Ingin Kukatakan Sesuatu

Mengambil Alih Kedudukan Tuan Rumah!



Mengambil Alih Kedudukan Tuan Rumah!

0Tepat di belakang Sean dan Chintia, kurang dari dua meter di belakang mereka, terdapat foto pernikahan Julius dan Chintia.     
0

Ini adalah upacara pernikahan Julius dan Chintia. Namun, Sean dan Chintia berciuman di depan Julius dengan penuh gairah. Aula pernikahan pun gempar.     

"Ya Tuhan. Ini... ini terlalu kacau. Mempelai wanita bahkan mencium laki-laki lain di depan mempelai laki-laki!"     

"Presdir Julius adalah orang kaya yang terhormat di Surabaya, tapi beliau justru mengalami penghinaan besar hari ini!"     

"Si Sean ini memang punya nyali rupanya! Bisa-bisanya melakukan hal gila semacam ini!"     

Sementara di meja keluarga Susetia yang paling dekat dengan panggung, mereka melihat pemandangan ini dengan sangat tidak senang.     

Suhendra mengerutkan keningnya dan menatap pemandangan di depannya dengan tatapan membunuh. Dia berniat menjadikan Sean menantunya dan menikahkannya dengan cucunya, Maureen Susetia. Namun, hari ini si bocah Sean ini justru bersatu kembali dengan mantan pacarnya di depan mereka.     

"Jika tahu akan begini, sejak awal aku tidak akan membiarkannya meninggalkan Bogor!"     

Pada saat itu, Suhendra ingin secara paksa menahan Sean di Bogor, tetapi dia tidak bertindak seperti itu karena kebetulan mengetahui Chintia akan menikah dengan orang lain. Dia mengira setelah putus dengan Chintia, Sean secara alami akan mengejar Maureen dan menjadi menantu mereka. Tanpa diduga, Sean begitu tergila-gila dengan Chintia dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk kembali bersama Chintia.     

Marvin tak kalah mengamuk, "Apa yang mereka berdua lakukan?! Apa mereka menganggap suaminya tidak ada? Sean benar-benar tidak tahu malu!"     

Jika Sean mendengar ini, dia pasti akan menampar Marvin lagi. Justru Marvin lah orang yang tidak tahu malu dan tidak memenuhi syarat untuk berkata seperti ini. Itu karena dia sudah menodai Giana saat Sean sedang pergi bekerja.     

Maureen sangat terluka ketika melihat pemandangan ini. Dia bangkit berdiri dan berkata, "Aku pergi dulu."     

Orang yang juga cemburu setelah melihat pemandangan ini adalah Giana yang berada di pintu.     

"Ternyata kamu di sini untuk merebut Chintia?! Di dua pernikahanku sebelumnya, kamu hanya membuat onar dan tidak pernah merebutku kembali sekalipun! Tapi, hari ini kamu bahkan merebut Chintia dan mau berbaikan dengannya! Chintia pasti sudah pernah tidur dengan Julius lagi selama ini, tapi kamu bahkan memaafkannya! Kenapa kamu tidak memaafkanku saat aku tidur dengan orang lain, tapi memaafkannya saat dia tidur dengan orang lain? Itu tidak adil!"     

Giana sangat marah. Dia sendiri mengaku kalau dirinya sudah berbuat salah, tapi dia merasa itu adalah kesalahan yang akan dilakukan oleh semua wanita cantik. Dia merasa seharusnya Sean bisa memaafkannya.     

Pada saat ini, Maureen berjalan keluar dengan wajah yang datar dan kebetulan melewati Giana.     

Cantik sekali wanita ini!     

Giana tercengang ketika melihat Maureen. Ini adalah pertama kalinya Giana melihat Maureen dan dia juga tidak bisa menahan kekagumannya pada Maureen yang cantik.     

Di atas panggung, wajah Julius memerah dan pembawa acara tidak tahu harus berkata apa.     

Sejak saat itu, Julius Kusumo sang konglomerat Surabaya menjadi bahan tertawaan di lingkaran bisnis Surabaya.     

"Diam! Diam kalian semua! Sean! Chintia! Berhenti sekarang juga!" teriak Julius.     

Sean dan Chintia benar-benar menutup telinga dan terus berciuman dengan penuh gairah. Selama beberapa waktu ini, mereka telah mengalami begitu banyak masalah, jadi mereka tidak bisa berhenti.     

Amarah Julius meledak. Bagaimana dia bisa terima istrinya mencium pria lain di depan para tamu?     

"Panggilkan orang! Pisahkan mereka berdua!" Julius memanggil penjaga keamanan yang disiapkannya.     

