Ingin Kukatakan Sesuatu

Wibawa Putra Tertua Keluarga Yuwono!



Wibawa Putra Tertua Keluarga Yuwono!

0Penjaga pintu keluarga Susetia tercengang di tempat.     
0

"Ah! Ternyata kakak dan iparnya! Silakan masuk!"     

Sean sudah memberitahu keluarga Susetia bahwa kakak dan kakak iparnya akan datang, jadi keluarga Susetia sudah memberitahu penjaga tentang hal itu. Suhendra sendiri bahkan menginstruksikan bahwa dia harus sepuluh kali lebih sopan dan hormat pada kakak dan ipar Sean. Jangan sampai membuat mereka marah!     

Pada saat ini, semua tamu menyaksikan ciuman penuh gairah dari kedua mempelai, tetapi tidak memperhatikan ke arah Tian.     

Tian berjalan mendekat dan menepuk punggung Sean. "Dik."     

Baru saat itulah Sean keluar dari fantasinya. Dalam pikirannya, yang baru saja dia cium bukanlah Maureen, melainkan Chintia.     

Maureen yang malang. Jika dia tahu yang sebenarnya, dia akan merasa sangat sedih.     

Sean berbalik dan melihat Tian bersama seorang wanita yang elegan. Dia pun langsung girang,     

"Kakak! Kakak Ipar!"     

Sean segera memeluk Tian.     

Pada saat ini, orang-orang dari keluarga Susetia sangat bersemangat. Suhendra menatap Tian tanpa berkedip, sementara Marvin bahkan ingin bangun dari kursi roda.     

Keluarga Susetia yang bermartabat sangat bersemangat dan kehilangan wibawanya ketika melihat orang-orang dari keluarga Yuwono. Para tamu juga saling berdiskusi.     

"Keluarga mempelai laki-laki datang. Kakaknya terlihat cukup dewasa dan tenang."     

"Kakak ipar mempelai laki-laki juga memiliki temperamen yang baik. Pada pandangan pertama, dia terlihat seperti wanita bangsawan!"     

"Iya! Meskipun dia tidak secantik Nona Maureen, wanita seperti itu terlihat sedap dipandang dan tidak membosankan."     

Penampilan kakak ipar Sean menimbulkan banyak keheranan di antara orang banyak. Meski ada dua kecantikan tiada tara, Giana dan Maureen, di tempat kejadian, tapi kakak ipar Sean mampu membangkitkan keramaian di hadapan dua orang ini. Itu menunjukkan bahwa kakak ipar Sean memang sangat menarik.     

Sebenarnya kakak ipar Sean adalah keturunan Indonesia dan Jepang. Namanya adalah Yumi Honggo. Honggo adalah nama keluarga ayahnya, sementara Yumi adalah nama dari ibunya.     

Tian menepuk pundak Sean dan bergurau, "Dik, kamu sudah jadi ekstrover, ya? Tidak malu lagi berciuman di depan begitu banyak orang."     

Yumi ikut tertawa dan menimpali, "Iya! Dia jadi lebih tinggi dan tampan."     

Melihat mereka berdua, Maureen juga sangat girang.     

"Kalian kakak dan kakak ipar Sean? Halo, nama saya Maureen. Senang bisa bertemu dengan kalian!"     

Tian dan Yumi masing-masing berjabat tangan dengan Maureen.     

Yumi tersenyum dan memuji, "Menang benar sangat cantik! Tidak heran Sean sangat terobsesi untuk menciummu."     

Maureen tersipu malu.     

Pada saat ini, Suhendra pun berinisiatif menghampiri mereka. Meskipun Tian adalah junior Suhendra, dia sangat menghargai Tian. Salah satu alasannya karena Tian adalah putra tertua. Tian sudah melalui semua pelatihan dan sudah mengetahui rahasia keluarga. Di masa depan, sangat mungkin baginya untuk menjadi penguasa keluarga Yuwono.     

Alasan kedua karena Tian adalah orang yang sangat misterius. Suhendra mengirim orang untuk mencari tahu tentangnya berkali-kali, tetapi dia tidak dapat menemukan foto Tian.     

"Apakah kamu kakak tertua Sean? Selamat datang!" Suhendra berinisiatif menghampiri dan menjabat tangan Tian.     

Tian sendiri tidak merendah ataupun sombong. Dia berjabat tangan dengan Suhendra dan berkata, "Tuan Suhendra, seharusnya kakek saya ingin datang, tapi akhir-akhir ini kesehatannya sedang tidak baik sehingga tidak bisa datang. Kakek meminta saya untuk memberitahu Anda bahwa beliau sangat senang dapat berbesan dengan keluarga Susetia."     

Suhendra sangat senang. "Saya juga sangat senang bisa berbesan dengan kakekmu."     

