Ingin Kukatakan Sesuatu

Rekening Dibekukan!



Rekening Dibekukan!

0Sean, Chintia, dan Julius diinterogasi di ruangan yang berbeda di kantor polisi di Surabaya.     
0

Yudha tidak mati, hanya saja kabarnya tidak terdengar selama 11 tahun ini. Baik Suhendra dan Julius percaya bahwa dia diculik oleh ayah Sean. Jadi, sekarang ayah Sean sudah menjadi kunci dalam kasus ini.     

Kombespol Achmad mengambil foto yang dikirim Julius dan berkata pada Sean, "Tuan Sean, kami juga telah berkomunikasi dengan polisi di Paris. Ayah Anda, Hendrich Yuwono, adalah orang terakhir yang bertemu dengan Tuan Yudha."     

"Kami punya alasan mencurigai bahwa hilangnya Yudha ada kaitannya dengan ayah Anda. Jadi, saya harap Anda dapat berinisiatif menghubungi ayah Anda dan mencari tahu keberadaan Tuan Yudha sesegera mungkin. Putri Tuan Yudha, Chintia Yandra, juga pacar Anda. Anda juga berharap dia dapat segera bertemu dengan ayahnya, bukan?" tambah Kombespol Achmad.     

Sean berpikir sejenak. Lagi pula, ayahnya tidak membunuh seseorang, jadi tidak ada alasan baginya untuk tidak menghubungi ayahnya.     

"Baik."     

Sean menghubungi ayahnya di depan Kombespol Achmad. Anehnya, ternyata ayahnya tidak menjawab teleponnya. Setelah itu, dia menghubungi Pengurus Fairus dan kakeknya, tetapi mereka juga tidak menjawab.     

Mungkinkah mereka sudah tahu kalau aku berada di kantor polisi?     

Sebagai keluarga misterius di seluruh dunia, keluarga Yuwono tidak bisa ditemui begitu saja.     

"Maaf, saya tidak bisa menghubungi mereka," kata Sean.     

"Bisakah Anda memberikan alamat ayah Anda?" tanya Kombespol Achmad.     

Sean menggelengkan kepalanya. "Beliau sering berada di luar negeri dan sering berpindah tempat. Saya juga tidak tahu beliau ada di mana. Saya sudah beberapa tahun tidak pernah bertemu muka dengan beliau."     

Kombespol Achmad berkata pada seorang petugas polisi, "Pergi periksa apakah Hendrich Yuwono memiliki catatan kedatangan ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini."     

"Baik!"     

Tidak lama kemudian, petugas polisi datang untuk melaporkan setelah memeriksa informasi tersebut.     

"Kombespol Achmad, setelah memeriksa, tidak ada informasi tentang Hendrich Yuwono."     

Kombespol Achmad mengangguk dan bertanya lagi pada Sean, "Tuan Sean, kakek Anda tinggal di Inggris, kan? Di mana beliau tinggal di Inggris?"     

Sean berkata, "Maaf. Ini privasi kakek saya. Saya tidak dapat mengungkapkannya. Selain itu, kakek saya juga tidak ada hubungannya dengan masalah ini."     

Kombespol Achmad berkata, "Begitu rupanya. Kami menemukan bahwa semua dana Anda berasal dari luar negeri. Kami meragukan keabsahan dana tersebut. Kecuali Anda bisa membuat kakek Anda menunjukkan wajahnya dan kembali ke Indonesia untuk membuktikannya. Jika tidak, kami akan membekukan sementara semua rekening bank Anda!"     

Membekukan rekening?! Sean tidak menyangka masalah ini akan menjadi seserius ini.     

"Kenapa rekening saya dibekukan? Kakek saya sudah melakukan bisnis di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Uang keluarga Yuwono diperoleh dari menjalankan bisnis yang benar," Sean menjelaskan.     

Kombespol Achmad berkata sambil tersenyum, "Tuan Sean, jangan emosi dulu. Kami hanya memiliki kecurigaan. Untuk saat ini, ayah Anda menjadi tersangka pembunuhan dan sekarang beliau juga dicurigai menyekap seseorang. Anda juga memiliki hubungan yang dekat dengan Andy Laksono dan para anak buahnya. Mau tidak mau kami harus membekukan rekening Anda untuk sementara waktu dan mencari tahu dari mana sumber dana Anda berasal."     

Dia menambahkan, "Jika kakek Anda bisa datang ke Indonesia dan menjelaskannya secara langsung, ini tidak akan menjadi masalah dan pembekuan rekening Anda bisa dicabut kapan saja."     

Dari perkataan Kombespol Achmad, Sean tahu bahwa pembekuan rekeningnya dilakukan agar kakeknya kembali ke Indonesia.     

"Siapa yang ingin memancing kakekku kembali ke Indonesia? Mungkinkah kakek Maureen, Suhendra Susetia?"     

Kombespol Achmad melanjutkan, "Tentu saja jika Tuan Sean memiliki pertanyaan mengenai hal ini, Anda juga dapat mengajukan banding."     

Sean berkata dengan datar, "Aku akan mengajukan banding."     

———     

Tidak lama kemudian, Sean dan Chintia keluar dari kantor polisi.     

