Ingin Kukatakan Sesuatu

Jatuh Cinta pada Maureen!



Jatuh Cinta pada Maureen!

Martin setuju dengan tebakan Lianny.     

Kakak tertua Sean terlihat sederhana dan jujur. Dia juga tidak memiliki niat mengejar kekayaan dan kekuasaan dan dapat memberi Sean semua hak harta warisan. Tetapi, Martin tahu bahwa semua keturunan keluarga Yuwono melalui banyak pelatihan. Tidak ada dari mereka yang bodoh dan polos.     

Martin merasa si Tian ini tidak bisa ditebak!     

———     

Setelah kembali ke kamar, Sean sangat malu menghadapi Maureen. Dia tidak ingin Maureen merasa dirinya seorang yang memperlakukan pernikahan sebagai permainan anak-anak. Dia tidak ingin Maureen salah paham.     

"Maureen, jangan dengarkan omong kosong Giana. Aku tidak menyentuhnya sama sekali. Dia memfitnahku," Sean menjelaskan.     

Tanpa diduga, Maureen tersenyum.     

"Suamiku, kamu tidak perlu menjelaskan padaku. Aku benar-benar percaya padamu."     

"Maureen…"     

Sean tidak menyangka Maureen sangat mempercayainya. Dia pun sangat tersentuh.     

———     

Keesokan paginya, hujan masih turun. Sean dan Maureen membawa Sisi pergi tanpa berpamitan pada orang tuanya, bahkan mereka tidak sarapan. Ini semua atas saran Maureen karena dia tahu Sean tidak ingin bertemu Giana di meja makan.     

Maureen selalu memikirkan Sean dan mengutamakan Sean. Demi Sean, entah etiket atau orang tua, semuanya dapat ditinggalkannya. Pria mana yang tidak ingin menikahi istri seperti itu?     

Dalam perjalanan kembali, Sisi kecil yang karena bangun terlalu pagi dan kurang tidur pun kembali tertidur begitu masuk ke mobil.     

"Suamiku, kita perlu memberi Sisi adik laki-laki atau perempuan?" tanya Maureen pada Sean.     

Keduanya sudah berhubungan selama dua hari berturut-turut dan kemungkinan besar, kelak mereka akan sangat saling mencintai. Jadi, Maureen berpikir untuk memberi Sean anak lagi.     

Sean tampak serba salah. Dia semakin menyukai Maureen, tetapi dia tidak pernah melupakan Chintia. Belum lagi, alasannya menikahi Maureen adalah untuk mencari tahu keberadaan Chintia.     

Sean mengendarai mobil dan berkata, "Jangan buru-buru dulu. Jika kamu hamil, kamu tidak bisa pergi ke mana pun dan hanya bisa merawat bayi di rumah. Kita baru menikah. Aku masih ingin membawamu keliling dunia untuk jalan-jalan."     

Maureen sangat menyukai alasan ini. Dia juga ingin berkeliling dunia bersama Sean.     

"Hm! Hm! Oke! Tapi, kalau saat jalan-jalan nanti aku hamil, kamu harus bertanggung jawab, oke?" Maureen tertawa pelan.     

Sean berkata sambil tersenyum, "Pasti tanggung jawab! Tenang saja."     

Dengan begitu saja, hari pun berlalu.     

———     

Pukul setengah enam keesokan paginya, Sean perlahan membuka matanya dan mendapati Maureen sudah tidak ada di sampingnya. Ketika memalingkan kepalanya lagi, Maureen sudah merias wajah dan mengenakan gaun putih yang sangat indah. Dia terlihat sangat anggun, terutama setelah mengenakan sepasang anting-anting paling mahal di dunia pemberian Sean.     

Sean menggoda Maureen dan bertanya, "Istriku, pagi-pagi seperti ini kamu sudah begitu cantik. Mau bertemu laki-laki tampan mana?"     

Maureen sedang mengenakan anting-anting di depan cermin. Setelah melihat Sean bangun, dia tersenyum dan berkata, "Suamiku, kamu sudah bangun? Apa kamu lupa? Pagi ini kakak tertua dan kakak iparmu mengundang kita untuk sarapan bersama."     

Sambil berbicara, Maureen duduk di samping tempat tidur. Semburan aroma parfum Hermes Orange Starlight segera menerpa hidung Sean. Sean tidak bisa menahan diri untuk memegang pergelangan tangan Maureen yang ramping. Beberapa hari ini, mereka berdua menjadi lebih lengket satu sama lain.     

Sean tersenyum dan berkata, "Untuk apa kamu bertemu kakak dan kakak iparku memakai parfum yang begitu mewah seperti ini? Kita sudah satu keluarga. Pakai saja yang sehari-hari kamu gunakan."     

