Ingin Kukatakan Sesuatu

Undangan Livya Yaslin!



Undangan Livya Yaslin!

0Perusahaan agensi Maggie bernama Young Resolute Entertainment, sementara bosnya bernama Livya Yaslin. Livya adalah seorang bos wanita yang sangat terkenal di industri hiburan.     
0

Jerry meminta nomor telepon Livya dari Maggie, kemudian meneleponnya dalam perjalanan pulang.     

"Halo, apakah ini Presdir Livya?"     

"Ya. Anda siapa?"     

"Halo, Presdir Livya. Saya sepupu Maggie. Nama saya Jerry Sutama."     

"Oh. Saya pernah mendengar Maggie menyebutkan kalau dia memiliki sepupu jauh yang menjadi pejabat tinggi di Bogor. Apa itu Anda?"     

Jerry tersenyum dan berkata, "Pejabat tinggi apanya… Saya hanya pejabat kecil, seukuran wijen dan kacang hijau. Saya hanya hanya Direktur Kepala Departemen. Jangan dengarkan omong kosong Maggie. Haha."     

Sikap Livya mulai meningkat, "Kepala Jerry, Anda terlalu rendah hati. Mana mungkin Anda hanya pejabat kecil di Jawa Barat? Ada perlu apa Kepala Jerry menghubungi saya?"     

"Oh, baru saja saya kebetulan bertemu Maggie di restoran dan kami mengobrol sebentar, kemudian saya bertemu dengan seorang teman bernama Sean Yuwono yang bilang kalau Maggie adalah artisnya. Tapi, begitu mendengarnya, saya merasa itu tidak benar. Bukankah Maggie ini artis Presdir Livya? Lalu laki-laki bernama Sean ini bilang kalau Presdir Livya juga bekerja di bawahnya," terang Jerry.     

Jerry menjelaskan, "Laki-laki itu mengendarai mobil curian di bandara dan berpura-pura di depan beberapa teman sekelas kami. Dia terlihat bukan orang baik-baik. Jadi, saya ingin bertanya pada Presdir Livya, apakah Anda mengenal Sean Yuwono? Apakah dia benar-benar atasan langsung Anda?"     

Livya mengamuk ketika mendengar penjelasan Jerry tentang Sean.     

"Apa? Ada seseorang yang berpura-pura menjadi bos saya? Kepala Jerry, saya bisa mengatakan dengan jelas pada Anda kalau saya sama sekali tidak mengenal seseorang yang bernama Sean Yuwono ini, apalagi bekerja untuknya. Bukankah Maggie bersama Anda? Seharusnya dia tahu."     

Jerry tersenyum. "Entah apa yang terjadi pada adik sepupu saya ini, tapi dia terus membantu si Sean itu. Dia secara terang-terangan mengakui bahwa dia dan Anda, Presdir Livya, kalian berdua bekerja untuk Sean."     

Ketika Livya mendengar ini, dia sangat marah.     

"Apa? Gadis nakal ini! Saya akan menyuruhnya kembali dan menanyakan apa yang terjadi!"     

———     

Pada saat ini, Livya sendiri sedang berada di Bogor, di markas besar Young Resolute Entertainment. Dia segera menghubungi Maggie dan memintanya untuk kembali ke perusahaan.     

Ketika datang ke kantor Presdir, Maggie mengetuk pintu dengan takut-takut dan masuk. Seorang wanita yang terlihat profesional, cakap, berusia kurang dari 40 tahun, dan berambut pendek duduk di kursi presdir. Dia menyilangkan kakinya dan mengenakan sepatu hak tinggi yang mewah.     

Setelah masuk, Maggie memanggilnya dengan suara yang pelan, "Presdir Livya."     

Maggie tetap sangat takut pada bosnya karena insiden mobil bergoyang sebelumnya menyebabkan perusahaan kehilangan banyak uang karenanya. Sejak itu, sikap Livya terhadap Maggie berubah menjadi sangat buruk.     

Livya memandang Maggie dengan marah sambil menyalakan rokoknya. "Maggie, aku mau bertanya padamu, sebenarnya apa yang terjadi barusan?"     

Maggie masih tidak mengerti apa yang dimaksud Livya. "Memangnya terjadi apa barusan?"     

Livya mengamuk, "Masih berpura-pura tidak tahu? Kakak sepupumu sudah memberitahuku! Bisa-bisanya di depan orang luar, kamu bilang aku bekerja untuk seorang bajingan pencuri mobil? Apa kamu masih memandangku sebagai bosmu?!"     

Mata Maggie melebar. "Bajingan pencuri mobil? Presdir Livya, maksudmu Presdir Sean?"     

"Presdir Sean apanya? Dia itu seorang pembohong! Kenapa kamu tidak mengeksposnya dan malah membantunya berbicara?" Livya balik bertanya.     

Maggie menjelaskan, "Presdir Livya, Kak Sean benar-benar memiliki koneksi yang sangat baik. Dia mengenal Sutradara Riri Rizal! Dia menghubungi Sutradara Riri Rizal sambil menyalakan speakerphone di depan kami, belasan orang. Selain itu, Sutradara Riri Rizal berjanji membuat tiga film untuk Sean dalam waktu tiga tahun! Asalkan aku bisa berpartisipasi di salah satu filmnya, mungkin saja aku akan langsung populer. Pada saat itu, Presdir Livya juga akan menghasilkan uang. Bukankah itu bagus?"     

