Ingin Kukatakan Sesuatu

Menghabiskan 200 Miliar untuk Membeli Rahasia Gelap!



Menghabiskan 200 Miliar untuk Membeli Rahasia Gelap!

0Sean bukan lagi menantu parasit di keluarga Wangsa yang 'tidak berguna'. Sekarang dia adalah Presiden Direktur YS Group yang memiliki ribuan karyawan.     
0

Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, terdapat banyak kantor cabang perusahaan di kota ini. Selain itu, skalanya juga sangat besar.     

Sean memanggil GM cabang Surabaya satu per satu dan meminta mereka menggunakan koneksi yang mereka miliki untuk menghubungi sebanyak mungkin orang di lingkaran bisnis Surabaya ke Intercontinental Hotel tempat Sean berada. Sean juga meminta Andy untuk menghubungi pihak hotel dan menyewa ruang pertemuan untuk mengadakan perjamuan di sana.     

Pada pukul sembilan malam, begitu banyak orang-orang dari cabang bisnis Surabaya masih makan dan bersosialisasi dan ada beberapa juga yang sudah pulang. Namun, setelah menerima berita bahwa YS Group akan mengadakan perjamuan dan mengundang para pengusaha dari Surabaya, mereka semua bergegas ke Intercontinental Hotel.     

Mereka jelas sudah mendengar nama YS Group. Selain itu, Sean juga mengatakan bahwa kemungkinan Presdir Hartono akan turut datang sehingga membuat para pengusaha ini bahkan lebih bersemangat untuk datang. Siapa yang tidak ingin bertemu Presdir Hartono di perjamuan?     

Tidak lama kemudian, ruang pertemuan hotel penuh sesak dengan pengusaha dari cabang bisnis Surabaya.     

Semua orang-orang ini berpakaian bagus. Para pria semuanya mengenakan kemeja, celana panjang, dan sepatu kulit. Sementara, para wanita semuanya mengenakan gaun panjang atau pendek yang sangat elegan.     

Semua orang memegang gelas anggur sambil saling menyapa, mengobrol, dan bertukar nomor telepon. Sean dan Andy berdiri di dekat panggung dan melihat orang-orang ini.     

Andy memegang daftar tamu yang datang ke perjamuan hari ini dan berkata pada Sean, "Tuan Muda Sean, tidak ada bos besar yang datang. Semuanya adalah wapresdir atau orang-orang yang memiliki peranan kecil. Sepertinya bos-bos besar itu tidak menghargai Anda."     

Sean tersenyum dan berkata, "Jika seorang bos besar dapat dipanggil hanya dengan satu panggilan telepon, apakah dia masih bisa disebut sebagai bos besar? Aku memang tidak ingin memanggil orang-orang terkemuka, tapi memang orang-orang kecil yang tidak berduit seperti mereka ini."     

Pada saat ini, GM Kami Antar cabang Surabaya, sebagai tuan rumah, mengangkat mikrofon di atas panggung dan berbicara.     

"Para hadirin, mari kita sambut tuan rumah perjamuan malam ini, Presdir Sean Yuwono, Presiden Direktur YS Group! Presdir Sean, silakan naik ke atas panggung untuk mengucapkan beberapa patah kata pada para hadirin sekalian!"     

Ada tepuk tangan meriah di tempat itu. Sean mengambil alih panggung dan mikrofon. Dia jarang berpartisipasi dalam acara-acara seperti ini. Tetapi, demi Chintia, hari ini dia sudah tidak peduli lagi.     

Sean berkata pada semua orang, "Terima kasih sudah datang ke perjamuan yang saya adakan di tengah kesibukan para hadirin semuanya. Pada saat ini saya ingin mengucapkan terima kasih."     

"Ini pertama kalinya saya berada di Surabaya. Kota ini indah dan saya sangat ingin berteman dengan orang-orang yang ada di Surabaya. Itu sebabnya saya mengadakan perjamuan pada hari ini. Namun, selain berteman dengan Anda sekalian, ada alasan lain dari diadakannya perjamuan ini."     

Ratusan orang hadirin mendengarkan pidato Sean dengan tenang.     

Mereka semua telah berkecimpung dalam lingkaran bisnis selama bertahun-tahun dan mengerti bahwa pembicaraan Sean tentang berteman dengan semua orang sebelumnya hanya basa-basi belaka. Dia adalah Sean, Presiden Direktur YS Group dengan aset ratusan triliun. Mungkinkah orang seperti dirinya berteman dengan para bawahan kecil seperti mereka?     

Alasan selanjutnya sepertinya merupakan tujuan sebenarnya mengapa Sean mengadakan perjamuan ini.     

Sean bertanya, "Apakah Anda sekalian kenal seorang pengusaha di Surabaya bernama Janitra Wityo?"     

Seseorang di antara hadirin menyahut.     

"Tahu! Pengusaha real estat!"     

"Aegean Sea Ville adalah miliknya!"     

Sean mengangguk dan melanjutkan, "Saya bersedia menghabiskan 200 miliar untuk membeli rahasia gelap Janitra. Asalkan kalian dapat memberi saya rahasia gelap Janitra dan bukti yang cukup, maka 200 miliar ini akan menjadi milik Anda!"     

