, tapi hari ini siang harinya sudah bertemu lagi."     

Jerry tertawa. "Tadi malam tidak terlalu menyenangkan. Kebetulan satuan kerja kami semuanya dekat, jadi kami makan bersama. Presdir Sean, jangan khawatir. Kami akan pergi setelah minum teh. Kami tidak akan membuang waktu Anda. Silakan lakukan pekerjaan Anda."     

Jerry memberi isyarat mempersilahkan dengan tangannya.     

Sean mendengus dingin dan mengabaikan mereka. Dia berjalan masuk, menatap Livya, dan memanggil, "Presdir Livya."     

Siapa yang tahu kalau Livya justru berkata, "Oh, saya benar-benar terkejut dengan panggilan Presdir Livya ini. Saya pikir kamu akan memanggil saya Livya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.