Ingin Kukatakan Sesuatu

Memeriksa Ponsel Maureen Diam-diam!



Memeriksa Ponsel Maureen Diam-diam!

0Benar-benar seperti di film-film.     
0

Di dunia ini, semakin cantik seorang wanita, dia akan semakin pandai berbohong. Mantan istri Sean, Giana Wangsa, seperti ini. Sekarang istri keduanya, Maureen Susetia, juga seperti ini.     

Selama ini, Sean bahkan selalu merasa bersalah pada Maureen, terutama karena sudah menyebabkan dia tidak memiliki kehidupan normal. Itu sebabnya Sean bersedia tidur dengannya. Tapi, siapa sangka, hari ini Sean baru tahu kalau Maureen memiliki kekasih dalam beberapa tahun ini. Dia bahkan hidup dengan sangat bahagia!     

Sean mengepalkan tinjunya. Sejak awal dia masih mencintai Chintia dan tidak ingin begitu menjadi pasangan suami-istri yang begitu intim dengan Maureen. Sekarang, Sean akhirnya jatuh cinta dengan seseorang, tetapi apa yang dia dapatkan sebagai gantinya adalah ini.     

Sean merokok di kamar Tian untuk menenangkan suasana hatinya. Kemudian, dia naik lift ke lantai bawah bersama Tian dan datang ke lantai sarapan prasmanan lagi.     

Pada saat ini, Maureen dan Yumi sedang duduk berhadap-hadapan sambil memegang pisau dan garpu di kedua tangannya. Mereka tersenyum dan mengobrol sambil makan. Kedua wanita ini memiliki aura dewi yang anggun, terutama Maureen yang usianya lebih muda.     

Rambut Maureen dikepang, menunjukkan bentuk wajah mungilnya yang sempurna tanpa sudut. Di meja sebelah, ada seorang wanita dengan gaya rambut yang sama dengan Maureen dan wajahnya jelas sangat kotak. Semakin dibandingkan, kecantikan Maureen akan semakin terlihat.     

Melihat Sean dan Tian datang, Maureen tersenyum dan berkata, "Suamiku, kamu sudah kembali? Aku sudah mengambilkan sarapan untukmu dan membawanya kemari. Lihatlah apa kamu menyukai pilihanku atau tidak. Jika kamu butuh sesuatu, aku akan mengambilkannya lagi untukmu."     

Maureen menatap Sean dengan lembut dan penuh perhatian. Jika ini sebelumnya, Sean akan merasa sangat bahagia memiliki istri seperti ini. Namun, sekarang dia merasa Maureen sedang menyamar.     

Tentu saja meskipun Tian memberitahu Sean tentang masa lalu Maureen, Sean tidak langsung memusuhinya. Dia berpura-pura sama seperti sebelumnya dan tersenyum. "Tidak perlu, aku makan ini saja. Terima kasih."     

Maureen tampak malu dan berkata pada Sean, "Kamu suamiku, jadi sudah seharusnya aku mengambilkan makanan untukmu. Untuk apa begitu sungkan padaku? Ngomong-ngomong, barusan Kakak Ipar bilang, dia akan kembali ke Inggris malam ini."     

Sean mengangguk. "Iya, barusan Kakak juga memberitahuku."     

Tiba-tiba Maureen menyarankan, "Bagaimana kalau kita pergi ke Inggris dengan mereka? Anggap saja sebagai bulan madu. Bagaimana?"     

Maureen ternyata begitu tidak sabar untuk pergi ke Inggris bertemu Kakek!     

Sean memikirkan apa yang Tian katakan barusan bahwa Maureen menikahinya hanya untuk mencuri rahasia keluarga. Sean pun dalam hati mendengus dingin.     

Cih! Maureen, aku lihat keinginanmu untuk bulan madu itu hanya kebohongan! Sebenarnya kamu ingin menyelidiki rahasia keluargaku, kan?     

Yumi pun sangat senang dan menyahut, "Benar, Sean! Kalian ikut pulang bersama kami saja. Lagi pula, kalian juga akan berbulan madu, kan?"     

Sean dapat melihat bahwa Yumi tampaknya sangat menyukai Maureen. Dia menduga Tian tidak memberitahu kakak iparnya tentang Maureen.     

"Pergi setelah beberapa saat saja. Akhir-akhir ini kesehatan kakekku juga sedang tidak baik," kata Sean.     

"Ya, oke." Maureen tidak bersikap manja dan menghormati pendapat Sean.     

———     

Di malam hari, Sean dan Maureen, serta ayah Maureen, Martin Susetia, pergi ke bandara secara langsung untuk mengantar Tian dan istrinya pergi.     

Sebelum pergi, Tian dan Sean berpelukan sebentar. Tian berkata pada Sean, "Pertimbangkan apa yang Kakak katakan padamu baik-baik."     

