Ingin Kukatakan Sesuatu

Menguping Pembicaraan Julius dan Chintia!



Menguping Pembicaraan Julius dan Chintia!

0"Julius, kamu berani tidur dengan wanita Tuan Muda Sean?! Beraninya kamu mengatakannya?! Cari mati!"     
0

Andy dan John bangkit dengan marah. Sementara, setelah mendengar ini, Sean tidak tahan lagi dan bergegas meninju Julius.     

Buk!     

Sean menjatuhkan kacamata Julius dengan satu pukulan. Kemudian, dia meraih kemeja Julius dan mengamuk.     

"Julius, kamu bahkan tidak berkaca untuk melihat wajah binatangmu itu. Kamu hanya binatang! Mana mungkin Chintia mau berselingkuh dariku denganmu? Chintia tidak bisa menahan diri saat bersamamu? Cih!"     

Sean sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan Julius bahwa dia sudah tidur dengan Chintia.     

Dari perspektif ketertarikan heteroseksual, Julius tidak memiliki daya saing sama sekali dibandingkan dengan Sean.     

Sama seperti pria yang selalu menyukai gadis berusia 18 tahun, wanita tidak menyukai pria yang terlalu tua. Mungkin ketika masih muda, mereka menyukai pria yang lebih dewasa. Tetapi, lama kelamaan, ketika mereka berusia 30 tahun, mereka juga mendambakan tubuh yang masih muda.     

Si Julius ini benar-benar membual bahwa dia bisa membuat Chintia berselingkuh dengannya? Itu di luar kemampuannya!     

Bukannya Sean meremehkannya. Julius tidak memiliki kemampuan ini sama sekali. Pasti ada alasan lain, tetapi Julius menolak untuk mengatakannya.     

Tepat ketika Sean ingin kembali menanyai Julius, tiba-tiba ada dua ketukan di pintu. Kemudian, dua petugas polisi berseragam bergegas masuk.     

"Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian berkelahi? Segera berhenti!"     

Ketika polisi melihat Sean menyambar pakaian Julius, dia segera menghentikan keduanya.     

John bergegas menghampiri dan berkata sambil tersenyum, "Tidak, tidak. Mereka berdua hanya bermain, bukan berkelahi."     

Sean tahu koneksi Julius di Surabaya tidak dapat dibandingkan dengannya. Hari ini, jika dia tetap bersikeras mempertahankan Julius, sepertinya tidak akan semudah itu.     

Sean pun melepaskan Julius, kemudian dia sendiri mengambil kacamata Julius yang jatuh di lantai.     

"Huh." Julius mendengus dingin dan memperhatikan Sean yang mengambil kacamatanya dengan patuh. Dia tahun Sean sedang bersikap melunak.     

Sementara itu, tidak ada yang memperhatikan bahwa ketika Sean mengambil kacamata Julius, tangan kanannya mengeluarkan penyadap seukuran kacang hijau dari sakunya dan menyembunyikannya di antara jari-jarinya. Sean berinisiatif untuk mengenakan kacamata pada Julius dan berpura-pura membenahi jas Julius. Padahal, sebenarnya dia sedang menyembunyikan penyadap terkecil di dunia di saku jas Julius.     

Sean kemudian tersenyum dan berkata, "Pak Polisi, saya hanya bercanda dengan Presdir Julius."     

Pada saat ini, Sean turut memegang kartu As putri Julius, jadi dia tidak berani mengatakan bahwa Sean memukuli ayahnya.     

"Sean, Chintia sudah membuat pilihannya. Kamu, sebagai presdir perusahaan ternama yang bermartabat, dan juga seorang tokoh terkemuka di dunia bisnis, aku harap bisa menempatkan diri dan berhenti melakukan hal-hal kekanak-kanakan seperti ini!" kata Julius.     

Setelah mengatakannya, Julius berjalan ke arah kedua polisi itu dan berkata, "Terima kasih, Pak. Kami baik-baik saja. Saya akan mengantar Anda turun."     

Begitu Julius dan polisi pergi, John mendekati Sean dan berkata, "Tuan Muda Sean, bagaimana sekarang? Julius si tua bangka ini sangat lihai. Banyak orang melindunginya, jadi tidak akan mudah bagi kita untuk menangkapnya lain kali."     

Sean berkata dengan santai, "Tidak ada gunanya menangkapnya. Dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Aku sudah meletakkan penyadap di saku jasnya. Dia sendiri yang akan segera memberitahukan jawabannya padaku!"     

Sean yakin rubah tua seperti Julius tidak akan mengatakan yang sebenarnya bahkan jika ditekan. Sebaliknya, lebih baik menguping untuk mendapatkan kebenaran!     

Setelah itu, Sean meminta Andy dan yang lainnya kembali ke kamar untuk beristirahat terlebih dulu. Sementara, dia membuka aplikasi penyadap di laptopnya, memakai headphone, dan mulai menguping Julius.     

