Ingin Kukatakan Sesuatu

Tinggal di Rumah Keluarga Susetia Setelah Menikah!



Tinggal di Rumah Keluarga Susetia Setelah Menikah!

0Semua orang yang ada di tempat kejadian terkejut.     
0

Suhendra yang selalu tenang bahkan hampir bangkit dari tempat duduknya dan bertanya dengan suara yang keras, "Apa katamu?"     

Sean memandang Maureen dengan penuh kasih sayang, lalu berkata dengan lantang pada orang-orang keluarga Susetia, "Saya bilang, saya ingin menikahi Maureen!"     

Setelah beberapa saat penyelidikan rahasia ini, Sean akhirnya sudah mengerti. Jika ingin mengetahui keberadaan Chintia, dia harus menikahi Maureen. Hanya dengan cara ini, Sean baru dapat menyelinap ke dalam keluarga Susetia dan mengetahui kebenaran hilangnya Chintia.     

Sean tidak mengkhianati Chintia. Sebaliknya, dia menikahi Maureen demi Chintia. Mungkin ini tidak adil bagi Maureen, tetapi Sean tidak punya pilihan lain sekarang. Selain itu, setelah apa yang dialaminya bersama Maureen selama periode waktu ini, Sean sedikit menyukai wanita ini.     

Sementara, Maureen sendiri sudah lama menantikan saat untuk bisa bersama Sean,     

Senyum muncul di wajah keriput Suhendra. Di dalam hatinya, Sean selalu menjadi menantu yang lebih disukainya daripada Chevin.     

Kekuatan keluarga Yuwono jauh lebih kuat daripada keluarga Laksono dan keluarga Yuwono memiliki rahasia yang selalu ingin diketahui Suhendra. Suhendra selalu ingin menggunakan Maureen untuk mengetuk pintu keluarga Yuwono dan mempelajari harta dan rahasia sesungguhnya keluarga Yuwono.     

"Sean, aku tidak suka ada orang yang bercanda denganku! Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu katakan!" kata Suhendra.     

Sean menegakkan punggungnya dan berkata, "Apa yang saya, Sean Yuwono katakan, tidak pernah berubah! Saya bilang saya ingin menikahi Maureen, maka saya pasti akan menikahinya!"     

Satu tangan Maureen dipegang Sean, sementara tangan lainnya sontak menutup mulutnya. Dia sangat senang hingga tidak berani percaya kalau ini nyata.     

"Sean…"     

Selama empat tahun terakhir hidupnya, Maureen sudah bersama Sean di dunia ilusi hipnotisme. Sekarang apakah ini benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan?     

Sayangnya, tidak semua orang setuju Sean menikahi Maureen.     

Lianny berdiri dan mengamuk, "Jika kamu bilang ingin menikahi putriku, memangnya kamu bisa menikahinya begitu saja? Kami kira siapa kamu? Jangankan sekarang putriku sudah tunangan dengan keluarga Laksono. Bahkan jika tidak bertunangan dengan siapapun, atas dasar apa kamu yang sekarang ingin menikahi Maureen?"     

Di dalam hatinya, Marvin merasa senang untuk Maureen. Hanya saja, Sean sudah menembak kaki Marvin. Dia pun tidak akan membela Sean dan justru membantu ibunya mempermalukan Sean.     

"Apa yang dikatakan ibuku benar. Kakakku adalah wanita tercantik di Bogor. Kecantikan dan tubuhnya adalah yang terbaik, belum lagi latar belakang keluarganya. Kamu sekarang hanyalah seorang gelandangan miskin yang hanya memiliki ratusan anak buah di bawah kendalimu, jadi atas dasar apa kamu ingin menikah dengan kakakku?"     

Marvin sama sekali tidak takut penghinaan ini akan membuat Sean tidak bisa menikahi Maureen. Dia terlalu mengenal Sean. Semakin dipermalukan, Sean akan semakin ingin menikahinya.     

"Bu… Dik… Kalian…"     

Maureen sedikit cemas. Sudah susah payah bisa menikah dengan pria yang dicintai, tapi tidak disangka keluarga terdekatnya sendiri justru malah tidak setuju.     

Suhendra tersenyum karena Sean sudah memutuskan untuk menikahi Maureen. Bahkan, delapan kuda sekalipun tidak akan bisa menarik Sean.     

Sebelumnya Sean tidak mau menikahi Maureen. Hal ini membuat orang-orang dari keluarga Susetia sangat terhina, jadi sekarang lebih baik biarkan saja Lianny dan Marvin mempermalukan Sean. Dia yakin Sean pasti bisa melewati rintangan dari ibu mertua dan adik iparnya.     

Suhendra berkata sambil tersenyum, "Sean, sebagai seorang kakek, aku tidak peduli dengan pernikahan cucu perempuanku selama cucu perempuanku mau. Tapi, apa yang dikatakan Lianny juga benar. Wanita dari keluarga Susetia-ku bukanlah seseorang yang bisa kamu nikahi jika kamu mau."     