"Pasti, Kak."     

Tian menyuruh Sean dan Maureen bercerai dan meninggalkan keluarga Susetia. Namun, Sean tidak ingin bercerai saat mereka baru menikah. Dia ingin menemukan beberapa bukti untuk membuktikan bahwa Maureen adalah wanita jahat. Dengan begini, ketika dijatuhi hukuman mati, Maureen tidak akan memiliki alasan untuk berdebat.     

Sesampai mereka di rumah, Sisi sudah tertidur. Saat tidur, Sisi selalu suka memegang kain sutra emas dengan tangan kecilnya, baru dia merasa aman.     

Melihat tampang menggemaskan Sisi ketika tidur, Sean berpikir, Maureen, aku bisa tidak peduli kalau kamu berbohong padaku dan bilang bahwa hanya aku seorang laki-lakimu. Aku juga bisa tidak peduli sebenarnya kamu pernah tidur dengan Dokter Gunardi atau tidak dan pernah tidur bersama berapa kali. Tapi, jika kamu berbohong padaku mengenai Sisi, kamu keterlaluan!     

Benar. Sejak Tian mengungkapkan wajah asli Maureen, Sean mulai ragu. Sisi sebenarnya benar-benar anak Sean atau tidak?     

Benar. Sean dan Sisi memang sudah melakukan tes DNA. Hasil tes juga menunjukkan bahwa dia memang ayah Sisi. Namun, bagaimana jika orang-orang dari keluarga Susetia sudah menyuap orang-orang dari laboratorium penelitian?     

Ini adalah Bogor, wilayah keluarga Susetia. Dengan kekuatan mereka, mereka sangat bisa melakukan hal ini. Selain itu, Sean belum menyelidiki pegawai laboratorium dan tidak dapat menjamin bahwa mereka tidak diancam atau disuap.     

Maureen, yang sudah selesai mandi, datang menghampiri Sean.     

"Suamiku, ini sudah sangat larut. Ayo istirahat."     

"Oh, oke."     

Sean tetap tenang dan kembali ke kamar bersama Maureen tanpa menunjukkan tanda-tanda apapun. Sama seperti hari-hari sebelumnya, mereka beristirahat setelah bermesra-mesraan.     

Sampai pada pukul tiga subuh, Sean mendengarkan napas Maureen dengan cermat dan memastikan Maureen sudah tidur, kemudian mulai bertindak. Benar. Dia berencana untuk memeriksa ponsel Maureen setelah Maureen tertidur.     

Sean tidak pernah memiliki kebiasaan memeriksa ponsel pasangannya. Ketika dia bersama Giana, dia tidak pernah melakukannya. Ketika bersama Chintia, dia juga tidak pernah melakukan ini.     

Setiap orang memiliki ruang pribadi mereka sendiri dan harus saling percaya satu sama lain. Jika hubungan dipenuhi dengan kecurigaan, hubungan itu ditakdirkan tidak akan bertahan lama.     

Akan tetapi, Maureen menyembunyikannya dengan sangat baik. Bahkan, Sean yang begitu tidak asing dengan psikologi dan kemampuan untuk membaca mimik pun tidak bisa melihat sisi jahat Maureen. Jadi, Sean hanya bisa memeriksa ponselnya secara diam-diam.     

Ponsel Maureen diletakkan di sisi lain bantalnya. Sean mengulurkan lengannya dan pertama-tama mengambil ponsel Maureen.     

Karena memerlukan sidik jari atau memindai wajah, Sean dengan hati-hati meraih tangan kanannya dan membukanya dengan ibu jari Maureen. Saat kunci dibuka, tiba-tiba ponsel mengeluarkan suara. Maureen mengatur agar ponselnya bersuara saat kunci terbuka.     

Seketika Sean menahan napasnya dan menatap Maureen. Untungnya, Maureen sudah sangat lelah dan sekarang tidur dengan sangat pulas. Dia sama sekali tidak terbangun oleh suara itu.     

"Huuuh…" Ini pertama kalinya Sean bertindak seperti pencuri, jadi dia sangat gugup.     

Setelah membuka kunci, Sean segera membuka WhatsApp untuk memeriksa. WhatsApp adalah aplikasi yang paling banyak digunakan anak muda sekarang, jadi pasti ada banyak rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Sean yakin jika Maureen dan Gunardi berselingkuh, dia pasti akan menemukan beberapa petunjuk dari riwayat obrolan mereka.     

Glek…     

Sean menelan ludah, sedikit takut untuk melihat. Bagaimana jika dia melihat beberapa obrolan, rekaman audio atau video yang tidak sedap dipandang antara Maureen dan Gunardi? Apa yang harus dilakukannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.