Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia Bersalah pada Sean?!



Chintia Bersalah pada Sean?!

0Setelah sepuluh menit, Sean bertanya dengan prihatin, "Bagaimana? Apa kamu sudah merasa lebih baik?"     
0

Chintia mengangguk.     

Ketika melihat Chintia sudah mendapatkan kekuatannya kembali, Sean membantunya turun dari tempat tidur dan berkata, "Chintia, ayo kita pergi. Jangan tinggal di sini."     

John menimpali, "Benar, Nona Chintia. Cepat pergi dari sini bersama Tuan Muda Sean. Untung saja Tuan Muda Sean tiba tepat waktu. Jika tidak, apa yang akan dilakukan orang-orang dari keluarga Kusumo pada Nona?"     

Tanpa disangka, setelah Chintia turun dari tempat tidur, dia mendorong tangan Sean dengan lembut dan berkata, "Sean, aku sangat berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkanku, tapi maaf, aku tidak akan pergi bersamamu."     

"Apa?!"     

Sean tidak mengerti, mengapa Chintia tidak mau pergi bersamanya?     

"Orang-orang dari keluarga Kusumo sudah memperlakukanmu seperti ini, tetapi kamu masih ingin menikah?" Sean berteriak dengan suara yang keras.     

Chintia berkata, "Monica adalah Monica, Julius adalah Julius. Orang yang ingin aku nikahi adalah Julius."     

Chintia bahkan membuat perbedaan yang jelas antara Monica dan Julius dan tidak marah pada Julius karena kejahatan putrinya.     

Bahkan Monica menyahut, "Chintia, kamu memiliki laki-laki yang sangat mencintaimu, jadi untuk apa kamu mengganggu ayahku?"     

Sean sangat berapi-api sekarang, tetapi tidak bisa berteriak pada Chintia, jadi dia hanya bisa berteriak pada Monica, "Diam! Chintia tidak pernah mengganggu ayahmu duluan! Ayahmu itu binatang buas yang telah mengganggu Chintia!"     

Melihat sikap Chintia masih teguh, Sean tahu jika dia tidak bertemu Julius dan bertanya langsung padanya, masalah ini tidak dapat diselesaikan. Kebetulan sekarang putri Julius ada di tangannya.     

"Bawa mereka bertiga keluar!"     

"Baik!"     

Sean membawa ketiganya ke ruang tamu, kemudian menyimpan gelas anggur Chintia sebagai barang bukti.     

"Monica, kalian bertiga memaksa seseorang berhubungan seks dengan narkoba. Sekarang aku sudah punya bukti yang kuat dan rekaman CCTV. Kalian ingin berinisiatif untuk menyerahkan diri atau aku yang akan memanggil polisi untuk menangkap kalian?" Sean memandang ketiganya dan bertanya dalam bahasa Inggris.     

Begitu Sean mengatakan akan memanggil polisi, kedua pria kulit putih itu sangat ketakutan sehingga mereka segera berlutut dan memohon belas kasihan. Meskipun mereka WNA, jika mereka melakukan kejahatan di negara ini, mereka juga akan dipenjara.     

Monica menggigit bibirnya dan bertanya, "Apa yang harus kami lakukan agar kamu membebaskan kami?"     

Sean menjawab, "Hubungi ayahmu dan minta dia untuk menggantikan kalian. Aku hanya akan memberinya waktu tiga jam. Jika dia tidak muncul di depanku dalam waktu tiga jam, aku akan mengirim kalian ke penjara!"     

Monica tahu Sean sedang tidak bercanda, jadi dia tidak punya pilihan selain menelepon ayahnya.     

———     

Waktu menunjukkan pukul 12 tengah malam. Sean, anak buahnya, dan Monica, semuanya berada di dalam kamar presidential suite di Intercontinental Hotel Surabaya.     

Tok! Tok!     

Wawan mengetuk pintu, kemudian membawa seseorang, yaitu Julius Kusumo.     

"Ayah!"     

Saat Julius muncul, Monica buru-buru berlari, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Julius, dan menangis sambil berkata, "Ayah, si Sean Yuwono ini benar-benar sudah keterlaluan. Dia sudah menampar putri Ayah ini berkali-kali hingga bengkak. Ayah harus membalasnya untukku!"     

Julius menatap wajah Monica yang tidak terlalu cantik dengan sangat tertekan dan bertanya pada Sean, "Sean, kamu berani melakukan ini pada putriku? Kamu tidak kenal hukum!"     

Tanpa menunggu Sean berbicara, Andy berkata, "Julius, kenapa kamu tidak bertanya apa yang telah dilakukan putrimu yang baik ini? Dia menyuruh laki-laki WNA memberi obat pada Nona Chintia, lalu mencoba menidurinya! Jika Tuan Muda Sean datang terlambat satu langkah saja, putrimu akan berhasil mencapai tujuannya!"     

"Apa?!"     