Para tamu di tempat kejadian sedikit bingung ketika mereka melihat adegan ini. Mereka tahu kekuatan Suhendra di negara ini, sementara Tian adalah junior dan kakak tertua dari menantu Suhendra.     

Suhendra menjadi begitu aktif dan bahkan terlihat merendah. Keluarga Yuwono ini tampaknya memiliki latar belakang yang tidak biasa.     

Tian memiliki aura yang kuat. Tanpa tersenyum, dia berkata, "Barusan saat di pintu masuk, saya lihat banyak orang mengatakan bahwa ini pernikahan keluarga Susetia. Nama Maureen juga ada di depan nama adik saya. Sepertinya ini agak tidak sesuai, kan? Bukankah seharusnya di mana-mana nama pria di depan dan nama wanita di belakang?"     

Suhendra merasa canggung. Si kakak sepertinya menuntut keadilan untuk adiknya.     

Lianny tidak menyukai seluruh keluarga Sean. Dia berkata, "Adikmu akan tinggal bersama keluarga Susetia sesudah menikah. Jadi, sudah semestinya nama mempelai wanita di depan, sementara mempelai pria di belakang!"     

"Tinggal bersama keluarga Susetia sesudah menikah?" Tian mencibir, "Dengan segala hormat, keluarga Susetia tidak memenuhi syarat untuk membiarkan keturunan keluarga Yuwono kami tinggal di rumah pihak wanita sesudah menikah."     

Marvin yang tidak bisa mendekat pun dari kejauhan mengamuk, "Omong kosong! Siapa yang kamu remehkan, hah?!"     

Begitu Tian memasuki pintu, Marvin mulai emosi. Dia langsung dapat melihat bahwa pria ini memiliki karakter yang sangat kuat. Sementara seumur hidupnya, Marvin suka bertarung melawan orang dengan karakter yang seperti ini. Jadi, aumannya lebih untuk menunjukkan eksistensinya.     

Suhendra takut Marvin akan membuat Tian kesal, jadi dia segera menegurnya, "Marvin, diam! Jangan bicara lagi!"     

Semua tamu di tempat kejadian tercengang. Apa yang akan terjadi? Apakah pihak keluarga pria dan wanita akan ribut?     

"Tampan sekali…"     

Giana mengamati Tian yang masuk dan semua perkataannya barusan. Sorot mata Tian yang arogan dan menghina di hadapan pria besar seperti Suhendra membuat Giana mabuk kepayang. Meskipun Tian tidak setampan Sean, di mata seorang wanita seperti Giana yang menyukai pria berkuasa, berkedudukan, dan kaya, tentu saja pria seperti Tian sangat tampan.     

Tian melirik Lianny, lalu berkata pada istrinya, "Yumi, keluarkan kontraknya."     

"Baik."     

Yumi mengeluarkan kontrak dari tas di tangannya. Kemudian, dia mengeluarkan pena mahal senilai ratusan ribu dolar AS. Tian menyerahkan pena dan kontrak pada Maureen.     

Maureen tertegun sejenak. "Kak, ini…"     

Tian berkata, "Ini surat pemindahan kontrak dari grup bar terbesar di Inggris. Kakek sudah memindahkan industri bar di Inggris padamu dan Sean. Asal kamu menandatanganinya, semua bar di Inggris akan menjadi milikmu."     

Para tamu tercengang.     

"Benarkah? Seluruh Inggris sangat besar. Ada berapa bar di sana? Aku percaya jika dia bisa membeli satu, tapi dia bisa membeli semua bar di seluruh Inggris?"     

"Aku dengar, beberapa tahun yang lalu sebuah grup membeli semua bar di Inggris. Mungkinkah itu keluarga Yuwono?"     

"Ya Tuhan! Ada begitu banyak bar di Inggris. Pasti ada beberapa juta! Pendapatan bar di Inggris sangat menghasilkan karena semua orang suka menonton sepak bola. Asalkan mereka menonton sepak bola, mereka akan pergi ke bar!"     

"Keluarga Nona Maureen akan menjadi nyonya rumah bar di Inggris? Sinting! Keluarga Yuwono benar-benar luar biasa! Benar-benar terhormat!"     

Pada saat ini, bahkan Sean tercengang karena industri bar ini sangat penting dan memiliki keuntungan yang sangat besar.     

"Kak, aku cucu ketiga. Bagaimana bisa Kakek memberiku semua bisnis ini?" tanya Sean.     

Tian tersenyum dan menjawab, "Kakak yang menyarankannya pada Kakek. Kakak dan Kakak Ipar tidak membutuhkan harta apapun. Kakak keduamu sudah tidak taat dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia tidak memiliki bagian dan semua bagiannya akan diberikan padamu."     

Orang-orang dari keluarga Susetia turut tercengang. Tian adalah kakak yang baik!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.