Ingin Kukatakan Sesuatu

Menguping Percakapan!



Menguping Percakapan!

0Sean memandang Gunardi yang kesulitan sesudah menegak habis alkoholnya, lalu juga memegang gelas anggur dan berkata, "Dokter Gunardi tidak perlu sungkan. Jangan menyebut masa lalu. Sayang, mari kita bersulang untuk Dokter Gunardi juga."     
0

"Ya, baik."     

Maureen sendiri seseorang yang bisa minum sedikit. Sean juga sengaja membiarkan Gunardi dan Maureen sama-sama minum.     

Lebih baik lagi jika mereka sama-sama mabuk. Karena selanjutnya, Sean akan mencari alasan untuk pergi lebih dulu dan membiarkan mereka berdua sendirian. Kemudian, dia akan bersembunyi dan melihat apakah mereka berdua akan mengatakan yang sebenarnya setelah minum.     

Tidak lama kemudian, mereka bertiga mengobrol sambil memasukkan bahan-bahan dari piring ke dalam panci panas.     

"Dokter Gunardi, kami benar-benar harus berterima kasih banyak pada Anda. Menurut Anda, jika bukan karena Anda, apa saya dapat menikahi istri yang sempurna seperti Maureen? Saya tidak takut Anda menertawai kami, tapi meski kami baru menikah selama empat hari, kami sudah sangat saling mencintai dan sangat bahagia. Kami bahkan tidak bisa berpisah barang hanya setengah langkah," kata Sean.     

Maureen turut tersenyum manis di depan Dokter Gunardi, tanpa malu-malu.     

Gunardi tersenyum. "Haha! Begitu memasuki pintu, saya mendapati hubungan kalian berdua jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya sangat senang untuk kalian berdua, terutama Nona Maureen! Tuan Sean, Anda tidak tahu betapa kasihannya Nona Maureen yang hanya bisa bersama Anda dalam fantasi selama tiga tahun terakhir. Sekarang akhirnya saya tidak harus melihat Nona Maureen kesepian dan kasihan. Haha."     

Sean tersenyum, tetapi mendengus dingin dalam hati. Maureen kesepian? Kasihan? Bukankah kamu terus menemaninya selama tiga tahun terakhir?     

Gunardi mengambil sumpit. "Daging ini sudah bisa dimakan."     

Ketika ketiganya mengambil daging kambing dan mencelupkannya ke dalam bumbu, Gunardi sontak mengenang kejadian yang lalu.     

"Saya masih ingat, pernah suatu kali saat menghipnotis Nona Maureen, kebetulan Nona Maureen ingin memeluk Anda. Nona Maureen sedang berbaring di kursi itu, merentangkan tangannya di udara, dan berpura-pura memeluk Anda. Hah… Saat itu saya berdoa. Tuhan, kapan Nona Maureen akan bisa memeluk Tuan Sean yang sebenarnya? Sekarang akhirnya terwujud! Nona Maureen, saya akan bersulang untuk Anda!"     

Gunardi menyesap minumannya dengan penuh semangat bersama Maureen. Maureen juga memandang Gunardi dengan penuh rasa terima kasih.     

"Dokter Gunardi, terima kasih banyak untuk tiga tahun terakhir ini. Jika bukan karena Anda, saya benar-benar tidak tahu bagaimana saya bisa bertahan selama tiga tahun ini."     

Jika hal ini diucapkan sebelumnya, Sean akan merasa tersentuh dan tidak akan berpikir terlalu banyak. Tapi, sekarang Sean dengan hati-hati mencoba mencari tahu arti dari kata demi kata yang mereka bicarakan.     

Dalam tiga tahun terakhir, tanpa Gunardi, kamu tidak bisa melakukannya? Haha. Jangan-jangan kamu berterima kasih padanya karena dia tidur denganmu berkali-kali, kan?!     

Sean tidak mengungkap keduanya, tapi tiba-tiba berkata, "Ternyata sesudah dihipnotis seperti ini, Maureen memeluk saya! Lalu, bagaimana dengan ciuman? Atau, bagaimana dengan perilaku intim lainnya? Haha! Jangan salahkan saya karena pembicaraan sulit seperti ini. Saya rasa Maureen pasti ingin melakukan itu. Saya bisa merasakan antusiasmenya beberapa hari terakhir ini! Haha."     

Wajah Maureen menjadi sedikit merah. Dia memukul Sean dengan lembut.     

"Menyebalkan. Jangan bilang begini di depan Dokter Gunardi."     

"Haha! Memang kenapa? Lagi pula kita, semua bukan orang luar!"     

Tiba-tiba Gunardi berubah serius. "Memang ada! Karena saat itu, saya mengendalikan kemajuan plot dan memasuki alam bawah sadar Nona Maureen."     

