Ingin Kukatakan Sesuatu

Sean adalah Pembohong!



Sean adalah Pembohong!

0"YS Pictures?"     
0

Jerry berpikir untuk waktu yang lama, tetapi tidak mengingat film dan berita apa pun tentang YS Pictures. Lalu, dia memandang teman-teman lain.     

"Teman-teman, apa kalian pernah mendengar tentang perusahaan YS Pictures? Apa aku yang kurang berpengetahuan? Kenapa aku tidak memiliki kesan pada nama ini sama sekali?"     

Teman-teman lain tak kalah kebingungan.     

"Aku juga belum pernah mendengarnya. Memang ada YS Group, tetapi bukankah perusahaan itu bergerak dalam bidang pengiriman ekspres?"     

"Aku sering menonton film. Pada dasarnya, aku memperhatikan siapa produsernya setiap menonton film. Aku jamin dalam lima tahun terakhir, belum ada film dengan box office lebih dari 400 miliar yang terkait dengan YS Group!"     

"Benar! Aku rasa YS Group mungkin perusahaan kecil. Jika tidak, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak pernah mendengarnya."     

Jerry menanyai Sean lagi, "Sean, karena perusahaanmu memiliki begitu banyak orang-orang besar, perusahaanmu pasti sudah terdaftar, kan? Apa kode sahamnya? Terdaftar di mana saham perusahaannya?"     

Sean kembali membalikkan keadaan. "Pasti sudah didaftarkan. Hanya saja, bukan YS Pictures-ku yang didaftarkan, melainkan anak perusahaan dari YS Group. Produser film juga menulis nama anak perusahaanku, jadi tidak mengherankan jika kalian belum pernah mendengar tentang YS Group."     

Para teman sekelas laki-laki dan Jerry terdiam beberapa saat. Tidak disangka-sangka, rupanya Sean benar-benar pandai mengelak. Dia mengatakan bahwa perusahaan perfilman dan televisi yang memproduksi semua film laris adalah anak perusahaannya! Ini terlalu membual!     

Jerry kembali mengamuk, "Sean, berhentilah berpura-pura! Aku lihat perusahaan YS Pictures ini sama sekali tidak ada di Indonesia! Kalau kamu punya nyali, kirimkan foto perusahaanmu untuk kami lihat!"     

Sean tersenyum dan menjelaskan, "Di Indonesia memang tidak ada karena aku mendaftarkan perusahaan ini di luar negeri. Perusahaan ini tidak memiliki entitas, bahkan kantor, tapi ada izin usaha. Sementara, saham dari anak perusahaan perfilman dan televisi domestik dengan entitasnya, semuanya sudah dipindahkan ke YS Pictures di luar negeri. Jadi meskipun YS Pictures-ku hanya memiliki satu izin usaha, aku memiliki kepemilikan dan hak kendali atas perusahaan perfilman dan televisi domestik ini."     

Begitu Sean mengucapkan kata-kata ini, semua orang tertegun untuk sementara waktu.     

Salah satu dari mereka yang juga berbisnis pun berbisik pada Jerry, "Ketua Kelas, situasi yang dikatakannya sangat mungkin terjadi. Banyak bos besar melakukan ini untuk menghindari pajak."     

Jerry menggertakkan giginya. Tentu saja dia tahu situasi ini sangat biasa terjadi, tetapi dia tidak percaya apa yang dikatakan Sean itu benar.     

Persetan! Dia membodohi kita dengan semua kata-katanya!     

Jerry sangat marah. Dia jelas bisa melihat bahwa apa yang dikatakan Sean bohong. Sean sama sekali bukan bos besar perusahaan perfilman dan televisi.     

Akan tetapi, Sean terlalu licik. Tidak peduli seberapa keras Jerry berusaha mempersulitnya, Sean dapat menemukan cara untuk menghadapinya Selain itu, dia juga membuat orang tercengang-cengang. Lagi pula, teman-teman sekelas perempuan ini semuanya sudah percaya.     

Sean lahir dari keluarga dengan harta ratusan triliun. Dia tahu tentang semua bisnis dan pasar, baik aturan yang tertulis maupun tidak tertulis. Jika dia bahkan tidak dapat membodohi orang awam, dia tidak pantas menerima tantangan pelatihan pengalaman bisnisnya.     

Tidak lama kemudian, reuni kelas ini pun berakhir dengan bahagia, dengan pusat perhatian semua orang yang tertuju pada 'Sean'. Karena Ketua Kelas Jerry sudah sudah membayar tagihan, dia tanpa sadar menyelamatkan Sean dari membayar tagihan karena Sean memang tidak membawa uang tunai.     

"Teman-teman, aku pergi dulu. Kalian hati-hati di jalan."     

Maureen memegang Sean dengan satu tangan dan melambaikan tangan pada semua orang dengan tangan lainnya.     

"Bye-bye, Kak Maureen! Jika ada waktu, kita kumpul-kumpul lagi, ya?"     

"Presdir Sean, Kak Maureen, sampai jumpa."     