"Baik!"     

Para personil keamanan yang tinggi dan gagah pun segera bertindak dan bersiap naik ke atas panggung untuk menarik Sean. Namun, saat mereka akan bergerak, mereka semua ditundukkan oleh anak buah Andy dan John.     

"Kembali, bocah busuk! Beraninya mengganggu kesenangan Tuan Muda Sean! Cari mati!"     

John meraih seorang penjaga keamanan yang ingin bergegas ke atas panggung, lalu memukulinya. Sementara, yang lainnya juga dipukuli. Acara pernikahan pun berubah menjadi tempat perkelahian.     

Semua anak buah Andy adalah preman profesional dari Asia Tenggara. Meskipun para penjaga keamanan Julius tidak buruk, mereka masih kalah jauh dari preman profesional ini.     

Melihat anak buahnya tidak bisa mengalahkan mereka, Julius sangat marah dan segera memanggil polisi.     

Setelah beberapa saat, polisi tiba di tempat kejadian. Pada saat ini, Sean dan Chintia berhenti berciuman.     

"Berhenti! Kalian semua, berjongkok sekarang juga!"     

Orang-orang Andy dan Julius semuanya segera berjongkok.     

Julius yang sudah dibuat malu pun turun dari panggung dan menunjuk Sean sambil berkata, "Polisi! Ini orangnya! Dia membawa sekelompok orang untuk mengacaukan pernikahan saya! Tolong tangkap dia!"     

John yang berjongkok di tanah berteriak, "Kami hanya tidak menyukaimu. Itu tidak ada hubungannya dengan Tuan Sean."     

Polisi berjalan mendekat dan bertanya pada Sean, "Apakah ini orang-orangmu?"     

"Bukan." Tentu saja Sean tidak akan mengakuinya.     

Polisi itu kembali bertanya, "Lalu, apakah kamu berkelahi?"     

"Tidak," jawab Sean.     

"Lalu, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya polisi itu.     

Sean melirik Chintia dan menjawab, "Berciuman dengannya."     

Polisi itu melirik Chintia. Bukankah jelas-jelas ini mempelai wanitanya?!     

Chintia buru-buru menyahut, "Saya yang berinisiatif lebih dulu."     

Polisi tidak berdaya dan memandang Julius.     

"Ini… agak sulit untuk ditangani."     

Setelah Sean datang, dia tidak melakukan sesuatu yang ilegal. Dia hanya mencium mempelai wanita, bahkan mempelai wanita sendiri juga melakukannya atas keinginannya sendiri. Ini tidak melanggar hukum.     

Pada saat ini, mobil polisi lainnya, tiba di pintu masuk. Seorang pria yang sangat mengesankan datang bersama banyak petugas kepolisian dan banyak orang mengenalinya.     

"Dia ini Kombespol Achmad!"     

"Kombespol Achmad juga datang!"     

Kombespol Achmad terlebih dulu menghampiri Suhendra dan berkata, "Tuan Suhendra, saya dengar ada perkelahian di sini. Ketika saya tahu Anda ada di sini, saya segera bergegas kemari. Apakah Anda baik-baik saja?"     

Suhendra melambaikan tangannya. "Tidak apa-apa."     

Setelah itu, Suhendra berdiri dan menatap Sean dengan wajah tidak senang, lalu berkata pada Kombespol Achmad, "Kombespol Achmad, apa Anda masih ingat Tuan Yudha Yandra?"     

Kombes Pol Achmad menjawab, "Tentu saja saya ingat, almarhum adalah seorang ahli IT dan pengusaha yang luar biasa di Surabaya. Sangat disayangkan beliau meninggal di luar negeri 11 tahun yang lalu."     

"Yudha tidak mati. Saya curiga ayah Tuan Sean ini sudah mengurung Yudha Yandra!" kata Suhendra.     

Mengurung?!     

Suhendra bahkan mengatakan bahwa ayah Sean sudah mengurung ayah Chintia.     

Wajah Sean berubah menjadi ganas. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan Suhendra, tetapi dia sudah bisa menebak bahwa pria tua ini adalah kakek Maureen dan Marvin. Sean tidak menyangka di pertemuan pertama mereka, Suhendra justru langsung menyerangnya.     

"Benar!" kata Julius, "Jika Kak Yudha tidak mati, dia pasti dikurung keluarga Yuwono! Jika tidak, kenapa dia mengabaikan keluarganya selama 11 tahun? Bahkan saat istrinya meninggal, dia tetap tidak muncul!"     

Chintia sontak tertegun sambil menatap ke arah Sean. Dia ingin tahu jawabannya langsung dari mulut Sean.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.