Pada saat ini, Michelle menimpali, "Benar! Kalian laki-laki dari keluarga Yuwono merasa benar sendiri! Kalian kira wanita dari keluarga Susetia kita dapat menikah sesuka hati kalian?! Cih! Kalian sama sekali tidak layak, oke?"     

Bibi Maureen, seorang wanita paruh baya dengan rambut keriting, turut keberatan, "Kecuali kakek dan orang tua Sean datang ke Bogor untuk melamar secara langsung dan menunjukkan kekuatan keluarga Yuwono mereka! Biarkan kami melihat seberapa kuat mereka! Jika tidak, Maureen tidak akan menikahimu begitu saja!"     

Pada saat itu, Suhendra ingin memperkenalkan bibi Maureen pada ayah Sean, tetapi ayah Sean tidak menyukainya. Jadi, sekarang dia menarget Sean. Sementara, Michelle bersikap begitu karena terakhir kali Sean sudah menamparnya beberapa kali.     

Sedangkan, Lianny jelas menolak karena terakhir kali Sean menembak dan melukai putranya, Marvin. Karena itu, orang-orang ini menentang Sean menikahi Maureen. Sean dapat memahami bahwa Lianny, sebagai seorang ibu, merasa sakit hati karena putranya.     

Alih-alih marah, Sean menatap lawan bicaranya dengan tenang dan bertanya, "Tante, saya tidak tahu harus berbuat apa sehingga Tante bersedia menikahkan putri Tante dengan saya?"     

Lianny memandang Sean dengan tidak senang dan berkata, "Barusan Silvya juga sudah bilang. Hubungi kakekmu. Aku ingin kakekmu secara pribadi mendaftarkan Maureen sebagai pewaris harta keluarga Yuwono kalian dan juga menandatangani kontrak! Baru dengan begini, putriku akan menikah denganmu."     

Sean berkata dengan serba salah, "Kakek saya sudah sangat tua, jadi beliau tidak bisa datang kemari. Jika Tante ingin bertemu dengan keluarga saya, saya bisa meminta kakak tertua saya untuk datang."     

Lianny mendengus dingin. "Tidak ada gunanya jika kakak tertuamu kemari! Memang dia bisa memutuskan pewaris harta keluarga Yuwono? Kamu tidak bisa memberikan jaminan pada kami, tapi kamu ingin menikahi putriku? Kamu ingin menikahi putriku tanpa menjamin kami? Kamu ingin menipu?"     

Maureen buru-buru berkata, "Bu, aku tidak peduli apakah aku akan menjadi pewaris harta keluarga Yuwono atau tidak. Yang aku sukai itu Sean dan bukan uangnya."     

Lianny lagi-lagi mengamuk, "Kamu tidak peduli, tapi kami peduli! Pernikahan di keluarga Susetia selalu mengutamakan keuntungan keluarga. Jika kamu menikah dengannya, tapi tidak membantu seluruh keluarga Susetia kita, untuk apa kami membiarkanmu menikah dengannya?"     

"Kamu menyukainya? Memangnya dia menyukaimu? Apa kamu tidak takut dia hanya terobsesi pada tubuhmu dan ingin mempermainkanmu seenaknya, lalu meninggalkanmu dalam beberapa tahun? Pada saat itu, kamu sudah berusia 30 tahun dan Sisi juga sudah besar. Akan lebih sulit bagimu untuk menikah lagi. Selain itu, kamu juga tidak akan mendapatkan apa pun dari Sean!" tukas Lianny.     

Ketika gadis-gadis muda menikah, hal yang mereka pedulikan hanyalah apakah dia menikah dengan orang yang disukainya atau tidak. Sementara, untuk wanita yang lebih tua, mereka akan melihat berbagai hal dengan realistis karena tidak ingin putrinya menderita.     

Sean tahu bahwa ibu mertua di Indonesia sangat realistis dan tidak akan dengan mudah membiarkan putrinya menikah dengan pria yang tidak punya apa-apa.     

Sean terdiam sejenak, lalu berkata, "Seperti yang Anda semua tahu, aset saya sudah dibekukan selama ini dan kakek saya juga menjadi sasaran. Jadi, sangat tidak cocok bagi beliau untuk datang kemari."     

"Begini saja. Setelah Maureen dan saya menikah, kami akan terbang ke Inggris untuk bertemu Kakek secara langsung. Saya berjanji bahwa saya akan memberikan putri Anda kekayaan yang tidak akan habis seumur hidupnya. Bagaimana?" terang Sean.     

Sean tidak berbohong pada Lianny. Maureen adalah ibu Sisi, jadi dari awal dia memang berhak mendapatkan harta keluarga Yuwono.     

Lianny ragu-ragu sejenak sebelum membalas, "Putriku bisa mendapatkan hak warisan hanya jika dia pergi ke Inggris? Sebenarnya siapa yang menikahi siapa? Di Bogor saja kamu bahkan tidak punya rumah! Kecuali kamu bersedia tinggal di rumah keluarga Susetia kami setelah menikah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.