Ingin Kukatakan Sesuatu

Melakukan Tes DNA Lagi!



Melakukan Tes DNA Lagi!

0Gunardi menyangkalnya dengan tegas.     
0

Haha. Tentu saja dia tidak berani mengakuinya!     

Begitu mengaku bahwa dirinya pernah memanfaatkan Maureen ketika dihipnotis, jangankan Sean yang tidak akan bisa melepaskannya. Jika sampai masalah ini diketahui Marvin, Gunardi setidaknya akan jadi cacat! Jadi, untuk melindungi dirinya, dia hanya bisa mati-matian tidak mengakuinya.     

Sean merendahkannya dan bertanya, "Kamu bilang kecuali foto grup, kamu tidak meletakkan foto-foto lainnya? Lalu, apa maksudmu sebelum aku pergi ke rumahmu, seseorang dengan sengaja meletakkan foto-foto ini di pintu rahasia di samping tempat tidurmu?"     

Gunardi berjongkok di lantai dan berkata dengan penuh semangat, "Ya! Jika bukan Anda yang memfitnah saya, pasti ada orang lain yang melakukannya untuk memfitnah saya!"     

"Meskipun pintu rahasia itu ada di tempat saya tidur setiap hari, perlu memindahkan sebuah papan panjang secara manual untuk bisa mendapatkan isi di dalamnya. Sejujurnya, setidaknya sudah setahun saya tidak mengangkat papan panjang itu dan memeriksa isi di dalamnya. Saya sama sekali tidak tahu sejak kapan foto di dalamnya bertambah," kilah Gunardi.     

Gunardi adalah seorang dokter yang setiap hari sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga dia akan langsung tidur ketika pulang dan tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Selain itu, jika dia perlu melihat foto, seharusnya dia memilikinya di ponsel. Dia tidak perlu membuka papan panjang setiap hari dan pergi ke pintu rahasia untuk melihat foto itu. Jadi, pernyataan ini kredibel dan logis.     

Sejujurnya Sean merasa Gunardi sepertinya tidak berbohong. Jika Gunardi adalah pria bajingan yang ingin mendapatkan Maureen, mengapa dia ingin membuat Maureen jatuh cinta pada Sean dalam alam bawah sadarnya? Dengan melakukan ini, bukankah dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk bersama Maureen?     

Di satu sisi bertingkah laku baik, sementara di sisi lain bertindak kotor. Dua tindakan kontradiktif ini tidak mungkin dilakukan oleh orang yang sama.     

Tidak benar… Tidak benar…     

Sean tiba-tiba berseru dalam harinya bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya-tanya, apakah dia sudah jatuh ke dalam perangkap seseorang?     

Jika yang dikatakan Gunardi benar, maka sebelum aku pergi ke rumahnya, seseorang pergi ke rumahnya dan dengan sengaja meletakkan foto-foto ini di pintu rahasia di samping tempat tidur Gunardi. Orang yang menyelidiki Gunardi sebelum aku....     

Tiba-tiba Sean teringat akan kakak tertuanya, Tian Yuwono.     

Tian sendiri pernah mengaku pada Sean bahwa dia sudah menyelidiki Maureen. Jika Maureen sudah diselidiki, Gunardi yang terkait erat dengannya pasti juga diselidiki. Dengan kata lain, orang-orang Tian pasti 100% pernah ke rumah Gunardi.     

Semua anak dari keluarga Yuwono diajar oleh seorang guru tentang cara memperoleh sidik jari. Jika Sean bisa masuk ke rumah Gunardi, maka Tian dan Juan juga pasti bisa masuk.     

Tapi, tidak ada alasan bagi Kak Tian untuk menjebakku. Kemungkinan orang-orang Kak Tian juga tertipu! Sebelum orang Kak Tian pergi, seseorang mungkin sudah pergi ke rumah Gunardi. Bahkan orang itu mungkin sengaja meletakkan foto-foto ini di rumah Gunardi sebelumnya karena kakak tertua sedang menyelidiki Gunardi, sehingga kakak tertua jadi salah paham! Sebenarnya siapa orang ini?!     

Seketika Sean memikirkan kemungkinan yang tak terhitung jumlahnya. Namun. kemungkinan terbesar di depannya adalah Gunardi berbohong.     

"John!"     

"Di sini!"     

Sean memanggil John dan memerintahkan, "Seret Gunardi ke hotel dan lihat kapan dia mengatakan yang sebenarnya. Saat itulah kamu boleh memberi dia makan."     

John melirik Gunardi dan berkata, "Dokter Gunardi, silakan. Karena tadi Anda sudah sangat kooperatif ketika datang, saya tidak akan kasar pada Anda."     

