Ingin Kukatakan Sesuatu

Mengetahui Kebenaran Mengenai Hilangnya Chintia



Mengetahui Kebenaran Mengenai Hilangnya Chintia

0Tian dan Yumi mengenakan pakaian yang sopan dan sarapan di area sarapan bersama. Tidak banyak orang di sini dan kebanyakan merupakan orang asing. Yumi tersenyum pada mereka berdua.     
0

"Ambillah makanan."     

Sarapan di sini menggunakan sistem pelayanan sendiri dan tidak perlu kupon sarapan atau sejenisnya. Selama memiliki kemampuan untuk memasuki pintu masuk, orang tersebut dapat memilih ratusan makanan yang ada.     

Maureen sudah pergi lebih dulu untuk memilih makanan. Sean juga ingin mengikuti, tetapi Tian berdiri dan menghampirinya.     

"Dik, temani aku ke atas untuk mengambil sesuatu dulu, lalu baru kembali ke sini untuk makan." kata Tian.     

"Oh."     

Sean tidak mengatakan apa-apa dan mengikuti Tian keluar.     

Ketika tiba di lift, baru Sean bertanya, "Kak, selama beberapa har ini di Bogor, semua baik-baik saja, kan?"     

Tian menggelengkan kepalanya. "Baik-baik saja. Kakak kemari bersama Pangeran dan Putri untuk urusan pribadi dan publik. Orang-orang keluarga Susetia tidak akan berani menyentuhku."     

Setelah menggesek kartu untuk masuk ke kamar, sebenarnya Tian tidak bermaksud untuk mencari barang apapun. Sean dapat melihat bahwa Tian sengaja memanggilnya agar dapat bicara empat mata dengannya.     

"Sean, malam ini aku aku akan pergi," kata Tian.     

Sean sedikit terkejut. "Malam ini sudah mau pergi? Apa tidak tinggal selama beberapa hari lagi? Orang tua dan kakek Maureen masih ingin mengundangmu makan."     

Tian menggelengkan kepalanya dengan ekspresi serius. "Sebenarnya Kakak sudah mengambil risiko untuk datang ke sini. Ini bukan tempat yang cocok untuk Kakak tinggal lama."     

Sean mengangguk dan memahami bahwa situasi keluarga Yuwono saat ini memang pada tahap yang sangat rumit.     

Tian tampak serius dan berkata, "Sebelum Kakak pergi, ada beberapa hal yang ingin Kakak katakan padamu. Setelah penyelidikan Kakak dalam beberapa hari terakhir, Kakak sudah menemukan keberadaan Juan."     

Sean sangat penasaran. "Di mana Kak Juan sekarang?"     

Tian menggelengkan kepalanya. "Entahlah. Hanya saja, beberapa waktu sebelum ini, dia datang ke Bogor. Selain itu, dia juga membawa Chintia bersamanya."     

Sean tertegun sejenak. "Kak… Apa yang Kakak katakan? Kakak bilang, Chintia dibawa pergi Kak Juan?"     

Selama ini Sean mengira keluarga Susetia lah yang sudah menyembunyikan Chintia untuk memaksa Sean menikahi Maureen.     

Tian mengeluarkan foto yang baru-baru ini dicetak dari tasnya.     

"Lihat, ini gambar yang ditangkap kamera pengintai di bandara hari itu."     

Sean dengan hati-hati mengamati foto itu. Meskipun kedua sosok di gambar itu begitu menutupi diri mereka, Sean bisa menilai sosok dan mata keduanya hingga 100% yakin bahwa itu adalah Juan dan Chintia. Chintia masih mengenakan pakaian yang sama di hari mereka putus.     

"Tidak salah lagi! Ini memang Chintia!"     

Sean menggebu-gebu karena Chintia menghilang tanpa alasan. Akhirnya dia mendapat informasi tentang keberadaan Chintia.     

Pada saat ini, Sean menyadari bahwa kakak tertuanya ini jauh lebih hebat daripada dirinya dalam hal koneksi. Dia sudah menyelidiki begitu lama, tetapi tidak dapat menemukan tentang keberadaan Chintia.     

Sementara, Tian baru datang selama tiga hari, tapi sudah menemukan foto Chintia dan Juan. Selain itu, masalah ini sudah berlalu sangat lama. Semakin lama, maka akan semakin sulit jika ingin menyelidikinya.     

Sebenarnya sekitar tujuh atau delapan tahun lalu, Tian melakukan pelatihan di Indonesia. Jadi, dia juga memiliki koneksi dan bawahannya sendiri di sini. Hanya saja, Tian selalu tidak terlihat, apalagi diketahui orang luar. Bahkan Sean, adiknya sendiri, tidak tahu siapa bawahan Tian.     

