Ingin Kukatakan Sesuatu

Menyelesaikan Pelatihan Pengalaman Bisnis!



Menyelesaikan Pelatihan Pengalaman Bisnis!

0Sean terkejut dan berkata, "Tuan Suhendra, bagaimana bisa Anda menebak kakak kedua saya yang melakukannya? Berapa banyak yang Anda ketahui tentang dia?"     

Suhendra tersenyum.     

"Sejak dia menculik cucu perempuan Kakek di Banten dan membawanya dengan pesawat ke tempat yang begitu jauh, hanya untuk menyuruhmu menidurinya sekali, Kakek langsung tahu Juan adalah bajingan dan manipulator di balik semua konspirasi yang terjadi ini. Sean, apa kamu tahu kenapa Juan melakukan ini padamu?"     

Sean menghela napas, lalu menggelengkan kepalanya.     

"Saya tidak tahu. Hubungan saya dengan Juan cukup baik. Meskipun kami tidak sering bertemu, dia selalu baik pada saya. Meskipun kami saudara tiri dan dia tidak menganggap saya sebagai adik kandungnya, dia juga tidak perlu sampai ingin membunuh saya. Harta keluarga kami cukup untuk kami bertujuh. Setiap orang tidak akan menghabiskannya. Sama sekali tidak ada alasan baginya untuk melakukan ini."     

Siapa sangka setelah Suhendra mendengarnya, dia tersenyum dan bertanya lagi, "Apakah kamu ingin tahu mengapa dia memperlakukanmu seperti ini?"     

Sean tercengang. Mendengar makna dari ucapan Suhendra, sepertinya dia tahu alasannya. Namun, bagaimana mungkin dia yang hanya orang luar mengetahui alasannya?     

"Anda tahu?" tanya Sean bingung.     

Suhendra mengangguk dan menjawab, "Dia ingin menyakitimu, memang untuk berkelahi denganmu, tapi bukan karena warisan harta benda, melainkan warisan rahasia keluarga Yuwono-mu!"     

Sean langsung terkejut. Si tua ini benar-benar tahu bahwa keluarga Yuwono memiliki rahasia keluarga yang tidak diketahui orang.     

Sean memikirkannya dengan saksama. Apa yang dikatakan Suhendra sangat masuk akal. Jika karena kekayaan ratusan triliun itu, Juan sama sekali tidak perlu bersaing dengan Sean karena Sean bisa memberikan berapa banyak uang yang diinginkannya.     

Tian dan Sean tidak terlalu peduli dengan uang dan mereka tidak peduli berapa banyak uang yang ada di bank karena itu hanyalah angka yang tidak ada gunanya sama sekali. Jadi, jika ingin bersaing, itu pasti persaingan yang berkaitan dengan rahasia keluarga.     

Tian memberitahu Sean bahwa Juan mungkin sudah mengetahui rahasia keluarga. Itu sebabnya Juan memiliki banyak alasan untuk menyerang Sean. Namun, semua ini urusan keluarga Yuwono, jadi Sean tidak perlu berbicara terlalu banyak dengan orang luar.     

Sean tersenyum dan berkata, "Tuan Suhendra, tampaknya Anda sangat tertarik dengan rahasia keluarga Yuwono kami. Jika saya tidak salah tebak, Anda meminta saya untuk menikahi cucu Anda hanya untuk mendapatkan rahasia keluarga Yuwono kami melalui dia, bukan?"     

Suhendra tidak merahasiakan. "Benar! Aku, Suhendra Susetia, tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan. Jika keluarga Yuwono-mu tidak memiliki rahasia yang membuatku penasaran ini dan memiliki kekuatan yang kamu miliki hari ini, jangankan kamu sudah memiliki seorang putri dengan Maureen. Bahkan jika kamu memiliki sepuluh anak dengan Maureen, Kakek juga tidak mungkin membiarkanmu menikahinya."     

"Hmph." Sean mendengus dingin. "Rupanya Anda berani mengakuinya!"     

"Kamu orang yang cerdas, jadi Kakek tidak perlu berbohong padamu. Di dunia nyata ini, normal bagi seseorang untuk menjadi egois, jadi kenapa Kakek harus menyembunyikannya?" balas Suhendra.     

Suhendra menjelaskan, "Sean, Kakek harap kamu tidak mengucilkan Kakek karena ini. Kakek hanya ingin tahu apa rahasia keluargamu. Kakek sama sekali tidak berniat merebut rahasia keluargamu. Selain itu, kita keluarga dan Sisi keturunan Kakek, yang juga keturunanmu. Tidak peduli apa rahasia keluargamu, Kakek akan berdiri di sisimu dan mendukungmu."     

"Tujuan Kakek juga sangat sederhana. Jika kamu memegang kekuatan keluarga Yuwono, jika rahasia keluarga ini bisa dimanfaatkan untuk menguntungkan keluarga Susetia kami, Kakek harap kamu dapat membantu beberapa anak Kakek dan biar mereka mengikutimu. Kakek sudah bau tanah, sekarat, dan sudah tidak akan hidup lama lagi. Kakek tidak mungkin memiliki maksud tidak baik padamu," lanjut Suhendra.     