"Musim hujan akhirnya datang. Aku telah merindukannya... Musim hujan selalu terkenang. Aku mengingat indahnya…"     

Sebuah lagu samar terdengar di headphone, disertai deru angin. Sean menebak semestinya Julius sudah tiba di mobil saat ini.     

Penyadap ini juga memiliki fungsi pelacak navigasi. Dilihat dari posisi Julius yang ditampilkan di layar, posisinya memang terus bergerak. Selain itu, arahnya saat ini persis menuju ke Aegean Sea Ville.     

Jika Sean menebak dengan benar, seharusnya sekarang Julius hendak pergi menemui Chintia.     

Benar saja. Tidak lama kemudian, terdengar suara dari headphone.     

"Chintia."     

"Kamu sudah kembali," Chintia berkata dengan dingin, tanpa keintiman yang manis dari calon pengantin baru ketika bertemu.     

"Ya." Julius berkata, "Aku sudah mendengar tentang Monica. Chintia, maafkan aku. Anak ini bertindak nakal seperti ini karena khawatir kamu menikah denganku hanya untuk uangku. Padahal, dia tidak tahu bahwa kita sudah menandatangani surat perjanjian pranikah. Bahkan jika kita bercerai, kamu tidak akan mendapatkan hartaku. Sebelum aku kemari, aku sudah menjelaskan masalah ini pada Monica. Jangan khawatir, dia tidak akan mencari gara-gara denganmu lagi di masa depan."     

Mendengar ini, seketika Sean tidak mengerti.     

Chintia dan Julius bahkan menandatangani perjanjian pranikah? Chintia tidak bisa mendapatkan harta Julius? Lalu, mengapa Chintia menikahi Julius?     

Satu-satunya tujuan wanita muda menikahi pria tua adalah uang. Selain uang, keuntungan apa yang dimiliki Julius?     

"Ya," Chintia menjawab dengan pelan.     

Julius terdiam sesaat, lalu berkata lagi, "Aku baru saja bertemu Sean."     

"Dia… Apakah dia menanyakan tentangku?" tanya Chintia.     

Julius menjawab, "Ya. Dia terus menanyaiku, apa yang aku katakan hingga membuatmu putus dengannya."     

"Lalu, apa yang kamu katakan?"     

"Aku bilang, kita berdua mengenang masa-masa tiga tahun yang kita habiskan bersama di masa lalu, lalu kita tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur bersama. Itu sebabnya kamu putus dengannya," terang Julius.     

Chintia sedikit marah. "Jelas-jelas kita tidak melakukan apa-apa. Kenapa kamu berkata seperti itu?"     

"Jika aku tidak berkata seperti itu, mana mungkin dia bersedia melepaskanmu?" balas Julius.     

Chintia bertanya, "Lalu, apakah dia percaya?"     

Julius menggelengkan kepalanya. "Tidak. Dia bahkan meninjuku dan bilang bahwa kamu tidak mungkin berselingkuh denganku. Entah kenapa bocah busuk ini bisa begitu percaya diri!"     

Chintia tidak bisa menahan tawanya dan menjelaskan, "Karena mantan istrinya, Giana Wangsa, terus berselingkuh. Jadi, ketika aku bersama Sean, aku berjanji padanya bahwa aku tidak akan pernah membohonginya. Meskipun aku melakukannya, meskipun aku benar-benar mengkhianatinya, aku juga akan berinisiatif untuk mengaku padanya duluan. Dia mengerti karakterku. Jika memang karena itu, sejak awal aku pasti sudah memberitahunya."     

Tiba-tiba Julius tersadar. "Ternyata ini alasannya."     

Melihat wajah Julius yang memar, Chintia berkata, "Biar aku kompres memarmu."     

Julius mengiyakan.     

Chintia mengompres Julius yang duduk di sofa, sementara Julius juga menatap Chintia dengan tenang dan berkata, "Chintia, aku dengar Monica bahkan memberimu obat. Apa kamu baik-baik saja sekarang?"     

"Tidak apa-apa," jawab Chintia.     

Julius menghela napas. "Hah… Gadis nakal ini benar-benar keterlaluan. Menurutmu, jika hari ini Sean tidak muncul dan kamu benar-benar diperkosa laki-laki itu, lalu bagaimana? Tapi, Chintia, bahkan jika hal seperti itu terjadi, aku akan tetap menikahimu."     

Sean yang menguping pun mendengus dingin, dan berkata dengan suara yang pelan, "Julius, dasar tua bangka! Kamu benar-benar tahu cara membujuk wanita! Apakah dengan ini kamu menunjukkan bahwa cintamu pada Chintia sangat tulus? Berhenti bicara omong kosong! Karena itu tidak terjadi, kamu bisa berbicara seenakmu!"     

Sean tidak tahu apakah Chintia akan tergerak oleh pernyataan Julius. Namun, kemudian terdengar suara Julius di headphone lagi.     

Julius bertanya, "Chintia, bolehkah aku menciummu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.