Ingin Kukatakan Sesuatu

Kegalauan di Malam Pernikahan!



Kegalauan di Malam Pernikahan!

0Jennifer sangat tersentuh hingga melompat ke pelukan Sean dan mencium Sean. Sean buru-buru mendorong Jennifer.     
0

"Apa yang kamu lakukan?! Bagaimana jika istriku melihatnya?!"     

Ini adalah teritori keluarga Susetia. Jika ada orang dari keluarga Susetia yang melihatnya, bisa gawat.     

Jennifer melakukannya karena terlalu bersemangat. Dia buru-buru mengambil tisu basah untuk menyeka mulut Sean karena lipstik yang dipakainya meninggalkan bekas pada Sean.     

Sean melihat ke cermin dan menyekanya dengan hati-hati sambil kembali memperingatkan Jennifer, "Jangan lakukan ini lagi di masa depan. Dengar, tidak? Aku menganggapmu sebagai adikku."     

"Kak Sean, selama kamu bersedia membuatku terkenal, aku akan melakukan apa saja untukmu. Jika kamu bosan, kamu bisa memintaku untuk menemanimu kapan saja," kata Jennifer.     

"Aku tidak perlu kamu melakukan apapun untukku. Aku juga tidak perlu kamu tidur denganku. Jika bukan karena aku, keluargamu tidak akan jadi tidak punya apa-apa seperti ini. Ini memang utangku padamu," kata Sean.     

Mengenai kebangkrutan keluarga Wangsa yang disebabkan oleh Sean, orang tua Jennifer selalu membenci Sean, tetapi Jennifer tidak.     

"Kak Sean, bagaimana kamu akan membuatku terkenal?" tanya Sean.     

Sean berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku juga tidak mengenal siapapun di industri hiburan tanah air dan asetku sedang dibekukan, jadi aku tidak bisa berinvestasi padamu. Aku akan membawamu menemui kakakku. Seharusnya kakakku mengenal orang-orang di industri perfilman dalam negeri."     

Sean tahu semua sutradara asing besar, seperti Christopher Nolan dan James Cameron. Berdasarkan kemampuan Jennifer di tahun pertama sekolah perfilman saat ini, dia jelas tidak mungkin berpartisipasi dalam film mereka.     

Sean pun membawa Jennifer turun dan mendatangi meja Tian. Pada saat ini, dia sedang minum anggur dengan Suhendra dan Martin sambil mengobrol dengan gembira. Ketika dia melihat Sean membawa seorang wanita dengan sosok tubuh yang indah, sesaat dia keheranan.     

"Dik, siapa ini?" tanya Tian.     

"Dia adik sepupu mantan istriku, Giana Wangsa. Namanya Jennifer Wangsa," jawab Sean.     

Semua orang tercengang ketika mendengarnya. Mengapa di hari pernikahan Sean, kakak-beradik dari keluarga Wangsa datang semua? Tian dan Yumi memiliki kesan buruk tentang Giana dan bahkan sikap pertama mereka terhadap Jennifer sangat biasa.     

Jennifer berinisiatif melangkah maju dan menyapa, "Kakak, Kakak Ipar, akhirnya kita bertemu."     

"Ada satu hal yang mungkin tidak kalian ketahui. Awalnya, saat kakek Kakak dan kakekku mengatur pernikahan, seharusnya akulah yang menikah dengan Kak Sean. Akan tetapi, ayahku merasa aku masih di bawah umur, jadi dia menolak pernikahan itu. Itu sebabnya akhirnya digantikan Kak Giana," terang Jennifer.     

Jennifer menghela napas. "Hah… Betapa bagusnya kalau saat itu aku dan Kak Sean menikah. Aku pasti akan memperlakukan Kak Sean dengan baik."     

Tian dan Yumi saling memandang, tidak tahu harus berkata apa. Orang-orang dari keluarga Susetia juga dapat melihat bahwa mantan adik ipar Sean ini sedikit menyukainya. Sean pun merasa sangat canggung.     

"Jangan bicarakan ini," kata Sean pada Jennifer, lalu beralih pada Tian, "Oh, iya, Kak. Apa Kakak kenal seseorang yang berinvestasi dalam pembuatan film di dalam negeri? Baru-baru ini Jennifer masuk industri hiburan. Aku ingin membuatnya menjadi terkenal."     

Karena Sean sudah angkat bicara, tentu saja Tian tidak akan menolak. "Kakak kenal Sutradara Riri Rizal dan Sutradara Hanung Bramanta. Kakak bisa merekomendasikannya pada mereka berdua."     

"Terima kasih, Kak Tian!" Jennifer sangat senang.     

Pada saat ini, tiba-tiba Martin menyahut, "Nona Jennifer ingin memasuki industri hiburan dan menjadi seorang seniman, kan? Sebenarnya cara tercepat untuk menjadi terkenal sekarang bukanlah dengan mengandalkan film, melainkan berpartisipasi dalam variety show."     