Gunardi bangkit dengan marah. "Sean, aku memang menyukai Nona Maureen, tetapi izinkan aku bertanya padamu! Wanita cantik seperti Nona Maureen dengan latar belakang yang begitu terhormat, laki-laki mana yang tidak menyukainya?"     

"Meskipun keluarga Yunardi kami tidak layak untuk keluarga Susetia, kakek-nenek dan cucu-cucu di keluarga kami sudah menjadi dokter selama tiga generasi. Kami paling mengutamakan etika dan reputasi medis seumur hidup! Bahkan jika aku, Gunardi Yunardi, mati, aku tidak akan melakukan hal kotor seperti itu!" tegas Gunardi.     

Setelah itu, Gunardi pergi dengan John.     

Kini Hanya Sean dan Maureen yang tersisa di dalam kamar. Selama beberapa hari terakhir, setiap hari selalu ada tawa di saat keduanya berada di kamar pengantin mereka. Tidak ada yang menyangka bahwa belum seminggu pernikahan mereka, keduanya akan berubah menjadi seperti sekarang ini.     

Sean berkata pada Maureen, "Aku akan membawa Sisi untuk tes DNA lagi."     

Mata Maureen berlinangan air mata.     

"Sisi benar-benar anakmu. Aku bersumpah. Aku tidak pernah memalsukan hasil tes DNA."     

"Maaf. Sekarang aku sudah tidak bisa mempercayai siapapun lagi. Biarkan data dan laporan yang berbicara. Tapi, meski Sisi bukan anakku dan ternyata anak Gunardi, aku akan memperlakukan Sisi sebagai putriku sendiri," kata Sean.     

"Selama beberapa waktu ini, aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Sisi. Dia menggemaskan, cantik, berbakat, dan keras kepala. Apalagi demi diriku, dia sudah sangat menderita di rumah keluarga Laksono… Tidak peduli bagaimana, aku akan memperlakukan Sisi sebagai putriku. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu," kata Sean lagi.     

Setelah Sean mengucapkan kata-kata ini, dia bersiap untuk pergi.     

Sean sudah berbicara sampai seperti ini, jadi tidak mungkin baginya untuk tetap tinggal di rumah ini dan tidak mungkin untuk terus berbagi ranjang yang sama dengan Maureen setiap hari.     

"Sean, jangan pergi…"     

Tangan ramping Maureen menarik jari Sean. Namun, Sean menepisnya dengan tegas dan berjalan keluar.     

...     

Setelah itu, Sean menemui Sisi.     

Sisi masih kecil dan masih tidak tahu apa yang terjadi, jadi dia berkata pada Sean dengan polos, "Ayah, Sisi tidak ingin pergi ke laboratorium itu lagi. Omongan mereka tidak enak didengar. Sisi tidak suka!"     

Terakhir kali mereka membawa Sisi ke sana, seseorang mengatakan sesuatu yang buruk padanya dan Maureen. Jadi, anak itu sangat enggan pergi ke sana lagi.     

Sean berjongkok dan mencubit wajah kecil Sisi yang lucu,     

"Oke, kita tidak pergi ke sana. Kita pergi ke tempat bermain di Banten saja, ya?"     

"Apakah di sana menyenangkan?" tanya Sisi.     

Sean mengangguk dan menjawab, "Tentu saja! Di sana tempat bagi tuan putri kecil sepertimu untuk bersenang-senang. Ada banyak anak-anak di sana. Banyak juga hal-hal menyenangkan dan makanan yang lezat."     

Sisi langsung melompat senang. "Oke, oke! Aku mau pergi!"     

Sean tidak ingin melakukan tes DNA di Bogor lagi. Bagaimanapun juga, kekuatan keluarga Susetia di sini terlalu kuat. Sean masih lebih percaya pada laboratorium yang dikunjunginya di Banten. Dia sangat mempercayai Profesor Guntoro.     

...     

Tidak lama kemudian Sean membawa Sisi ke Laboratorium Prolab di Banten dan bertemu lagi dengan Profesor Guntoro.     

"Profesor Guntoro."     

"Tuan Sean, lama tidak berjumpa." Profesor Guntoro melirik Sean dan gadis kecil di sampingnya, lalu tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Hah… Saya benar-benar berharap Anda tidak pernah menemui saya lagi."     

"Anda adalah orang yang paling saya percayai. Saya berharap untuk mendapatkan hasilnya sesegera mungkin," kata Sean.     

Profesor Guntoro mengangguk. "Saya pasti akan memberi Anda jawaban dalam tiga hari!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.