"Sean, bagaimana?" tanya Chintia.     

Sean menghela napas. "Situasinya tidak baik. Semua rekeningku sudah dibekukan."     

"Apa? Bagaimana bisa seperti ini?"     

Chintia tahu bahwa di rekening bank Sean terdapat dana puluhan triliun. Dia tidak menyangka bahwa masalah itu akan mempengaruhi Sean. Jelas-jelas ini masalah ayah Sean.     

"Kita bicarakan lagi saat kembali ke hotel," kata Sean.     

"Ya."     

Andy, John, dan para anak buahnya masuk ke kantor polisi, tetapi masih juga belum keluar.     

———     

Wawan yang bertanggung jawab atas logistik, komando, dan pekerjaan di belakang layar tidak ditangkap. Jadi, dia mengantar keduanya ke Intercontinental Hotel.     

Setelah kembali ke kamar presidential suite, Chintia sudah tidak sabar untuk bertanya, "Sean, apa yang terjadi? Siapa yang memberimu foto itu? Di mana ayahku?"     

Sean menceritakan apa yang dilakukannya saat pergi membawa Jasmine ke Prancis, tentang menawarkan hadiah bagi siapa yang bisa memberikan informasi mengenai ayah Chintia, dan tentang bertemu dengan kakak tertuanya.     

"Maaf, Chintia. Sekarang aku hanya bisa memastikan bahwa ayahmu belum meninggal. Seharusnya ayahmu baik-baik saja, tetapi aku tidak memiliki otoritas untuk tahu di mana keberadaannya," kata Sean.     

Chintia mendengarkan pernyataan Sean dan juga ada yang disembunyikan.     

"Sepertinya keluarga Yuwono-mu benar-benar memiliki rahasia. Selain itu, rahasia ini ada hubungannya dengan ayahku. Entah apa sebenarnya rahasia keluarga Yuwono-mu hingga membuat ayahku tidak menghubungiku selama 11 tahun."     

Chintia mengenal ayahnya. Yudha sangat mencintai kedua putrinya dan dia tidak akan pernah tega meninggalkan mereka sendirian selama 11 tahun. Pasti ada alasan khusus yang mencegah Yudha hingga tidak bisa menghubungi mereka.     

Sean menghibur Chintia dan berkata, "Chintia, aku janji akan mendapatkan otoritas keluarga sesegera mungkin dan membantumu mendapatkan ayahmu kembali. Sayangnya, rekeningku sudah dibekukan. Entah apakah aku masih bisa menyelesaikan pelatihan pengalaman bisnisku."     

Lagi-lagi Sean menjadi gelandangan miskin sekarang dan ini bukan untuk pertama kalinya dia menjadi seperti ini. Sebelumnya ketika bergabung dengan keluarga Wangsa, dia menipu Giana dua kali dengan mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki uang. Tapi, kali ini berbeda.     

Sean punya uang, tapi dia tidak bisa menggunakannya. Di Indonesia, dia benar-benar tidak punya uang.     

Chintia merasa bersalah. Jika bukan karena dirinya, rekening Sean tidak akan dibekukan.     

Begitu teringat akan kesulitan yang Sean alami karena Chintia selama beberapa hari terakhir ini, Chintia merasa sangat bersalah. Dia pun berlutut langsung berlutut di depan Sean!     

"Chintia, apa yang kamu lakukan? Cepat bangun."     

Mana mungkin Sean tega membiarkan Chintia berlutut?     

Chintia berlutut di depan Sean dan berkata, "Sean, maafkan aku. Aku menikahi Julius tanpa memberitahumu sepatah kata pun. Beberapa hari ini, kamu pasti sangat membenciku."     

Sean membantu Chintia berdiri, lalu menatap wajah lesu Chintia dan berkata, "Sayang, aku tidak pernah membencimu atau menyalahkanmu. Aku tahu kamu putus denganku agar aku melupakanmu. Jika ada yang ingin kamu salahkan, salahkan saja Tuhan karena sudah mempermainkan kita seperti ini dan membiarkan Julius si tua bangka itu mengambil kesempatan!"     

Begitu nama Julius disebut, Chintia buru-buru berkata pada Sean, "Sean, setelah datang ke Surabaya, meskipun aku tinggal di rumah Julius, aku tidak pernah tidur dengannya. Kami bahkan tidak berciuman. Aku tidak pernah mengkhianatimu. Sungguh. Apa kamu percaya padaku?"     

Sean menatap mata tulus Chintia dan menjawab, "Aku percaya!"     

Sean sudah mengetahui hubungan antara Chintia dan Julius melalui alat penyadap. Mereka berdua tidak melakukan apa-apa dalam beberapa hari terakhir.     

Tentu saja hanya sampai sebelum hari ini.     

Jika Sean tidak bisa menghentikan pernikahan mereka hari ini, saat ini Chintia mungkin sudah berbaring di ranjang besar Julius.     

Begitu terpikirkan akan hal ini, saat ini Sean semakin merasakan betapa berharganya bisa memiliki Chintia kembali.     

Sean tidak tahan lagi dan bergegas menghampiri Chintia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.