Ingin Kukatakan Sesuatu

Kemunculan Juan!



Kemunculan Juan!

0Maureen yang lembut dan menawan, berdiri berhadap-hadapan dengan Sean.     
0

Karena baru saja turun dan tidak sepenuhnya terpengaruh oleh gas beracun, hanya ada dua orang yang berdiri di ruang tamu dan tampaknya mereka berdua menjadi satu-satunya yang selamat di medan perang ini.     

Maureen adalah wanita yang baik dan tentu saja Sean pasti bisa merasakannya. Jika sejak awal Sean menjadi menantu keluarga Susetia dan menikahi Maureen, bukan Giana, maka Sean pasti akan jatuh cinta padanya.     

Jelas Sean yakin bahwa kemungkinan untuk jatuh cinta pada Maureen merupakan sesuatu yang tidak diragukan lagi. Itu karena dia saja bahkan jatuh cinta dengan wanita seperti Giana yang suka berselingkuh dan materialistis. Jadi, dia tidak punya alasan untuk tidak jatuh hati pada Maureen.     

Jika keduanya bersama, kemungkinan besar mereka tidak akan berpisah. Bahkan jika bertemu Chintia, Sean tidak akan mengkhianati pernikahannya dan berselingkuh dengan Chintia. Dengan begitu Sean dan Chintia hanya akan menjadi dua orang yang saling berpapasan di kehidupan ini.     

Pada saat ini, Sean merasa bahwa urutan kemunculan pasangan merupakan hal yang sangat penting. Orang yang tepat, pada waktu yang salah, juga tidak akan ada hasilnya.     

Setelah pergi, Sean mungkin tidak akan pernah kembali ke Indonesia lagi seumur hidupnya. Dia pun tidak bisa menahan diri untuk kembali melihat Maureen beberapa kali lagi, mengucapkan selamat tinggal pada Maureen yang memesona dan membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama.     

Sean kemudian membuka pintu.     

"Jangan bergerak!"     

Segera, sekelompok orang berseragam dan bersenjata, menyerbu masuk.     

Dorr! Dorr! Dorr! Dorr! Dorr! Dorr!     

Tanpa instruksi Sean, melihat Sean berada dalam bahaya, Wawan yang mengendalikan UFO pun menembaki orang-orang ini.     

"Jangan tembak! Biarkan dia pergi!"     

Maureen terbatuk dua kali dan berjalan keluar. Orang-orang ini mendengarkan kata-kata Maureen dan tidak menembak.     

Sementara, Sean juga berkata pada Wawan melalui mikrofon yang terpasang di tubuhnya, "Berhenti menyerang dan masuk ke mode tak terlihat."     

"Baik!"     

Pesawat UFO terbang di udara dan segera menghilang.     

"Menakjubkan sekali!"     

"Benda ini bisa menghilangkan diri!"     

Pesawat tempur siluman adalah sesuatu yang biasa di bidang militer dunia. F-22 Amerika Serikat dan J-20 Tiongkok adalah pesawat tempur siluman yang sangat kuat. Sementara, pesawat UFO kecil yang dipinjam Sean dari Elon Musk sebenarnya sama sekali tidak ada bandingannya dengan F-22 atau J-20.     

Dibandingkan dengan pesawat-pesawat tersebut, pesawat Sean ini paling-paling hanya versi mini dengan beberapa senjata dan peralatan. Kemampuan pertahanannya juga sangat lemah sehingga dapat dihancurkan berkeping-kepung dengan satu tembakan. Ini adalah salah satu mainan Elon Musk.     

Sean tidak menunda-nunda lagi dan berjalan keluar selangkah demi selangkah. Kalau dipikir-pikir, tidak banyak orang yang bisa mematahkan kaki Marvin dan keluar dari kompleks keluarga Susetia tanpa cedera. Dia berjalan keluar dari gang, lalu naik taksi dan hendak kembali menemui Chintia.     

———     

"Bu, aku ingin makan manisan."     

Iya, iya, iya! Nanti Ibu belikan."     

Pada saat ini, di luar rumah tempat Chintia berada, seorang ibu dan anak sedang mengobrol, sementara seorang pria yang mengenakan topi dan masker berjalan melewati mereka. Namun, di detik berikutnya, tiba-tiba pria itu menginjak dinding dan langsung melompat.     

Dalam sekejap, pria itu memanjat dinding dan tiba di dalam rumah. Tidak ada yang menyadari hal ini. Keterampilannya sangat menakjubkan. Seperti orang yang bisa melakukan ilmu meringankan tubuh,     

"Eh? Bu, sepertinya barusan ada orang yang lewat. Bagaimana bisa tiba-tiba dia menghilang?" tanya anak itu dengan heran.     

"Tidak ada orang di sana. Jangan aneh-aneh. Ayo jalan ke depan sana. Ibu akan membelikan manisan untukmu."     

Mereka berdua pun perlahan pergi.     