"Sebagai dokter, saya pasti tidak akan berinisiatif membimbing Nona Maureen melakukan hal seperti itu. Bagaimanapun juga, kami lawan jenis. Saya yang di sebelahnya juga memang merasa sangat canggung. Tapi, ketika Nona Maureen memiliki kecenderungan dan pemikiran dalam hal ini, saya akan meninggalkan ruang perawatan dan meninggalkan Nona Maureen sendirian sehingga dia bisa melepaskan hasratnya perlahan-lahan," terang Gunardi.     

Maureen pun merasa topik ini agak sensitif. Dia memegang tangan Sean dan berkata, "Dokter Gunardi sudah menjadi dokter selama bertahun-tahun. Karakter serta etika medisnya tidak mungkin ada masalah."     

"Tentu saja aku percaya pada Dokter Gunardi," jawab Sean. Padahal, dia merutuk dalam hati, Percaya apanya? Dasar bajingan! Kamu pasti mengambil keuntungan dari Maureen ketika merawatnya! Waktu itu Maureen sedang dihipnotis. Siapa yang bisa membuktikan kamu meninggalkan ruang perawatan atau tidak?!     

Di hadapan seorang wanita cantik, pria mana yang bisa menahan diri? Selain itu, kakak tertua Sean jelas-jelas memberitahu Sean bahwa keduanya ada sesuatu.     

Gunardi si binatang ini pasti bermasalah, tapi Maureen belum tentu! Mungkin Gunardi memanfaatkan Maureen saat sedang dihipnotis.     

Tiba-tiba Sean mulai memiliki pemikiran ini. Dia merasa Maureen benar-benar tidak terlihat seperti wanita jahat. Jika tidak, kemampuan kamuflasenya sangat hebat. Selain itu, dari lubuk hatinya yang terdalam, Sean juga berharap Maureen adalah wanita yang baik.     

Sekitar setengah jam setelah makan, Sean menerima telepon dari bawahannya yang juga sudah diaturnya sejak awal.     

"Halo, ada apa? Bagaimana bisa begitu? Oke, pisahkan mereka dulu. Aku akan langsung ke sana."     

Sean menutup telepon. Ketika Maureen melihat wajah Sean tiba-tiba berubah, dia segera bertanya, "Sayang, ada apa? Siapa yang menelepon?"     

"Anak buahku. Entah bagaimana John dan Wawan berkelahi. Aku harus ke sana langsung," jawab Sean.     

Maureen tahu bahwa John dan Wawan adalah dua bawahan Sean yang paling kuat dan hanya Sean yang bisa mendamaikan mereka.     

Sean bangkit dan berkata, "Maaf, Dokter Gunardi. Tiba-tiba saya ada urusan. Saya tidak bisa menemani Anda."     

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Lain kali masih bisa berkumpul lagi," kata Gunardi yang juga bangkit berdiri.     

"Apakah Anda datang dengan mobil?" tanya Sean.     

Gunardi mengangguk. "Ya, saya membawa mobil."     

"Oh, kami tidak. Ketika kalian selesai makan, bisakah Anda mengantarkan istri saya pulang?" pinta Sean.     

Gunardi buru-buru menjawab, "Bisa, bisa. Serahkan saja pada saya. Saya pasti akan mengantarnya dengan aman. Anda tenang saja!"     

Sean mengangguk padanya, lalu memeluk Maureen sebelum pergi. Tentu saja sebelum pergi, dia sudah memasang penyadap di tas Maureen. Selanjutnya, semua percakapan antara Maureen dan Gunardi akan terdengar di telinga Sean.     

Pada saat ini Maureen dan Gunardi sudah minum cukup banyak. Ditambah lagi, setelah Sean si 'suami yang merusak pemandangan' ini sudah pergi, seharusnya mereka sudah mencapai tahap 'berbicara jujur sesudah mabuk'.     

Tak disangka, Sean mendapati bahwa setelah dia pergi, isi percakapan antara keduanya masih normal. Selain itu, panggilan di antara keduanya masih begitu sopan.     

Maureen masih memanggil Gunardi sebagai Dokter Gunardi, sementara Gunardi masih memanggil Maureen sebagai Nona Maureen. Ada rasa hormat satu sama lain.     

Sean merasa ada yang salah. Jika sebelumnya mereka sepasang kekasih, tidak mungkin bersikap begitu sopan…     

Keduanya hanya duduk selama sepuluh menit sebelum akhirnya meninggalkan restoran hot pot, lalu Gunardi memanggil sopir. Dia dan Maureen bisa saja duduk di kursi belakang. Namun, Gunardi duduk di kursi penumpang depan dan membiarkan Maureen sendirian di barisan belakang. Apalagi percakapan Gunardi dan Maureen juga sangat normal.     

Pada saat ini, Sean mulai bertanya-tanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.