Ingin Kukatakan Sesuatu

Reuni Teman Sekelas Maureen!



Reuni Teman Sekelas Maureen!

0Setelah Sean dan Maureen menikah, mereka belum pergi berbulan madu. Ditambah lagi dengan insiden Sean yang sudah salah paham pada Maureen. Kebetulan besok ulang tahun Maureen, jadi Sean ingin menggunakan kesempatan ini untuk menebusnya. Namun, Maureen menolak.     
0

"Besok reuni teman sekelas SMP-ku. Aku sudah membuat janji dengan mereka."     

Reuni teman sekelas? Tepat di hari ulang tahun Maureen?     

"Oh." Karena Maureen sudah berjanji pada orang lain, Sean tidak bisa berkata-apa. Dia pun bertanya, "Pesan di restoran mana?"     

"Blink of Eye, sebuah restoran bertema sekolahan," jawab Maureen.     

Sean mengangguk. "Oke. Kalau begitu, pergilah ke reuni sekolah."     

Sean sedikit kecewa. Pada hari yang penting seperti hari ulang tahunnya, bisa-bisanya Maureen setuju untuk pergi ke reuni kelas.     

Pasti Maureen setuju pergi ke sana ketika Sean meninggalkan Maureen dalam dua hari terakhir. Jika tidak, mengingat betapa cintanya Maureen pada Sean, dia tidak akan pernah memberikan hari ini pada teman-teman SMP-nya yang tidak terlalu dekat dengannya.     

Setelah itu, Sean memberi perintah pada John untuk mengirim grand piano ke restoran yang disebut 'Blink of Eye' ini sebelum besok sore. Sean berencana untuk juga menghadiri reuni kelas Maureen dan memberinya kejutan. Pada hari yang penting seperti hari ulang tahun, bagaimana mungkin Sean, sebagai seorang suami, tidak berpartisipasi?     

———     

Keesokan harinya pada pukul 6 sore, Maureen muncul di restoran 'Blink of Eye' dengan mengenakan jaket dan celana jeans sederhana. Ini restoran bertema sekolahan dan sama sekali bukan tempat yang mewah. Selain itu, hari ini adalah reuni kelas. Maureen tidak mengenakan gaun atau sepatu hak tinggi, tetapi hanya berdandan dengan sangat biasa.     

Bagaimanapun, penampilan Maureen terlalu anggun. Bahkan jika dia mengenakan pakaian biasa, dia masih bisa menarik banyak perhatian. Selama 20 tahun, Maureen sudah terbiasa dengan pandangan orang-orang yang lewat. Jadi, dia sudah sejak lama sama sekali tidak mempermasalahkannya.     

Hal yang membuat Maureen tidak menyangka adalah saat masuk ke restoran, sepertinya semua orang berhenti menatapnya dan malah menatap seorang wanita di depannya. Maureen pun melirik gadis di depannya dengan heran.     

Temperamen dan sosok tubuhnya baik. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Maureen, dia masih termasuk cantik. Apalagi, gadis ini masih sangat muda. Setidaknya empat atau lima tahun lebih muda dari Maureen.     

Apa aku yang sudah tua hingga tidak bisa dibandingkan dengan gadis-gadis muda?     

Maureen merasa pandangan semua orang tertuju pada gadis di depannya dan bukan dirinya. Dia mengira alasannya karena dia sudah menjadi 'tante tua'.     

Lagi pula, gadis kecil yang lahir pada tahun 2000 sekarang sudah dewasa. Sosok tubuhnya juga sudah berkembang. Setelah berdandan, ada pesona wanita dewasa, kemurnian dan keunikan yang menyegarkan pada gadis-gadis muda itu.     

Wanita yang hampir berusia 30 tahun seperti ini, tidak peduli mau dirawat bagaimanapun juga, tidak akan bisa dibandingkan dengan gadis-gadis muda itu.     

Maureen juga seorang wanita yang sangat memperhatikan kecantikan dan perawatan. Seperti wanita cantik lainnya, tentu saja dia juga takut akan mengalami penuaan.     

Setelah melihat lebih dekat pada pandangan dan obrolan orang yang lewat, Maureen merasa bahwa mereka tidak hanya sekedar sedang melihat seorang wanita cantik saja. Gadis di depan Maureen sepertinya seorang selebriti!     

"Lihat! Bukankah itu bintang idola? Maggie Wihardja!"     

"Siapa Maggie Wihardja? Penyanyi atau pemain film? Dia jadi perwakilan merek apa?"     

"Dia wanita yang diekspos media dan mengejutkan Banten dengan kasusnya bersama tuan muda generasi kedua. Itu menjadi berita utama saat itu!"     

"Oh, aku ingat! Sepertinya putra keluarga Liono Secepat Kilat Express di Banten."     