Saat menghubungi Julius tadi, Monica tidak mengatakan apa-apa tentang apa yang terjadi di rumah, jadi Julius juga baru mengetahuinya sekarang. Kini Julius sangat marah.     

"Monica, kenapa kamu melakukan ini pada Chintia?! Dia adalah calon istri yang ingin Ayah nikahi!"     

Monica mendengus dingin dan berkata, "Aku hanya tidak ingin Ayah menikahinya! Baru berapa lama semenjak ibuku meninggal? Tapi, Ayah sudah ingin menikah dengan wanita lain, bahkan dengan teman sekolahku!"     

Julius menghela napas dan tidak ingin bicara lebih banyak lagi.     

"Pergilah dulu. Orang-orang Ayah ada di luar. Mereka akan mengantarmu pulang."     

Saat Monica hendak pergi, Wawan mengulurkan tangannya untuk menghentikannya. Kamar ini adalah wilayah Sean. Jika Sean tidak mengatakan apa pun, tidak ada yang bisa pergi begitu saja.     

Julius memandang Sean dan berkata, "Sean, urusan kita tidak ada hubungannya dengan putriku. Biarkan putriku pergi."     

Sean melambaikan tangannya dan menyuruh Wawan menyingkir. Julius lah orang yang sangat ingin ditemui Sean.     

Melihat Julius, Sean bangkit dari tempat duduknya. Saat ini, suasana hatinya yang mudah tersulut tidak dapat ditahan.     

"Julius, beraninya kamu merebut wanita milik Sean Yuwono!"     

Julius mengeluarkan kotak rokok, lalu menghisap sebatang rokok dan berkata sambil tersenyum, "Adik, Chintia belum menikah, jadi siapapun bisa menikahinya, bergantung pada kemampuannya. Kamu tidak memiliki kemampuan menyuruhnya menikahimu, jadi kamu tidak bisa menyalahkanku!"     

"Cari mati!"     

John, Andy, dan yang lainnya sangat marah dan hendak menyerang Julius…     

Tepat ketika mendengar Wawan berkata di pintu, "Polisi datang!"     

Sean mengulurkan tangannya, memberi isyarat agar John dan yang lainnya tidak main tangan.     

Ketika Julius datang menemui Sean, dia pasti sudah bersiap dengan baik. Dia tidak hanya memanggil polisi terlebih dahulu, tetapi juga membawa lebih banyak anak buah dibanding Sean. Bagaimanapun juga, ini adalah Surabaya, wilayah kekuasaannya.     

Julius tanpa rasa takut berkata, "Sean, seharusnya kamu tahu tentang taruhan setengah tahunku dengan Chintia, kan?"     

"Dalam setengah tahun, aku yakin dia akan putus denganmu karena aku tahu kamu terlalu muda. Chintia bersamamu hanya karena dirimu yang masih segar. Dia belum pernah berpacaran dengan laki-laki muda. Itu sebabnya dia mau bersamamu. Tapi, setengah tahun sudah cukup untuk membuatnya bosan. Pada saat itu, dia akan tahu bahwa laki-laki dewasa sepertiku adalah pilihan hidupnya," terang Julius.     

Julius lanjut mencibir, "Selain itu, kehidupan pribadimu sangat berantakan. Kamu memiliki mantan istri dan anak, sementara Chintia tidak akan mau menjadi ibu tiri untuk anak-anakmu!"     

"Sean, sebagai seorang laki-laki, seharusnya kamu berbesar hati. Jika pada hari ini Chintia memilihmu, aku, Julius Kusumo, juga akan dengan tulus mendoakan kalian, tapi apa yang kamu lakukan sekarang?" decih Julius.     

Sean sangat marah. "Julius, jangan banyak bicara! Jika Chintia benar-benar menyukaimu dan benar-benar sudah bosan denganku, aku tidak akan menggila seperti ini!"     

"Sebelum dia kemari, dia sudah memberitahuku bahwa dia datang ke Surabaya untuk memberitahumu bahwa dia memilihku agar kamu menyerah padanya! Tapi, setelah bertemu denganmu, sikapnya benar-benar berubah! Julius, sebenarnya apa yang kamu katakan padanya?!" sergah Sean.     

Julius mengambil sebatang rokok dan berkata sambil tersenyum, "Karena kamu benar-benar begitu ingin tahu, baiklah. Aku akan memberitahumu. Tapi, aku takut kamu tidak akan sanggup mendengarnya. Haha."     

"Aku dan dia mengenang kenangan indah sepuluh tahun lalu ketika kami bersama selama tiga tahun. Semakin kami mengenangnya, semakin banyak emosi yang kami berdua rasakan. Malam itu, kami kebetulan minum sedikit anggur. Ketika kami minum sambil mengenang masa lalu, kami tidak bisa menahan diri dan akhirnya tidur bersama. Setelah itu, dia merasa telah bersalah padamu, jadi dia pun memutuskanmu. Hanya sesederhana itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.