Ingin Kukatakan Sesuatu

Mempermalukan Sean?



Mempermalukan Sean?

0"Maggie? Hahahaha…"     
0

Jerry tidak bisa menahan tawanya begitu mendengar nama ini. Bisa-bisanya Sean bilang sepupu Jerry adalah artis di bawah naungan perusahaannya. Tentu saja Jerry langsung kegirangan setengah mati. Ternyata suami Maureen hanyalah seseorang yang suka membual. Selain itu, omongannya yang hanya bualan belaka itu langsung terekspos di tempat.     

Jika Sean menyebutkan selebriti lain, Jerry mungkin tidak dapat membuktikan apakah yang dia katakan itu benar atau salah. Tapi, Maggie yang Sean katakan adalah sepupu Jerry. Selain itu, dia ada di ruang sebelah.     

Jerry tersenyum dan bertanya, "Kawan, kamu bilang Maggie artis di bawah naungan perusahaanmu? Apa kamu tidak salah?"     

Hari ini adalah langkah pertama Sean dalam memulai pelatihan pengalaman bisnisnya. Dia ingin semua orang percaya bahwa dia adalah bos besar bisnis industri dunia hiburan.     

Sean berkata dengan tenang, "Tentu saja tidak salah. Kalau kamu tidak percaya, lain kali aku bisa memanggilnya untuk dikenalkan padamu."     

"Pfft…"     

Salah satu teman sekelas laki-laki tidak bisa menahan tawanya. Sementara di bawah meja, Maureen menarik pakaian Sean, memberi isyarat agar dia jangan berbicara lagi..     

Maureen dan Sean selalu bersama siang dan malam, jadi dia tahu Sean tidak pernah membuka perusahaan perfilman dan televisi. Perusahaan yang dibukanya sebelumnya juga berada di industri layanan pengiriman ekspres. Selain itu, setelah aset Sean dibekukan, kepemilikan perusahaan sudah dipindah tangankan dan Sean sudah mengundurkan diri.     

Jerry tidak bisa menahan tawanya dan berkata, "Tidak usah repot-repot begitu! Dia ada di ruangan sebelah. Aku akan langsung memanggilnya kemari."     

Sambil berkata, Jerry mengambil iPhone 11-nya.     

Pada saat ini, tiba-tiba Maureen berkata, "Ketua Kelas, jangan begini…."     

Maureen tidak ingin melihat Sean dipermalukan. Karena Maureen sudah memohon bagi Sean, Jerry mau tidak mau mendengarkannya.     

Jerry pun meletakkan ponselnya dan berkata pada Sean, "Kami semua menghormati Maureen. Bukan hanya karena latar belakang keluarganya lebih baik dari kami, tetapi juga karena dia telah memperlakukan kami, teman sekelasnya, seperti sahabatnya selama belasan tahun."     

"Sean, demi Maureen, aku tidak perlu memanggil Maggie untuk mempermalukanmu, tapi bualanmu ini membuat kami muak. Begini saja. Minum tiga gelas alkohol ini berturut-turut saja!" kata Jerry lagi.     

Teman sekelas laki-laki lainnya menimpali, "Aku paling benci pembual. Setidaknya mabuklah dulu sebelum menyombongkan diri! Kamu belum minum segelas pun, tapi sudah membual! Menurutku, setidaknya kamu harus minum lima gelas berturut-turut."     

Minum tiga gelas alkohol ini berturut-turut? Jika itu orang lain, orang itu pasti akan segera pingsan dan muntah. Meskipun Sean pandai minum, atas dasar apa dia membiarkan orang lain memberinya pelajaran seperti ini?     

Sean paling benci orang-orang yang bersekongkol menyuruh seseorang untuk minum. Seolah-olah Sean adalah bawahan Jerry saja sehingga jika dia ingin Sean minum, Sean harus minum.     

Sean tersenyum. "Menyuruhku minum tiga gelas berturut-turut? Haha. Meskipun aku juga sangat suka minum, saat aku tidak ingin minum, Jangan harap ada yang bisa menyuruhku minum seteguk pun! Kamu bilang Maggie ada di ruang sebelah? Apa benar?"     

Seorang teman sekelas perempuan menjawab, "Benar. Dia sepupu jauh Ketua Kelas Jerry. Barusan dia datang bersulang bersama dengan kami."     

Tadi Sean hanya asal menyebut nama Maggie karena di antara para artis di industri hiburan ini, dia hanya mengenal Maggie. Sebelumnya, karena masalah Maggie dan Yoga, Sean menangkap Maggie dan menggunakan sebuah rumah di Mount Ville untuk membuatnya bersaksi melawan Yoga.     

Jerry tersenyum dan berkata, "Kamu tidak menyangka akan begitu kebetulan seperti ini, kan? Menurutmu, salah siapa kamu bersikeras menyebut nama adik sepupuku? Haha. Jika kamu mengganti nama selebriti yang kamu sebut untuk membual, kamu tidak akan langsung tertampar seperti ini! Haha."     