Livya berjalan ke sisi Maggie dengan marah, lalu menekan-nekan dahi Maggie dengan jarinya.     

"Dasar gadis idiot! Orang-orang di seluruh negeri sudah melihatmu di dalam mobil bergoyang bersama si tuan muda kaya raya itu! Semestinya kamu bisa menyangkalnya, tapi kamu malah mengaku bahwa orang di video itu memang benar dirimu. Setelah hal seperti itu terjadi, kamu masih ingin bermain di drama Sutradara Riri Rizal? Kamu mimpi?!"     

Wajah Maggie sedikit merah. Dia merasa sangat malu ketika mengingat masa lalu itu.     

Ternyata wanita di industri hiburan benar-benar tidak boleh memiliki cacat. Begitu memiliki cacat seperti itu, kesalahan itu akan selalu diungkit, ke mana pun mereka pergi.     

Jika sejak awal tahu akan begini, dulu Maggie tidak akan tertipu oleh Yoga.     

"Aku rasa sikap Kak Sean terhadap Sutradara Riri Rizal cukup tegas dan tampaknya Sutradara Riri Rizal juga mendengarkannya. Kak Sean berjanji untuk membuatku populer. Jika dia membantuku berbicara pada Sutradara Riri Rizal, Sutradara Riri Rizal pasti tidak akan menolak!" kata Maggie.     

Livya benar-benar mengamuk hingga ingin menampar Maggie.     

"Kenapa kamu belum juga sadar?! Gadis bodoh berusia 20 tahun sepertimu tidak mengerti apa-apa! Si Sean itu pembohong! Mana mungkin dia mengenal sutradara terkenal seperti Sutradara Riri Rizal?!" maki Livya.     

Livya sangat mengamuk, "Bahkan jika saling mengenal, mana bisa dia punya kemampuan untuk meminta Sutradara Riri Rizal membuat film untuknya? Kamu tidak tahu Sutradara Riri Rizal adalah sutradara terbesar di negara kita? Bahkan jika kamu punya uang, jika kamu ingin memintanya untuk menyutradarai sebuah film, tetap saja tidak akan bisa!"     

Maggie bertanya-tanya, "Hah? Apa benar? Tetapi, banyak dari kami sudah pernah mendengar suara Sutradara Riri Rizal. Itu memang suara Sutradara Riri Rizal sendiri."     

Livya mendengus dingin. "Akhir-akhir ini, apa susahnya meniru suara seseorang? Kecuali aku melihatnya langsung, aku tidak percaya Sean benar-benar mengenal Sutradara Riri Rizal. Karena kamu sangat percaya pada laki-laki bernama Sean itu, buatlah janji dengannya besok dan katakan kalau aku ingin bertemu dengannya!"     

"Aku ingin lihat dia berani datang atau tidak! Bocah itu hanya membohongi gadis kecil yang tidak pernah kuliah dan baru saja dewasa! Jika dia bertemu denganku, dia bahkan tidak akan berani berbicara omong kosong!" tukas Livya.     

Maggie berpikir sejenak. Meskipun masih muda, dia juga tidak begitu bersekolah. Perusahaan merekrutnya saat berusia 16 tahun. Setiap harinya, selain menari, dia hanya belajar menyanyi. Tetapi, dia merasa Sean adalah orang yang sangat kuat dan tidak akan berbohong padanya.     

"Oke. Aku akan membantu Presdir Livya membuat janji!"     

———     

Setelah Sean dan Maureen pulang, Sean langsung mandi. Hari ini Maureen setuju Sean tidur dengannya di kamar yang sama, jadi bagaimanapun juga, Sean harus wangi..     

Sean tidak membawa ponsel ke kamar mandi. Pada saat ini, Maggie menelepon. Setelah Maureen melihatnya, dia mengambil ponsel Sean, lalu datang ke pintu kamar mandi dan mengetuk pintu.     

"Sayang, teleponmu."     

"Siapa yang menelepon?" tanya Sean.     

"Dari Maggie si selebriti itu," jawab Maureen.     

Saat makan tadi, Maggie melemparkan dirinya pada Sean. Sean tidak ingin Maureen salah paham tentang hubungannya dengan Maggie, jadi dia berkata, "Sayang, tolong kamu saja yang mengangkat teleponnya."     

"Oke."     

Hati Maureen terasa hangat karena Sean memintanya untuk menerima telepon. Itu artinya Sean tidak memiliki hubungan apapun dengan selebriti itu.     

"Halo."     

"Apakah ini istri Presdir Sean? Halo, saya Maggie. Kita baru saja bertemu."     

"Saya tahu. Nona Maggie, Sean sedang mandi sekarang. Bagaimana kalau Nona menghubunginya lagi nanti? Atau, jika ada hal mendesak, Nona juga bisa menyampaikannya pada saya."     

"Baik. Nyonya Sean, bos perusahaan kami, Presdir Livya Yaslin, ingin mengundang Presdir Sean untuk makan siang besok. Apakah Presdir Sean ada waktu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.