Sean mengambil foto itu dan terus bertanya, "Kenapa Kak Juan membawa Chintia pergi?!"     

"Hah…" Tian menundukkan kepala dan menghela napas, seolah sulit untuk mengatakannya.     

Mana mungkin Sean bisa bersabar saat tidak mengetahui hal yang berhubungan dengan wanita yang sangat dicintainya? Dia meraih pakaian Tian dan bertanya dengan suara yang keras, "Kak, Kakak tahu sesuatu, ya? Cepat katakan padaku!"     

Tian tampak serba salah.     

"Sean, Kakak dan kakak keduamu, kita bertiga tumbuh besar bersama. Meskipun sesudah dewasa kita sangat jarang bertemu dan juga tidak saling berhubungan, menurut Kakak, rasa persaudaraan kita tidak pernah hilang."     

Sean sendiri menganggap persaudaraan mereka bertiga sangat dalam, bahkan lebih dalam dari saudara yang bertemu setiap hari pada keluarga biasa.     

Tian melanjutkan, "Tapi, Juan tidak lahir dari ibu yang sama dengan kita berdua. Kita memperlakukannya sebagai saudara, tapi mungkin dia tidak memperlakukan kita sebagai saudara. Selama ini, aku selalu merasa dia sangat memusuhi kita berdua."     

"Apa?" Sean tercengang. Bagaimana mungkin Kak Juan…     

Tian berkata, "Adik, pikirkan baik-baik. Ketika kamu mengikuti pelatihan di medan perang, dia menangkap Maureen dan memberikannya padamu. Apakah itu kebetulan, ataukah dia sengaja melakukannya? Ada banyak wanita cantik di Indonesia. Mengapa dia harus memilih seorang gadis dari keluarga yang kuat seperti keluarga Susetia?"     

Sebenarnya Sean turut memikirkan pertanyaan ini. Dia juga merasa bukan kebetulan Juan memberikan Maureen untuk dirinya. Maureen memang sangat menakjubkan, tapi dia bukan satu-satunya yang menakjubkan.     

Belum lagi, apa hanya ada seorang Giana Wangsa di Jakarta? Selain itu, dia hanya berasal dari keluarga kelas ketiga yang tidak dipandang neneknya. Bukankah lebih bagus jika Juan menangkap Giana dan memberikannya untuk Sean mainkan? Setelah itu, Sean juga tidak akan diburu keluarga Wangsa.     

"Bukankah karena masalahmu dan Maureen, kamu menerima pembalasan dari keluarga Susetia? Bahkan pernah sampai membahayakan hidupmu?" tanya Tian.     

Sean mengangguk. Karena pemerkosaan Sean terhadap Maureen, Marvin membeli Giana untuk melampiaskan kemarahannya atas kakaknya. Akibatnya, salah satu anak kembar Sean bukan anak Sean. Sean, yang saat itu sudah goyah, hampir hancur berkeping-keping.     

Setelah itu, Sean pergi ke kediaman keluarga Susetia sendirian. Jika bukan karena UFO yang ikut turun tangan, mungkin dia sudah dibunuh orang-orang dari keluarga Susetia.     

Sementara, ini semua adalah karena Juan. Jika Juan tidak menangkap Maureen dan memberikannya pada Sean, tidak akan ada kekacauan seperti itu.     

"Kakak sendiri tidak ingin berpikir seperti ini tentang Juan, tapi jika dinilai berdasarkan hal-hal ini… Juan sengaja melakukan ini karena ingin menggunakan kekuatan keluarga Susetia untuk membunuhmu!" kata Tian.     

Sean terkejut dan tanpa sadara mundur selangkah. "Apa? Kak Juan ingin membunuhku?!"     

Sean tidak bisa mempercayai fakta ini. Selama ini, Juan selalu sangat baik padanya. Dia selalu memilih wanita tercantik untuk Sean dan memberinya makanan serta hadiah terbaik di dunia.     

Apakah semua ini hanya ilusi?     

Sean tidak percaya. "Kenapa dia melakukan ini? Meski kita tidak dilahirkan dari rahim yang sama, dia juga tidak perlu membunuhku, kan?! Keluarga Yuwono kita memiliki begitu banyak harta yang cukup dibagi rata untuk kita tujuh bersaudara. Bahkan seumur hidup kita tidak akan bisa menggunakan semuanya. Tidak ada alasan baginya melakukan ini demi memperebutkan harta warisan, kan?!"     

Tian mengerang dan berkata, "Ini bukan karena uang, tetapi karena rahasia keluarga!"     

Rahasia keluarga! Hal yang hanya bisa diketahui setelah menyelesaikan semua pelatihan pengalaman keluarga! Apakah itu sesuatu yang lebih berharga daripada harta ratusan triliun?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.