"Karena Maggie ada di sebelah dan dia juga sepupumu, kalau begitu panggil saja dia kemari," kata Sean.     

Jerry terkejut. "Kamu yakin? Kamu benar-benar berani bertemu dengannya?"     

Sean tersenyum dan membalas, "Omong kosong! Aku bosnya. Kenapa aku harus takut bertemu dengannya? Justru dia yang seharusnya tidak berani bertemu denganku. Gadis kecil ini,memiliki jadwal kerja yang sangat padat, tapi bisa-bisanya dia masih punya waktu untuk datang dan makan di sini."     

Jerry tersenyum. "Oke. Karena kamu yang memintanya, maka jangan salahkan aku."     

Jerry mengambil ponselnya lagi dan menghubungi Maggie, "Adik Sepupu, tolong datang sebentar. Cepat sedikit, ya!"     

Dalam dua menit, Maggie mendorong pintu ruang pribadi lagi dan berjalan masuk. Dari ekspresi wajahnya, bisa dilihat bahwa dia masih sangat tidak senang. Sebagai seorang bintang, hal yang paling menyebalkan adalah diseret untuk menemani orang minum.     

Begitu Maggie masuk, dia mendapati tiba-tiba ada tambahan satu orang pria. Ketika melihat lebih seksama, dia sontak terkejut!     

"Pre… Pre… Pre…" Maggie menjadi tergagap.     

Begitu melihat Maggie, Sean berkata, "Maggie, jangan panggil aku Presdir Sean ketika berada di luar. Panggil aku Kak Sean saja."     

Maggie buru-buru memanggil, "Kak Sean."     

Jerry menyadari bahwa setelah Maggie melihat Sean, wajahnya terkejut sekaligus takut. Maggie juga tampak sangat menghormati Sean.     

Wajar jika Maggie takut pada Sean. Terakhir kali bertemu, Sean mengutus orang untuk menangkap Maggie dan membuatnya takut setengah mati. Dia bahkan mengira Sean ingin tidur dengannya. Namun, Maggie tidak hanya hormat pada Sean, tetapi juga bersyukur! Karena Sean memberinya sebuah rumah di Mount Ville senilai 400 miliar.     

Popularitas Maggie sudah anjlok sejak insiden 'mobil bergoyang' sehingga kemunculannya di acara komersial dan iklan juga sangat menurun drastis. Karena itu, Maggie menjual rumah itu untuk mendapatkan uang. Bahkan meski sekarang tidak ada yang iklan atau pun pekerjaan, dia tidak khawatir dengan masa depannya.     

Bisa dibilang Sean merupakan penyelamat Maggie. Apa pun yang Sean suruh Maggie lakukan, asalkan dia bisa melakukannya, dia pasti akan melakukannya.     

Jerry buru-buru bertanya, "Maggie, kawanku yang bernama Sean ini bilang dia bosmu. Apa itu benar? Seingatku, bukankah bosmu seorang wanita yang bernama Livya Leksmana?"     

Sean tersenyum dan berkata, "Presdir Livya yang kamu sebutkan itu bekerja untukku. Aku lah bos sebenarnya di belakang layar. Bukankah begitu, Maggie?"     

Maggie tertegun sejenak. Dia sangat pintar, jadi dia langsung mengerti apa yang sedang terjadi. Jerry memanggil dirinya bukan untuk memintanya menemani mereka minum-minum, melainkan menyuruhnya untuk membuktikan identitas Sean.     

Pada saat ini, Jerry dan Sean sama-sama memandang Maggie, menunggunya memberikan jawaban. Di satu sisi, Jerry adalah sepupu jauh yang tidak terlalu akrab. Sementara di sisi lain, Sean adalah penyelamat yang telah memberinya 400 miliar. Tentu saja Maggie akan memilih untuk membantu Sean!     

Setelah ragu sejenak, Maggie segera menjawab, "Hm. Benar! Presdir Livya juga bekerja untuk Presdir Sean! Bos kami yang sebenarnya adalah Presdir Sean!"     

Jerry dan yang lainnya, termasuk Maureen, semuanya tercengang.     

Sean… benar-benar bos besar sebuah perusahaan industri hiburan? Bagaimana bisa begini…     

Maureen sangat bingung. Padahal, tadi dia mengkhawatirkan Sean karena takut Sean akan membuat dirinya diperolok di depan semua orang.     

Jerry tidak percaya apa yang Sean dan Maggie katakan. Dia memiliki hubungan yang biasa-biasa saja dengan si adik sepupunya ini. Mungkin saja adik sepupunya ini memiliki hubungan dengan Sean sehingga keduanya sengaja menipu mereka!     

Jerry kembali bertanya, "Sean, kamu bilang kamu bos besar sebuah perusahaan perfilman dan televisi. Perusahaanmu pasti sudah menandatangani kontrak dengan banyak sutradara, kan? Siapa saja? Coba sebutkan beberapa!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.