Kata-kata Suhendra terdengar sangat tulus. Normal baginya untuk memiliki rasa ingin tahu seperti ini. Sean sendiri juga sangat ingin tahu. Sean pun mengangguk.     

"Baik, tapi saya perlu menyelesaikan semua pelatihan pengalaman yang diberikan keluarga sebelum akhirnya memenuhi syarat untuk mengetahui rahasia keluarga. Saya bahkan belum menyelesaikan pelatihan pengalaman bisnis saya. Saya tidak tahu berapa tahun lagi sampai saya bisa mendapatkan izin. Tuan Suhendra, jika Anda tidak bisa menunggu sampai hari itu, jangan salahkan saya."     

Suhendra sedikit panik. Di usianya ini, dia memiliki beberapa penyakit. Sulit untuk mengatakan apakah dia bisa menunggu.     

Sepanjang hidupnya, Suhendra telah menikmati semua jenis kemewahan, kekayaan, dan kehormatan. Sebelum dia meninggal, dia hanya ingin tahu apa rahasia Charles Yuwono. Jika tidak tahu, takutnya dia tidak akan bisa meninggal dengan tenang.     

"Sean, jangan salahkan Kakek karena berkata seperti ini padamu. Sejak kamu menyelesaikan pelatihan pengalaman tiga tahun menjadi menantu yang tinggal di rumah pihak wanita, kamu sudah terjebak urusan anak selama setahun terakhir." kata Suhendra.     

Suhendra membeberkan, "Entah terjerat dengan mantan istrimu, Giana, karena anak dan pengkhianatan. Kamu terus berkutat dengan masalah ini. Entah juga terobsesi dengan Chintia, lalu bersenang-senang dengannya. Sekarang karena masalah Maureen dan Sisi, lagi-lagi kamu memasalahkan berapa banyak laki-laki yang pernah dikencani Maureen sebelumnya."     

"Laki-laki dewasa tidak seharusnya terjerat oleh hal-hal emosional ini berlarut-larut. Kamu harus fokus pada tugas pelatihan pengalaman yang diberikan oleh keluargamu!"     

Kata-kata nasehat Suhendra memang benar. Sean juga merasa bahwa jika dia mengabaikan mantan istrinya itu sejak awal bercerai dan tidak repot-repot membalasnya, lalu berkonsentrasi pada Grup Citra Abadi dan pengalaman bisnis, sekarang mungkin dia sudah menyelesaikan tugas pelatihan pengalaman bisnis.     

Sean mengangguk. "Tuan Suhendra benar. Saya sudah memutuskan bahwa selanjutnya, saya akan berhenti memikirkan omong kosong ini dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan pelatihan pengalaman bisnis!"     

Senyum muncul di wajah Suhendra.     

"Itu baru benar! Rahasia keluarga adalah hal yang paling penting. Karena Juan tidak ragu-ragu untuk menyakiti saudara-saudaranya demi ini, itu membuktikan bahwa rahasia ini lebih menarik daripada kekayaan ratusan triliun! Asalkan kamu memiliki rahasia ini dan menjadi pewaris keluarga Yuwono, kamu dapat memiliki seluruh dunia!"     

Sean diam-diam berkata dalam hati, Begitu aku menyelesaikan pelatihan pengalaman dan mengetahui rahasia keluarga, aku akan mengerti mengapa ayah Chintia menghilang begitu lama…     

Setelah memikirkannya, Sean berkata dengan pesimis, "Sebelumnya saya juga sudah menjalani pelatihan pengalaman bisnis. YS Group saya sangat sukses, tapi saya tetap tidak mendapatkan persetujuan dari kakek saya."     

Suhendra mengangguk. "Ini wajar. Itu karena YS Group-mu mendapat tumpukan dana dalam waktu singkat dan semua perusahaan di bawahnya adalah perusahaan-perusahaan sukses yang dibangun orang lain. Kamu hanya menggunakan uang untuk mendapatkannya saja. Jika begini, tentu saja kamu tidak bisa mendapatkan persetujuan kakekmu."     

"Sean, pelatihan pengalaman bisnis yang kakekmu tugaskan untukmu tidak berarti dia ingin kamu menjadi perusahaan terbesar di negara ini atau mendapatkan keuntungan. Hal yang paling utama baginya adalah melatih kemampuanmu di dunia bisnis, mengasah karaktermu, kemampuanmu untuk menahan serangan, dan kemampuanmu untuk menemukan peluang dalam berbagai situasi," terang Suhendra.     

Suhendra melanjutkan, "Sekarang asetmu dibekukan dan kamu tidak punya apa-apa. Selain itu, kamu juga sedang diawasi. Jika kamu bisa membuat beberapa pencapaian di pasar dalam situasi ini, Kakek percaya bahwa kakekmu pasti akan sangat terkejut. Dia pasti akan mengakuimu dan memutuskan kalau kamu sudah berhasil dalam pelatihan pengalamanmu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.