Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana Punya Kesempatan?



Giana Punya Kesempatan?

0Sore itu, setelah keluar dari Laboratorium Prolab, Sean membawa Sisi ke Paradise Dreamland untuk bermain.     
0

Mereka memainkan kereta tambang tujuh kurcaci dan berkeliling dunia dongeng Peter Pan dengan pesawat ruang angkasa kecil. Di sebelah Winnie the Pooh, mereka duduk di toples madu dan berputar-putar dengan liar. Di labirin Alice in Wonderland, Sean memotret Sisi berulang kali.     

Akhirnya pada malam hari, Sisi menunggangi pundak Sean dan menyaksikan pertunjukan kembang api yang indah. Sisi mengatakan bahwa ini adalah saat paling bahagianya saat bermain. Satu-satunya yang disayangkannya adalah ibunya tidak ikut.     

———     

Keesokan siangnya, Sean membawa Sisi kembali ke Bogor. Awalnya dia masih ingin bersenang-senang di Banten selama dua hari lagi, tetapi Maureen tidak setuju. Ketika melihat mereka bersenang-senang di Paradise Dreamland, Maureen benar-benar iri.     

Setelah mengembalikan Sisi ke Maureen, Sean tidak menginap dan tidur di rumah Maureen, tetapi menyewa kamar di hotel Hilton. Sebelum hasil tes DNA keluar, sampai hubungan sebenarnya antara Maureen dan Gunardi diketahui, Sean tidak akan tidur dengan Maureen lagi.     

Malam itu, Sean sedang menonton televisi di hotel ketika tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. John berjalan masuk. Selain itu, dia juga membawa Giana.     

"Tuan Muda Sean, Nona Giana ada di sini untuk menemui Anda," bisik John.     

Ketika Sean mendengar nama Giana, barulah dia mengalihkan perhatiannya. Giana berdandan dengan sangat cantik dan masih terlihat sangat akrab baginya.     

Sean sangat tidak senang. "Siapa yang menyuruhmu untuk membawanya masuk?"     

John merasa serba salah. Tentu saja dia tahu Sean tidak ingin melihat Giana, tetapi Giana selalu menggunakan putranya. Dia bilang bahwa putra Sean pasti akan mewarisi bisnis keluarga Yuwono di masa depan, jadi seorang bawahan seperti John tidak bisa mengabaikan putra Sean begitu saja.     

Sean sendiri sudah menebak bahwa si Giana ini pasti akan selalu memiliki banyak cara. Dia juga tidak menyalahkan John.     

"Ya sudah, keluarlah."     

Setelah John pergi, Giana berinisiatif berjalan ke sisi Sean dan duduk di sofa.     

"Apa kamu datang ke sini untuk menertawakanku?" tanya Sean.     

Giana berkata dengan lembut, "Sean, bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu tentangku? Setelah aku mengetahui masalahmu, aku terus mengkhawatirkanmu. Kali ini aku datang ke sini khusus untuk menghiburmu."     

Sean mencibir, "Terima kasih, tapi aku tidak butuh penghiburanmu."     

Giana menghela napas dan berkata, "Sebenarnya sejak awal aku sudah bisa melihat kalau Maureen bukan wanita baik-baik! Dia sengaja berpura-pura elegan dan polos, padahal sebenarnya semua itu untuk menipumu! Wanita paling mengenal wanita."     

"Aku dengar kamu membawa Sisi untuk tes DNA? Hah… Anak itu pasti bukan anakmu. Begitu melihat pandangan mata gadis itu, tidak sama denganmu. Maureen benar-benar sudah keterlaluan. Bisa-bisanya dia menipumu dan mengkhianatimu seperti ini!" maki Giana.     

Begitu Giana muncul, dia bahkan langsung memarahi Maureen. Namun, Sean justru membela Maureen.     

"Apa hakmu berkata seperti itu tentangnya? Meski dia benar-benar seperti yang kamu katakan, kamu tidak berhak mengatakan itu tentang dia! Kamu mengkhianatiku dan menipuku lebih awal darinya. Jika dia bukan wanita yang baik, lalu apa kamu wanita baik-baik?" sergah Sean.     

Pernyataan ini membuat Giana tertegun dan tidak bisa berkata-kata.     

"Kenapa kamu mengungkit hal-hal lama lagi? Tidak bisakah kamu membiarkan hal-hal yang lalu berlalu saja?" protes Giana.     

Sean mendengus dingin dan memutar bola matanya.     

Giana kembali bertanya, "Sean, apa kamu akan menceraikan Maureen?"     

"Mungkin," jawab Sean.     