"Bagaimana bisa begitu? Katanya kakak dan kakak iparmu tinggal bersama keluarga kerajaan Inggris. Jika sampai tidak sengaja bertemu dan aku mengenakan pakaian yang terlalu santai, bukankah akan terlalu tidak sopan?" balas Maureen.     

Baru pada saat itulah Sean mengerti mengapa Maureen berpakaian begitu mewah. Benar juga. Ketika orang-orang dari keluarga besar bertemu tamu, mereka sangat mementingkan etiket.     

Pada saat ini, tiba-tiba Sean menyadari Maureen sudah merias wajahnya, tetapi hanya belum menggunakan lipstik. Dia pun mengingatkan, "Istriku, kamu sudah memakai BB cream, bedak, dan lain-lainnya, tapi sepertinya kamu lupa memakai lipstik."     

Maureen tidak terlihat panik. Sebaliknya, dia terlihat malu. "Aku… tidak lupa."     

Sean tersenyum dan segera mengerti mengapa Maureen merias wajah di bagian lain, kecuali lipstik. Ternyata itu karena ingin morning kiss.     

Hah... Dasar wanita!     

Tanpa diduga, Maureen yang selalu terlihat polos dan sederhana sebenarnya adalah wanita yang diam-diam licik.     

Sean pura-pura tidak mengerti. Dia buru-buru bangun dari tempat tidur dan berkata, "Sudah mau terlambat. Aku akan segera mandi, lalu kita akan langsung pergi."     

"Tunggu sebentar, suami! Menyebalkan!"     

Maureen menyeret baju Sean, tapi Sean berjalan pergi. Maureen menghentakkan kakinya dengan kesal. Sementara, hati Sean meledak kegirangan.     

Awalnya Sean mengira bahwa setelah menikahi Maureen, keduanya akan menjaga jarak tertentu. Tak disangka, hubungan keduanya berkembang pesat. Hanya dalam tiga hari, mereka sudah mencapai titik di mana mereka sangat jatuh cinta dan bisa bercanda sesuka hati.     

Hari ini hujan sudah berhenti. Setelah keduanya berpakaian rapi, mereka pergi ke hotel tempat Tian dan Yumi berada.     

Hotel tempat Tian menetap adalah hotel yang khusus digunakan untuk menerima tamu asing yang penting seperti pejabat, keluarga kerajaan, selebriti, ilmuwan, dan lain-lainnya. Orang biasa tidak bisa masuk. Ketika Sean dan Maureen masuk, mereka juga digeledah petugas keamanan.     

Pertama-tama, mereka melewati mesin pemindai terlebih dahulu. Kemudian, tubuh mereka diperiksa secara manual. Ini merupakan prosedur perlindungan ganda.     

Tentu saja, penjaga keamanan yang bertanggung jawab atas inspeksi adalah pria dan wanita. Pria menggeledah tubuh pria, sementara wanita menggeledah tubuh wanita. Namun, bahkan saat melihat penjaga keamanan wanita menyentuh tubuh Maureen, Sean merasa cemburu.     

Kacau. Aku tidak benar-benar menyukai Maureen, kan? Begini saja juga cemburu! Secepat ini kehilangan akal!     

Katanya butuh waktu lama untuk memiliki cinta sejati. Sean dan Maureen baru menikah tiga hari, tapi kenapa Sean sudah sangat menyukai Maureen? Sean sendiri juga mempelajari psikologi, jadi dia tidak perlu bergantung pada orang lain dan bisa menganalisis perasaannya sendiri.     

Aku rasa alasan mengapa aku menyukai Maureen begitu cepat karena ada hubungannya dengan Maureen dan Giana yang sangat mirip! Keduanya memiliki kecantikan yang tiada tara. Dulu aku sangat menyukai Giana, tapi Giana bukanlah wanita yang layak untuk dicintai. Sementara Maureen, dia tidak hanya memiliki kecantikan Giana, tapi juga memiliki budi luhur yang tidak dimiliki banyak wanita. Dia baik hati, setia, penuh kasih sayang, dan peka.     

'Bisa dibilang, Maureen memiliki semua kelebihan Giana dan dengan sempurna menghindari semua kekurangan Giana!"     

Setelah melakukan analisis dengan cermat, Sean merasa sepertinya tidak butuh waktu lama baginya untuk benar-benar sepenuhnya jatuh cinta pada Maureen.     

Chintia, aku mohon, segeralah muncul…     

Sean hanya bisa berdoa seperti ini. Jika tidak, dia benar-benar tidak tahu lagi. Ketika Chintia muncul suatu hari nanti, bisa-bisa dia sudah tidak bisa meninggalkan Maureen.     

"Kakak! Kakak Ipar!"     

Sean dan Maureen tiba restoran hotel dan melihat Tian dan Yumi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.