Ingin Kukatakan Sesuatu

Presdir Sean yang Mendominasi!



Presdir Sean yang Mendominasi!

0Agar Sean dapat menyelesaikan pelatihan pengalaman bisnis ini, dia harus berbohong secara ekstrem. Dia harus membuat semua orang percaya pada identitasnya sebagai 'bos besar bisnis industri dunia hiburan'. Dia tidak akan membiarkan siapapun menemukan kekurangannya.     
0

Sean berkata dengan tenang, "Ada dua sutradara terbaik di negara ini, Sutradara Riri Rizal dan Sutradara Hanung Bramanta. Di antara sutradara baru, ada Sutradara Aditya Achmad, sutradara film pendek berjudul 'Kado'. Di Jepang ada Takeshi Kitano, di Korea Selatan ada Lee Eungbok dan Choi Donghun, dan di Amerika Serikat ada James Cameron dan Christopher Nolan."     

Mendengar ini, semua orang membuka mulut lebar-lebar. Nama-nama setiap sutradara yang Sean sebutkan adalah sutradara papan atas yang terkenal di dunia. Satu-satunya yang paling tidak terkenal adalah Sutradara Aditya Achmad. Dia masuk kompetisi film pendek Orizzonti, The 75th Venice International Film Festival 2018, festival film bergengsi dan tertua di dunia.      

Jerry tidak bisa tenang sama sekali.     

"Omong kosong! Omong kosong! Benar-benar omong kosong! Kamu itu hanya membual seenakmu saja! Kamu anggap kami semua anak berusia tiga tahun?! Sutradara-sutradara besar ini semuanya berada di bawah perusahaanmu? Kamu memperlakukan kami sebagai orang bodoh? Hah?!"     

Sean menjawab dengan datar, "Sutradara-sutradara besar ini sudah menandatangani kontrak kosong dengan perusahaan kami. Beberapa dari mereka temanku dan ada beberapa dari mereka yang memiliki hubungan kerja sama denganku. Memang tidak bisa dibilang mereka semua bawahanku. Tapi, jika aku meminta mereka untuk membuat film, mereka juga akan melakukannya dengan patuh."     

Jerry tidak tahan lagi dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, "Tukang omong kosong!"     

"Ketua Kelas, tenangkan dirimu."     

Seorang teman sekelas laki-laki segera menenangkan Jerry karena melihat wajah Maureen sedikit tidak senang. Tidak peduli seberapa baik kondisi Jerry sekarang, dia masih tidak ada bandingannya dengan keluarga Susetia. Seseorang harus sadar posisinya sendiri jika ingin mencari gara-gara. Maureen akan sangat tidak senang jika Jerry berbicara seperti ini pada suaminya.     

Jerry mengamuk, "Aku sudah tidak tahan dengan omong kosongnya ini!"     

"Dasar pembual! Tidak memiliki kemampuan sama sekali dan hanya mengandalkan mulutnya untuk membujuk bunga kelas kami! Lalu, sekarang ingin menipu kami? Kamu bilang para sutradara ini semuanya mendengarkanmu. Kalau begitu, buktikan pada kami! Hubungi dan perlihatkan pada kami!" tantang Jerry.     

Apa sulitnya melakukan panggilan telepon? Sejak awal Sean sudah memiliki nomor ponsel James Cameron, Nolan, dan Takeshi Kitano.     

Sean mengangkat ponselnya, menatap Jerry yang marah, dan bertanya tanpa beban, "Bagaimana bahasa Inggrismu? Atau, kamu mengerti bahasa Korea dan Jepang?"     

Jerry tiba-tiba berhenti berbicara. Bahasa selalu menjadi kelemahannya. Dia tidak belajar bahasa Inggris dengan baik, apalagi bahasa lain.     

Sean menggelengkan kepalanya. "Lupakan saja. Aku akan menghubungi sutradara dalam negeri agar jangan sampai kalian bahkan tidak mengerti pembicaraan kami."     

Terakhir kali saat kedatangan kakak tertua Sean, Tian Yuwono, Sean hendak menghubungi Sutradara Riri Rizal dan Sutradara Hanung Bramanta karena ingin membantu Jennifer. Akhirnya Sean menghubungi Sutradara Riri Rizal yang terkenal, kemudian menyalakan speakerphone agar semua orang dapat mendengar.     

Sutradara Riri Rizal menjawab telepon dan sangat terkejut Sean menghubunginya. Dia buru-buru menjawab, "Astaga, Presdir Sean?! Apa perintah Anda?"     

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin Kakak menerjemahkan, apa yang disebut dengan kejutan?" tanya Sean.     

Sutradara Riri Rizal segera tertawa, kemudian menjawab, "Yang seperti ini masih butuh diterjemahkan? Kejutan, ya kejutan!"     

"Aku mau Kakak menerjemahkannya untuk aku dengar sekarang. Apa yang disebut kejutan?"     