Tiba-tiba ada kegembiraan di wajah Giana. Jika Sean dan Maureen bercerai, dan keberadaan Chintia sekarang tidak diketahui, bukankah Giana akan memiliki kesempatan lagi? Giana tahu saat ini ketiga wanita yang benar-benar menempati hati Sean sebenarnya adalah mereka bertiga.     

Adik sepupu Giana, Jennifer Wangsa, juga cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Selain itu, dia lebih muda dari mereka bertiga dan juga berinisiatif lebih dulu untuk mendekati Sean. Namun, dia tidak mungkin untuk mendapatkan cinta Sean.     

Giana adalah wanita yang pernah dicintai Sean, jadi seharusnya Giana pasti memiliki kesempatan untuk bersama Sean lagi.     

Tiba-tiba Giana berkata, "Ketika kamu bercerai, ingatlah untuk membawa kembali kalung paling mahal di dunia dan sepasang anting-anting berbeda warna yang kamu berikan padanya. Barang-barang yang begitu berharga dan indah seperti itu tidak boleh diserahkan padanya!"     

Sean tahu apa yang dimaksud Giana. Dia pun menjawab, "Kalung dan anting-anting akan kembali. Apa kamu mau aku memberikannya padamu?"     

Giana sontak kegirangan. "Hm! Hm! Aku sangat menyukai kalung dan anting-anting itu. Benar-benar sangat indah sampai aku ingin menangis! Aku pasti lebih cantik dari Maureen saat memakai kalung dan anting-anting itu! Terima kasih, Sean! Kamu tetap yang paling baik padaku."     

Sambil berbicara, Giana merangkul salah satu lengan Sean dengan kedua tangannya dan menyandarkan kepalanya.     

Sean sontak tertegun, lalu mengulurkan tangan kirinya untuk menekan rambut halus Giana perlahan dan mendorongnya menjauh sambil berkata, "Giana, kamu memiliki penyakit halusinasi? Bahkan jika aku mengambilnya kembali, aku tidak mungkin memberikannya padamu! Sekarang saja kamu masih tidur dengan Marvin, tapi kamu menginginkan hadiahku?"     

"Bukankah kamu juga mengatakan bahwa Marvin tidak akan mungkin menikah denganku? Aku bisa berpisah darinya kapan saja!" kata Giana.     

Sean benar-benar ingin mengumpat.     

Kapan saja? Apakah aku, Sean Yuwono, adalah laki-laki yang bisa kamu datangi kapan saja saat kamu bilang cinta?! Oh. Jadi jika aku memberimu perhiasan paling mahal di dunia, kamu akan meninggalkannya. Jika aku tidak memberikannya, kamu akan terus bersamanya. Bukankah ini sama saja dengan menjadikan aku, Sean Yuwono, sebagai ban serepmu?!     

Untuk sesaat, Sean ingat bahwa setelah Giana menyetujui lamaran pernikahan Cahyadi di konser tahun lalu, dia keluar mengejar Sean. Hanya untuk memberitahu Sean agar jangan menyerah menyukainya dan mereka bisa kembali bersama setelah beberapa tahun. Pada saat itu, Giana ingin menjadikan Sean sebagai ban serepnya!     

Sean mengamuk, "Sadarlah! Bahkan jika aku memberi kalung dan anting-anting ini pada Jennifer, aku juga tidak mungkin memberikannya padamu!"     

"Apa? Kamu ingin memberikan kalung dan anting-anting itu pada Yuana si gadis busuk itu?" Giana langsung mengamuk, "Bagus kamu, Sean! Aku bermaksud baik datang untuk menghiburmu, tapi kamu malah tidak menghargaiku. Kamu bahkan menggunakan adik sepupuku untuk mempermalukanku."     

"Pokoknya setelah kamu dan Maureen bercerai, kamu harus memberiku kalung dan anting-anting yang sama. Bahkan jika kamu hanya memberiku satu anting-anting, bagaimanapun juga, aku harus memilikinya!" Giana bersikeras.     

"Apa hakmu menginginkannya?" tanya Sean.     

"Karena aku melahirkan seorang putra untukmu, maka aku berhak!" jawab Giana.     

Setelah mengatakannya, Giana pergi dengan marah. Ketika melihat punggung Giana, Sean tidak bisa menahan diri untuk tidak menggelengkan kepalanya.     

Si Giana ini… Benar-benar tidak ada bandingannya. Bahkan jika Maureen menipuku, berdasarkan sikapnya terhadapku, dia seratus kali lebih baik daripada Giana! Aku tidak akan pernah memberikan perhiasan terindah di dunia pada wanita yang materialistis sepertimu!     

———     

Begitu saja, dua hari pun berlalu. Kali ini Profesor Guntoro berjanji untuk memberikan hasilnya dalam tiga hari.     

Benar saja. Pada hari ketiga, Profesor Guntoro menghubungi Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.