Martin melanjutkan, "Kebetulan saya mengenal bos sebuah perusahaan film dan televisi yang menyelenggarakan 'Kamp Pencipta Idola'. Para artis yang dipilih setiap tahun akan langsung menjadi bintang dengan popularitas yang tinggi. Jika Nona Jennifer memiliki keterampilan dalam menyanyi dan menari, saya bisa menjamin Nona akan menjadi populer di seluruh negeri dalam waktu setengah tahun!"     

Jennifer pun tersanjung. "Saya bisa! Saya bisa menari dan menyanyi!"     

Sean sedikit bingung. Dia tidak menyangka ayah Maureen akan sangat antusias membantunya dalam hal ini. Tampaknya keluarga Susetia juga ingin menunjukkan kekuatan mereka di depan Tian.     

"Terima kasih, Ayah," Sean berterima kasih pada Martin.     

Martin melambaikan tangannya. "Kita keluarga, jadi untuk apa berterima kasih? Ini hanya masalah kecil."     

Para presiden direktur perusahaan perfilman dan televisi berada di sana, jadi Martin secara pribadi membawa Jennifer untuk menemuinya.     

Setelah keduanya pergi, sambil melihat punggung Jennifer yang anggun, tiba-tiba Michelle menyahut, "Sean, mantan adik iparmu sangat seksi. Apakah di antara kalian pernah terjadi sesuatu? Kalau tidak, kenapa kamu secara khusus membantunya meski kamu sudah tidak ada hubungannya dengan keluarga Wangsa?"     

Michelle jelas ingin mengatakan bahwa Sean pernah tidur dengan Jennifer. Maureen ada di tempat kejadian. Ini membuat Maureen merasa sangat canggung.     

Sean pun tidak marah, tetapi berkata, "Benar. Mantan adik iparku memiliki sosok tubuh yang begitu bagus. Tiba-tiba sekarang aku merasa ada kesenjangan yang sangat besar. Kecantikan dan sosok tubuh istriku sebanding dengan mantan istriku, tapi perbedaan adik iparku beribu-ribu mil."     

Sosok tubuh Michelle biasa-biasa saja. Dia benar-benar kalah jauh dari Jennifer.     

"Kamu…! Maksudmu, sosok tubuhku buruk?!" Michelle sangat marah.     

"Apakah aku salah?" Sean mendengus dingin.     

Suhendra tertawa, lalu mengangkat gelasnya dan menatap Tian.     

"Anak-anak suka membuat keributan. Kita minum saja."     

Tian turut tertawa. Dia tidak memiliki rasa permusuhan terhadap tuan putri kecil seperti Michelle yang suka membuat pertengkaran. Namun, dia sangat memusuhi Marvin, yang sebelumnya telah berselingkuh dengan mantan istri Sean.     

Alhasil, Marvin tidak berani duduk di meja ini. Bahkan, melihat mata Tian, ​​​​Marvin gemetar ketakutan. Padahal, Sean tidak pernah membuat Marvin begitu takut. Entah mengapa Marvin merasa keberadaan Tian jauh lebih kuat daripada Sean.     

———     

Pernikahan berakhir dengan cepat dan lancar. Pernikahan ini benar-benar dipenuhi dengan drama. Untungnya, pada akhirnya pernikahan dapat berhasil diselesaikan.     

Pada pukul sepuluh malam, Sean dan Maureen kembali ke rumah Maureen. Di setiap sudut rumah dihias dengan begitu indah.     

Hari ini adalah malam pernikahan Sean dan Maureen. Untuk mencegah Sisi membuat masalah, Susi membawanya tinggal bersama orang tua Maureen. Malam ini, hanya ada Sean dan Maureen di seluruh rumah ini.     

Ketika Maureen kembali ke rumah, dia mandi dan menghapus riasan wajahnya. Dia kini mengenakan piyama sutra. Tidak ada pria yang tidak tergerak ketika melihatnya. Dia juga memakai beberapa produk perawatan kulit untuk membuat tubuhnya wangi.     

Maureen kemudian berkata pada Sean, "Suamiku, hari ini kamu sudah lelah seharian. Ayo tidur dan istirahat."     

Sean sedang duduk di kursi dan tidak bergerak.     

"Maureen, tidurlah dulu. Aku belum mengantuk."     

Bukannya Sean tidak mengantuk, tapi dia tidak ingin tidur dengan Maureen. Pikirannya penuh dengan hadiah yang dikirim Chintia dan kalimat 'Selamat atas pernikahanmu'. Dia masih mencintai Chintia, jadi bagaimana bisa dia memiliki hubungan dengan wanita lain?     

"Oh."     

Maureen sontak merasa kecewa, lalu berbaring dan beristirahat.     

Pada jam 12, Sean naik ke tempat tidur. Dia mengira Maureen pasti sudah tidur. Namun, begitu Sean berbaring, Maureen meraih tangan Sean.     

"Suami."     

Suara lembut Maureen seperti suara burung yang merdu dan membuat mabuk kepayang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.