Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana menjadi Istri Adik Ipar?



Giana menjadi Istri Adik Ipar?

0Di pertemuan Giana dengan Tian, dia langsung memeluk dan bahkan menggandeng tangan Tian. Maksud terselubungnya benar-benar kentara. Selain itu, dia bahkan melakukannya di depan istri Tian.     
0

Yumi jelas sedikit tidak senang ketika melihat tingkah Giana. Sementara, Sean juga sangat jijik dengan Giana. Benar-benar murahan.     

Untung saja aku sudah berpisah dengannya. Jika dia benar-benar masuk ke dalam keluarga Yuwono, bisa-bisa suatu hari nanti dia tidur dengan kakakku!     

Meskipun Tian sangat bermartabat, di mata para gadis, dia masih termasuk tipe yang jujur.     

Giana membawa Tian ke tempat duduknya, lalu menunjuk bayi di kereta dorong dan berkata, "Kak, ini keponakanmu. Apa Kakak mau menggendongnya?"     

Pada saat ini, Yumi turut menunjukkan ekspresi bahagia dan berinisiatif melihat kedua bayi di kereta dorong. Yumi memandangi bayi laki-laki itu dan berkata dengan gembira pada Tian, "Lihatlah bocah laki-laki ini! Mulut dan hidungnya, sungguh mirip dengan Sean!"     

Tian turut tersenyum dan mengangguk. "Benar-benar mirip dengan Sean."     

"Hm! Hm! Benar-benar cetakan yang sama dengan Sean," sahut Giana dengan bangga.     

Yumi segera mengalihkan perhatiannya ke putri Giana. "Bayi perempuan ini juga sangat cantik dan anggun."     

Yumi tidak bisa menahan diri dan ingin menggendong bayi perempuan itu, tetapi Sean batuk dua kali dan berkata dengan dingin, "Kakak Ipar, anak perempuan ini bukan anakku."     

Yumi tidak tahu tentang tes DNA yang dilakukan Sean sebelumnya, jadi saat ini dia sangat terkejut. "Apa katamu?"     

Kedua anak ini jelas seusia. Mereka anak-anak Giana, jadi mereka pasti lahir dalam waktu yang sama. Namun, Sean bilang anak laki-laki itu anak kandungnya, tapi anak perempuan itu bukan?     

Sebagai seorang wanita, Yumi pun segera mengerti apa yang terjadi. Dia menatap Giana dengan marah, sementara Giana langsung terlihat merasa bersalah seperti pencuri.     

Plak!     

Yumi menampar wajah cantik Giana dan langsung membentak, "Baga! (Bajingan!)"     

"Giana, sebagai seorang wanita, kamu benar-benar melakukan hal yang menjijikkan! Kamu sudah menyakiti Sean, tapi kenapa kamu membawa anak perempuan ini ke sini? Apa kamu sengaja ingin membuat Sean muak?" maki Yumi.     

Yumi tahu begitu Sean melihat anak perempuan ini, dia akan marah dan teringat akan pengkhianatan Giana. Jadi, jika Giana ingin datang, dia hanya boleh membawa bayi laki-laki dan bukan bayi perempuan.     

Sebenarnya, Giana tidak ingin membuat Sean muak. Alasan mengapa dia membawa anak perempuannya karena anak itu anak Marvin. Dia darah daging keluarga Susetia. Hari ini adalah acara keluarga Susetia, jadi dia membawanya ke sini juga.     

Pada saat ini, tiba-tiba Lianny bangkit dan berdiri sambil menyahut, "Kenapa? Kenapa cucu perempuanku membuatmu muak? Kenapa cucu perempuanku tidak boleh datang ke sini?!"     

Sejak awal Lianny sudah tidak suka pada Sean. Sekarang dia bahkan lebih tidak suka lagi pada Tian dan Yumi yang sudah mencuri pusat perhatian keluarga Susetia dan mendominasi di sini. Selain itu, dia sudah tahu tentang hubungan Marvin dan Giana. Dia juga tahu bahwa bayi perempuan di kereta dorong ini adalah darah daging putranya.     

Begitu Lianny mengatakan ini, suasana menjadi semakin ricuh.     

"Situasi… apa ini?! Bagaimana mungkin anak perempuan yang lahir dari mantan istri mempelai laki-laki menjadi cucu dari ibu mempelai wanita?"     

"Sinting! Apa jangan-jangan mantan istri mempelai laki-laki dan adik mempelai wanita berselingkuh?"     

"Ya Tuhan! Ini terlalu seru!"     

Suhendra tidak ingin orang membicarakan urusan keluarganya, jadi dia segera menatap Martin.     

Martin buru-buru berkata dengan keras, "Semuanya, silakan kembali ke tempat duduk Anda. Kami akan segera menyajikan makanan. Silakan semuanya menikmati makanan dan minuman yang disajikan. Hari ini, silakan makan dan minum sepuasnya!"     