"Bukankah masalah ini akhirnya sudah diklarifikasi? Maggie juga korban yang ditipu Yoga si tuan muda kaya raya generasi kedua itu."     

"Haha. Kalau menurutku, dia bukan korban. Kenapa dia tidak tertipu olehku? Jujur saja, pasti itu karena keserakahannya akan uang!"     

"Pelan sedikit! Jangan sampai kedengaran!"     

"..."     

Maureen melambat dan mendengarkan obrolan orang-orang sepanjang jalan. Baru saat itulah dia tahu bahwa gadis di depannya adalah bintang idola populer, Maggie Wihardja. Di usia Maureen, dia sudah lama berhenti mengikuti pemberitaan seputar selebriti. Belum lagi, dia belum pernah mendengar tentang selebriti yang lebih muda darinya.     

Tidak lama kemudian, mereka berdua pergi ke ruang pribadi masing-masing.     

Ketika Maureen tiba di ruang pribadi, semua teman-teman sekelasnya sudah ada di dalam. Reuni teman sekelas ini bukan reuni teman sekelas, melainkan reuni kecil-kecilan. Ditambah dengan Maureen, hanya ada sepuluh orang.     

SMP Maureen adalah sekolahan seperti orang biasa. Teman-teman sekelasnya ini memiliki latar belakang keluarga yang layak, tetapi tidak ada dari mereka yang sampai setingkat dengan keluarga Susetia. Bisa dibilang di mata mereka, Maureen adalah tuan putri yang menyendiri dan seseorang yang ingin mereka dekati.     

Sepuluh teman sekelas yang datang ke sini semuanya siswa-siswi teladan di kelas. Sebagian besar teman sekelas prianya ini anak pejabat. Selain itu, beberapa tahun ini, mereka dalam kondisi yang cukup baik. Jika itu orang lain, mereka tidak akan berani mengundang nona tertua keluarga Susetia.     

Sebenarnya meskipun Maureen agak dingin, dia memperlakukan teman-teman sekelasnya dengan setara. Dia juga tidak memandang rendah teman sekelas lain atau merasa lebih unggul dari yang lain karena latar belakang keluarganya. Itu semua kesalahpahaman teman sekelasnya yang merasa rendah diri.     

"Oh! Kembang desa kelas kita datang! Semuanya, ayo berdiri dan menyambutnya!"     

Seorang pria berkacamata adalah orang yang pertama berdiri dan bertepuk tangan. Dia ketua kelas ini, namanya Jerry Sutama.     

Semua teman-teman berdiri dan menyambut Maureen. Maureen merasa tidak enak.     

"Kita semua teman sekelas, jadi jangan begini. Aku jadi tidak enak."     

Maureen melirik ke ruang pribadi. Meja di sini bukan meja bundar seperti di restoran biasa, tetapi meja persegi panjang, seperti meja di sekolah. Restoran bertema sekolahan ini juga tempat reuni sekolah sehingga sengaja dibuat seperti ini untuk mengingatkan pada masa-masa menjadi siswa. Ruang pribadi ini sangat besar dan ada piano di dalamnya.     

"Maureen, lama tidak bertemu."     

"Kak Maureen, lagi-lagi makin cantik!"     

Beberapa teman sekelas perempuan menyambut Maureen dengan ramah.     

Di antara mereka, seorang teman sekelas perempuan yang berhubungan baik dengan Maureen bertanya, "Maureen, kamu membawa kalung dan anting-anting pemberian suamimu?"     

"Kalian tidak datang ke pernikahan, jadi kalian tidak tahu kalau beberapa hari yang lalu Maureen menikah. Di pesta pernikahan, suaminya memberikan kalung dan anting-anting berlian paling mahal di dunia!"     

Beberapa teman sekelas laki-laki mulai berbicara.     

"Ada yang salah! Bukannya aku dengar suami Maureen tinggal di rumah pihak wanita?""     

"Benar! Aku juga dengar dari Liziad dan yang lainnya bahwa suami Maureen tidak punya uang dan pekerjaan. Dia bahkan tidak punya rumah di Bogor. Sekarang dia tinggal di rumah Maureen."     

Saat Maureen menikah, tidak ada teman sekolah pria yang diundang dan hanya dua teman sekelas yang ada di sini saja yang diundang. Karena itu, banyak orang tidak mengetahui keadaannya dan hanya mengetahui bahwa Maureen sudah menikah.     

Wajah Jerry si ketua kelas terlihat rumit. Ketika melihat Maureen, pandangan matanya kegirangan. Jelas tidak sesederhana hanya menganggap Maureen sebagai teman sekolah.     

"Maureen, apa pekerjaan suamimu? Beritahu kami. Apakah kalung dan anting-anting paling mahal di dunia itu benar-benar miliknya?"     

Jerry sangat ingin tahu tentang suami Maureen!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.