"Presdir Sean, ketika film perusahaan Anda yang berikutnya keluar, Anda harus memberitahu kami, ya!"     

Sepuluh teman sekelas ini menjadi sangat sopan dan memuja Maureen dan Sean.     

Sean meminta John kemari menjemput mereka. John membuka pintu, sementara Sean meraih tangan Maureen dan masuk ke kursi penumpang bagian belakang mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Maureen menepuk Sean dengan tangan kirinya.     

"Sayang, kamu bilang, kamu bos YS Pictures. Itu bohong, kan?"     

Sean tidak menyangkal, tetapi membalas sambil tersenyum, "Jangan-jangan kamu merasa aku bahkan tidak bisa menjalankan perusahaan perfilman dan televisi?"     

"Tentu saja aku tahu kamu bisa. Hanya saja, kamu sama sekali tidak menandatangani kontrak kosong dengan Sutradara Riri Rizal, kan? Bukankah kamu baru mendapatkan kontaknya dari Kak Tian di hari pernikahan?"     

Sean menepuk punggung tangan Maureen dan berkata sambil tersenyum, "Sayang, entah itu sungguhan atau palsu, kamu tidak perlu memedulikannya. Aku melakukan ini karena ada tujuannya. Kamu hanya perlu tahu kalau aku akan menipu semua orang di luar sana, tapi aku tidak akan pernah menipumu."     

Tiba-tiba Maureen baru terpikir akan sesuatu.     

"Apakah… karena pelatihan pengalaman bisnis?"     

Sean tidak menyembunyikannya dari Maureen dan mengangguk. Maureen pun memegang tangan Sean semakin erat.     

"Suamiku, aku sangat senang kamu akhirnya melakukan hal yang serius. Aku akan selalu mendukungmu!"     

———     

Pada saat ini, teman-teman sekelas perempuan memanggil taksi atau memesan taksi online, kemudian pergi satu per satu. Hanya Jerry dan teman sekelas laki-laki lainnya yang masih berdiri dengan linglung di pintu.     

Jerry masih tidak mau mengaku kalah. Dia sudah dengan susah payah berhasil mendapatkan posisi Direktur Kepala Departemen dan berniat untuk berpura-pura hebat di depan teman-teman sekelasnya. Tanpa diduga, semua pusat perhatian hari ini dirampok oleh Sean. Akan tetapi, yang menjengkelkan adalah, orang yang membayar tagihan tetaplah Jerry.     

"Aku menghabiskan uang bukan untuk membiarkannya berpura-pura hebat!"     

Yang paling penting adalah Sean tidak benar-benar mampu dan semua yang diucapkannya hanya bualan.     

Tepat ketika Jerry sedang mengamuk, teman sekelas laki-laki lain di sampingnya merasa ada yang tidak beres ketika melihat bagian belakang mobil yang ditumpangi Sean dan Maureen.     

"Jerry, ada yang salah dengan Cadillac suami Maureen," kata teman sekelas laki-laki itu.     

"Apa yang salah?" tanya Jerry.     

Teman sekelas laki-laki itu berkata, "Mobil ini sepertinya bukan miliknya. Itu mobil seorang temanku yang dicuri di bandara."     

"Apa?" Jerry terkejut.     

Semua orang di Bogor tahu bahwa beberapa waktu lalu, sejumlah besar mobil dicuri dan dirampok di dekat bandara. Mobil yang dikendarai John adalah mobil yang berasal dari bandara hari itu.     

Setelah kejadian itu, Sean memerintahkan John untuk mengembalikan mobil tersebut pada pemiliknya. John pun berinisiatif menghubungi pemilik mobil dan menawarkan kompensasi padanya. Tetapi, si pemilik mobil malah berkata, "Kak, aku sudah tidak mau mobil ini lagi. Ini untuk Kakak saja. Aku berharap bisa berteman dengan Kakak!"     

Pemilik mobil itu tidak kekurangan uang. Di rumahnya terdapat banyak mobil. Ketika melihat saat-saat kemunculan John bersama orang-orangnya, dia langsung tahu betapa kuatnya John dan juga cukup mengaguminya. Jadi, John selalu mengendarainya.     

Jerry sangat marah dan langsung memaki, "Sial! Apa aku bilang? Suami Maureen itu pembohong! Bahkan mobilnya mobil curian!"     

Teman sekelas laki-laki lain menghela napas. "Hah… Mau bagaimana lagi? Satu mulutnya saja sudah membuatnya bisa menikahi dewi yang sudah kita damba-dambakan selama belasan tahun. Jika ada yang harus disalahkan, salahkan saja kita yang terlalu jujur."     

Jerry semakin marah. "Aku tidak akan pernah membiarkan si pembohong ini terus berpuas diri!"     

Setelah berbicara, Jerry berbalik dan kembali ke Blink of Eye     

"Jerry, kenapa kamu kembali lagi?"     

"Aku akan pergi menemui Maggie dan meminta nomor telepon Presdir Livya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.