Semua orang pun menghormati keluarga Susetia dan segera tidak berani membahasnya lagi.     

Pada saat ini, ketika Giana melihat Tian dan Yumi, mereka tampak sangat tidak senang dengan pengkhianatannya terhadap Sean. Dia tahu dirinya sudah tidak mungkin bisa mendapatkan afirmasi keluarga Yuwono lagi.     

Melihat ibu Marvin, Lianny Hanindita, bersedia untuk berdiri dan berbicara untuk dirinya, Giana buru-buru menjilat, "Tante, apakah Tante ibu Marvin?"     

Lianny memandang Giana dan menjawab, "Ya, aku ibunya. Apakah kamu Nona Giana dari Jakarta? Benar-benar sangat cantik. Tidak heran putraku sangat menyukaimu."     

Giana memainkan rambutnya. "Mana ada, Tante? Jika dibandingkan dengan Tante, aku hanya gadis biasa. Tante adalah kecantikan yang sebenarnya."     

Tiba-tiba Lianny berkata, "Giana, Tante sangat senang kamu sudah melahirkan seorang putri untuk Marvin. Ngomong-ngomong, apakah kamu ingin tinggal bersama kami? Agar Tante bisa lebih sering melihat cucu Tante. Sekarang Marvin terluka, jadi kamu bisa merawatnya jika kamu berada di sisinya."     

Giana tertegun sejenak. Kata-kata Lianny seperti ingin mengakui Giana sebagai menantu perempuannya.     

Sebelumnya, Giana berfantasi menjadi menantu keluarga Susetia, tetapi Marvin dengan jelas mengatakan bahwa dia tidak layak. Marvin hanya menganggapnya sebagai alat kegembiraan saja.     

Giana sangat gembira, tetapi berpura-pura khawatir, "Hah? Marvin terluka? Kenapa dia bisa terluka? Apa dia masih berjalan di masa depan?"     

Lianny memutar bola matanya ke arah Sean dan mendengus dingin. Baru pada saat itulah Giana mengerti apa yang sedang terjadi.     

Pantas saja ibu Marvin mau mengakuiku sebagai menantunya. Ternyata Marvin terluka gara-gara Sean!     

Giana segera meyakinkan, "Tante, jangan khawatir. Aku pasti akan tinggal di sini dan merawat Marvin dengan baik."     

Pada saat ini, Sean terlihat sangat marah.     

Sekarang Sean sudah menikah dengan Maureen. Apa jangan-jangan Giana juga akan menikah dengan Marvin? Itu berarti mantan istrinya akan menjadi istri adik iparnya, bukan? Ibu mertua ini tampaknya sengaja ingin membuat Sean jijik.     

Maureen bisa melihat ketidaksenangan Sean. Dia pun berbisik, "Maaf, suamiku. Ibuku benar-benar sudah mengacau."     

Pada hari pernikahan, Sean tidak ingin mengerutkan keningnya. Dia tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa. Lagi pula, kita juga tidak tinggal bersama adikmu. Paling-paling kita hanya tidak perlu bertemu dengan mereka."     

Pada saat ini, Suhendra sudah mengundang Tian dan istrinya untuk duduk di meja yang sama dengan mereka dan mulai minum. Sementara, Sean dan Maureen harus mengikuti aturan dan bersulang dengan beberapa kerabat yang lebih tua.     

Ada ratusan meja di sini. Kebanyakan dari mereka berasal dari pengagum keluarga Susetia, jadi Sean tidak perlu bersulang pada setiap meja. Setelah bersulang, Sean akhirnya memiliki kesempatan untuk bernapas. Namun, tiba-tiba John datang.     

"Tuan Muda Sean, lihat ke sana."     

John menunjuk ke suatu posisi di kejauhan, tapi karena kerumunan itu ramai, awalnya Sean tidak melihat apa pun.     

"Ada apa?" tanya Sean.     

John menjelaskan, "Orang yang mengenakan gaun merah muda di sana itu Yuana Wangsa!"     

Sean mengenalinya. "Yuana? Kenapa dia ada di sini?"     

Baru beberapa hari yang lalu, ketika Sean bekerja sebagai satpam, dia pernah bertemu Yuana sekali.     

John berkata di telinga Sean, "Saya tadi menguping pembicaraannya sebentar. Sepertinya Yuana mencari pria kaya untuk menjadikannya simpanan!"     

"Apa?"     

Sean melihat ke sana lagi dan melihat bahwa Yuana mengenakan gaun berpotongan rendah, lalu tanpa malu-malu mengungkapkan sosok tubuhnya yang indah pada seorang lelaki tua berusia empat puluhan. Pria tua itu meraih lengan putih lembut Yuana dengan ekspresi ingin memakan Yuana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.