Sementara itu, pria itu mendarat dengan perlahan di pekarangan rumah. Kemudian, dia berjalan perlahan ke dalam rumah dengan langkah yang pelan.     

Pintu rumah utama tidak tertutup. Di kursi goyang kayu dari bambu, duduk seorang wanita mengenakan jaket putih panjang. Topi besar yang hanya dikenakan di pantai saat musim panas juga menutupi kepalanya. Kakinya diregangkan dan sepatu hak tinggi hitam dapat terlihat dengan jelas di bagian bawah.     

Wanita yang bersandar di kursi kayu itu pasti Chintia.     

Pria itu mendekat perlahan. Langkah kakinya sangat pelan sehingga hampir tidak ada suara.      

Pria itu kemudian datang ke kursi goyang, mengulurkan tangannya, dan menekan bahu jaket putih yang dikenakan wanita itu. Namun, begitu memegang pakaian itu, ekspresi pria itu tiba-tiba berubah.     

Selanjutnya, pria itu langsung meraih jaket putih besar tadi dan melemparkannya ke udara. Ternyata tidak ada orang sama sekali di kursi goyang.     

"Itu boneka!"     

Pada saat ini, sebuah pisau diletakkan di leher pria itu. Seorang wanita yang muncul di belakang pria itu adalah Chintia.     

Chintia mengenakan pakaian ketat yang biasanya dikenakannya saat pergi ke gym. Pakaiannya menunjukkan lekuk tubuhnya yang sempurna, sementara kakinya juga dibalut sepatu olahraga. Kelihatannya sejak awal dia sudah merencanakannya.     

"Tebakanku benar. Aku sudah tahu keluarga Susetia akan mengirim seseorang untuk menangkapku ketika Sean pergi! Katakan! Apakah kamu dari keluarga Susetia?!" desak Chintia.     

Chintia sangat cerdas, jadi sejak awal dia sudah memprediksi akan terjadi bahaya seperti ini.     

Agar tidak menjadi beban bagi Sean dan menghindari terjadi adegan klise di mana seorang pria menyelamatkan seorang wanita, seperti dalam serial televisi, Chintia sudah membuat jebakan untuk menjebak orang-orang jahat.     

Meskipun leher pria itu ditodong dengan pisau, dia tidak memohon belas kasihan seperti bandit-bandit pada umumnya. Sebaliknya, dia justru mulai tertawa dan bahkan bertepuk tangan.     

Pria itu berkomentar, "Luar biasa. Kamu bahkan berhasil menipuku dan menodongkan pisau di leherku. Hanya ada sedikit orang di dunia ini yang bisa melakukan ini Chintia, tidak heran adikku menyukaimu!"     

"Apa?"     

Mendengar pria itu berkata 'adikku', Chintia langsung tertegun.     

"Kamu…?"     

Pria itu tidak lagi berpura-pura dan melepas masker hitamnya, memperlihatkan wajah tampan dengan sedikit pesona jahatnya. Usianya juga terlihat sangat muda. Rasanya hanya beda beberapa tahun dari Sean.     

Chintia telah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun dan dia juga penakluk para presiden direktur. Karenanya, dia dapat melihat sekilas bahwa pria ini jelas bukan preman biasa, tetapi putra keluarga kaya.     

Preman biasa tidak akan mungkin memiliki temperamen dan aura seperti ini. Hanya putra keluarga Yuwono saja lah yang bisa memilikinya.     

"Apa kamu kakak Sean?" Chintia bertanya dengan gembira.     

Pria itu segera mengerutkan keningnya.     

"Apa aku setua itu? Selain itu, apa Sean tidak memberitahumu bahwa Tian yang paling jelek di antara kami bertiga bersaudara? Di antara kami tiga bersaudara, yang paling tampan adalah aku, kemudian si bocah Sean, dan yang terakhir Tian."     

Chintia tertawa dan bertanya lagi, "Apakah kamu kakak kedua Sean? Apakah kamu Juan Yuwono?"     

Pria itu tersenyum dan mengangguk. Dia adalah Juan. Dialah orang yang memilihkan Giana sebagai istri Sean dan juga melemparkan Maureen untuk Sean nikmati. Putra kedua generasi ketiga keluarga Yuwono, Juan Yuwono.     

Sekarang, seluruh keluarga Susetia mengutus orang-orang mereka untuk menangkap Juan, jadi tidak heran dia menutupi dirinya dengan sangat erat.     

Chintia bertanya dengan gembira, "Apakah kamu di sini untuk membantu Sean? Dia pergi ke rumah keluarga Susetia, tapi dia baru saja mengirim pesan yang mengatakan bahwa masalahnya sudah terselesaikan. Apa kamu yang membantunya?"     

Juan tidak menjawab pertanyaan Chintia, tetapi malah bertanya padanya, "Chintia, apa kamu ingin bertemu ayahmu?"     

Juan mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah video. Dalam video itu, terlihat Yudha, ayah Chintia, yang sedang makan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.