"Tidak perlu diterjemahkan. Pokoknya ini kejutan! Memang kamu tidak mengerti apa itu kejutan?"     

Sean berkata, "Aku ingin Kakak menerjemahkannya untukku. Apa yang disebut kejutan?"     

Sutradara Riri Rizal bersikeras, "Namanya juga kejutan!"     

"Terjemahkan untukku! Apa yang disebut kejutan? Apa yang disebut kejutan!"     

Sutradara Riri Rizal akhirnya menjawab, "Kejutannya adalah dalam tiga tahun, aku akan membuat tiga film untukmu. Naskah dan pemainnya, kamu yang putuskan!"     

"Oh, Kak! Ternyata ini kejutannya? Kalau begitu, adikmu ini akan menunggumu selama tiga tahun," balas Sean, kemudian menutup telepon.     

Di tempat kejadian, Maureen dan sepuluh teman sekelasnya semua tercengang.     

Seorang teman sekelas perempuan yang tidak mengerti apa yang Sean dan Sutradara Riri Rizal bicarakan pun bertanya, "Maureen, apa ada yang salah dengan suamimu? Apa yang baru saja dia bicarakan?"     

Maureen tersenyum dan menjawab. "Bodoh. Dia mengutip kalimat dari film."     

Paragraf tadi sebenarnya adalah dialog klasik dalam film terkenal Sutradara Riri Rizal. Kecuali seorang teman sekelas perempuan ini, semua orang telah menontonnya.     

Jerry sudah menonton film ini tidak kurang dari sepuluh kali. Sutradara Riri Rizal adalah sutradara dalam negeri favoritnya, jadi dia bisa langsung mengenal suaranya.     

"Be… Benar-benar Sutradara Riri Rizal!" Jerry terkejut dan tercengang.     

Teman sekelas laki-laki lainnya mulai memuji Sean.     

"Sinting! Orang ini luar biasa! Dia benar-benar mengenal Sutradara Riri Rizal. Suara dan nada yang mendominasi ini, pasti suara Sutradara Riri Rizal!"     

"Tidak hanya mengenalnya, tapi ada sangat sedikit orang di Indonesia yang berani berbicara seperti ini pada Sutradara Riri Rizal, jadi mungkin dia benar-benar orang hebat di industri perfilman dan televisi."     

"Luar biasa! Ampun, ampun!"     

Pada saat ini, Sean sendiri sangat bangga dan sangat puas.     

Maggie melihat Sean dan Sutradara Riri Rizal benar-benar mengenal satu sama lain. Sutradara Riri Rizal juga setuju membuat film untuk Sean, dan Sean lah yang akan memutuskan para pemainnya. Sebagai bintang wanita yang popularitasnya sedang menurun, bagaimana mungkin Maggie tidak memanfaatkan kesempatan seperti itu?     

Maggie langsung melompat ke arah Sean dan berkata dengan genit, "Presdir Sean, Anda harus mengizinkan saya memainkan film Sutradara Riri Rizal. Saya mohon… Saya ini penggemar berat Sutradara Riri Rizal. Saya artis di bawah naungan Anda, jadi Anda tidak boleh tidak memedulikan saya…!"     

Sean melirik Maureen karena takut istrinya itu akan cemburu. Dia mendorong Maggie menjauh darinya terlebih dahulu, kemudian berkata, "Maggie, jangan khawatir. Bukankah dari awal aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan membantumu dan menjadikanmu bintang film terkenal di dunia?"     

Maggie melompat kegirangan. "Terima kasih, Presdir Sean! Hidup Presdir Sean! Presdir Sean benar-benar bos terbaik dan terkuat di industri hiburan!"     

Teman-teman sekelas Maureen lainnya turut mengangkat gelas mereka satu demi satu.     

"Presdir Sean, saya benar-benar minta maaf untuk yang baru saja terjadi. Saya tidak tahu kalau Anda begitu hebat. Mohon maafkan saya."     

"Presdir Sean, saya bersulang untuk Anda. Saya teman sebangku Maureen. Kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Saya berharap ke depannya kita bisa sering berkomunikasi."     

Sean menunjukkan rasa hormat pada teman sekelas Maureen. Dia mengambil gelas alkoholnya, lalu minum bersama mereka. Maureen juga tersenyum karena sangat senang Sean bisa menaklukkan teman-teman sekelas SMP-nya.     

"Tidak mungkin… Tidak mungkin…"     

Semua orang bersulang untuk Sean, sementara hanya Jerry yang masih tercengang. Jerry masih merasa semua ini palsu.     

"Sean, karena perusahaanmu sangat luar biasa sehingga bahkan sutradara besar seperti Sutradara Riri Rizal dapat masuk, nama perusahaanmu pasti tidak asing dan seharusnya banyak orang mengetahuinya. Apa nama perusahaanmu?" tanya Jerry.     

Sean masih ingin dinamai menurut namanya sehingga dia menjawab, "YS Pictures!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.