Mendengar ini, seluruh hadirin menjadi ramai.     

"200 miliar? Ya Tuhan. Apa yang sudah dilakukan si Janitra ini sampai menyinggung Presdir Sean?"     

"Hanya sebuah informasi dan bukti saja begitu berharga? Sayangnya aku tidak pernah berhubungan dengan Janitra. Tidak bisa! Aku harus menghubungi teman-temanku dan menanyakannya pada mereka."     

"Aku juga akan menelepon! Presdir Sean sangat kaya! Jika dia menjanjikan 200 miliar, dia pasti tidak akan bermain-main!"     

Semua orang mulai membuat panggilan telepon.     

Sean berkata, "Para hadirin, kalian dapat memberitahu teman-teman kalian sehingga mereka juga memiliki kesempatan untuk memenangkan hadiah 200 miliar ini. Jika ada yang memiliki informasi, silakan datang dan temui saya di kamar saya. Kamar saya ada di presidential suite di lantai paling atas."     

Setelah berbicara, Sean meninggalkan ruangan.     

Andy mengikuti Sean dan menekan tombol lift untuk Sean terlebih dahulu. Setelah masuk ke dalam lift, dia pun bertanya, "Tuan Muda Sean, kenapa Anda begitu yakin Janitra pasti memiliki rahasia gelap? Apa sebelum ini Anda sudah mengenalnya?"     

Rencana Sean sudah sangat jelas.     

Karena Janitra ingin memeras Sean sebesar puluhan triliun, maka Sean juga akan menemukan rahasia gelap Janitra dan membelinya dengan harga 200 miliar. Di antara rahasia gelap ini, mungkin ada bukti kejahatan Janitra.     

Pada saat Sean sudah memiliki bukti-bukti ini, masih perlukah Sean memberinya puluhan triliun? Janitra pasti akan datang memohon padanya.     

Tentu saja Andy sudah menebak apa yang ingin dilakukan Sean, tetapi dia hanya tidak mengerti mengapa Sean begitu yakin bahwa Janitra memiliki rahasia gelap. Apakah keduanya saling mengenal sebelumnya?     

Sean berkata, "Andy, aku dengar dari Pengurus Fairus, kamu juga orang yang suka belajar. Aku sarankan kamu membaca buku-buku psikologi dan juga buku tentang fisiognomi."     

"Jika kamu bisa memahami sepersepuluhnya, kamu akan tahu bahwa Janitra, yang memeras puluhan triliun dariku, menunjukkan bahwa kejahatannya sudah berada di tingkat yang menakutkan. Keberanian dan kejahatan semacam ini tidak mungkin datang sekaligus, tetapi dipupuk secara bertahap," terang Sean.     

Sean menambahkan, "Sama seperti orang-orang dalam bisnis. Tidak ada yang berani membunuh orang begitu muncul. Mereka semua mulai perlahan dari masalah kecil."     

Andy mengangguk. "Jadi, Presdir Sean menilai bahwa Janitra pasti telah melakukan banyak pemerasan sebelum dia berani memprovokasi Anda."     

"Orang-orang yang berbisnis, seperti orang-orang di industri hiburan, mana ada yang tidak main kotor? Bahkan setidaknya delapan dari sepuluh orang sepertinya pasti memiliki rahasia gelap, jadi mari kita tunggu saja dengan tenang," tukas Sean.     

———     

Pada saat ini, Janitra yang baru saja tiba di Aegean Sea Ville sudah masuk ke dalam rumah karena mengira Sean akan menelepon dan memintanya untuk segera membiarkannya masuk.     

Di rumah mewahnya, Janitra yang tingginya 167 cm memeluk gadis cantik berkaki panjang setinggi 175 cm. Si cantik yang berpakaian tipis ini baru berusia awal 20-an. Sekali pandang, langsung terlihat bahwa gadis ini tidak mungkin istri Janitra.     

"Kak Janitra, kenapa Kakak hari ini begitu bahagia?" Si cantik berkaki panjang pun bertanya sambil mengambil sepotong apel dan memberikannya pada Janitra.     

Janitra mengunyah apel, lalu menjawab sambil tersenyum, "Haha! Aku akan segera mendapatkan 30% saham YS Group. Boleh juga si Julius. Dia cukup setia kawan juga rupanya! Ada hal baik seperti ini, dia bahkan ingat padaku."     

"YS Group? Perusahaan macam apa itu? Apakah sangat hebat?" tanya si cantik.     

Janitra menepuk kaki lencir si cantik dan berkata, "Kamu hanya tinggi, tapi tidak cerdas! Kamu tidak tahu YS Group? Jika aku mendapatkan 30% saham YS Group, aku akan menjadi bos besar jasa pesan-antar dan pengiriman paket di Indonesia!"     

"Hah? Sehebat itu? Kak Janitra hebat sekali! Setelah Kak Janitra mendapatkan saham YS Group, jangan campakkan aku, ya?" kata si cantik dengan genit.     

Janitra tertawa jahat. "Itu tergantung kinerjamu. Hahaha."     

Pada saat ini, ponsel Janitra tiba-tiba berdering.     

"Halo? Apa katamu? Sean menghabiskan 200 miliar untuk membeli rahasia gelapku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.