Ingin Kukatakan Sesuatu

Hadiah Harga Selangit dari Sean!



Hadiah Harga Selangit dari Sean!

0"Ya Tuhan! Anting berlian yang sangat indah!"     
0

Jasmine benar-benar tercengang. Dia adalah seorang pramugari dan sering berkeliling dunia. Dia juga pernah ke toko-toko mewah di seluruh dunia. Namun, bahkan seorang gadis berpengetahuan luas seperti dirinya tercengang ketika melihat anting-anting ini.     

Jasmine belum pernah melihat anting-anting berlian yang keindahannya begitu menyesakkan seperti ini. Dua anting berlian ini, yang satu berwarna biru, sementara yang satu berwarna merah muda.     

Jasmine tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangannya yang ramping, mengambil salah satunya, kemudian terus menghela napas tanpa henti.     

"Cantik sekali…"     

Melihat tatapan obsesif Jasmine, Sean tersenyum. Sepasang anting-anting ini adalah hadiah yang tidak dapat ditolak oleh wanita mana pun.     

Sean menjelaskan, "Dua anting berlian ini disebut Apollo dan Artemis. Dewi matahari dan dewi malam berbintang. Apollo biru, 14,54 karat dengan bagian dalam yang indah tiada tara. Artemis merah muda, 16,00 karat, kemurnian VVS2. Ini adalah anting-anting berlian berwarna paling mahal di dunia."     

Jasmine bertanya penasaran, "Berapa harga anting-anting ini?"     

"Yang merah muda mendekati 400 miliar, sementara yang biru bernilai 1 triliun," jawab Sean.     

"Apa?! 1…. triliun?"     

Tangan Jasmine menjadi sedikit gemetar ketika memegang anting-anting berlian senilai 1 triliun ini. Anting-anting berlian kecil bahkan lebih mahal daripada rumah paling mahal di Surabaya.     

"Hua... Aku sangat iri pada Kakak."     

Jasmine sangat serakah. Siapa yang tidak ingin memiliki anting berlian seperti itu?     

Jasmine memegang lengan Sean, seolah-olah untuk menyenangkannya dan berkata, "Kakak Ipar, bisakah aku memakai anting-anting berlian merah muda yang lebih murah itu? Aku mohon."     

Jasmine terus menggoyangkan lengannya sambil memohon pada Sean. Sosok tubuh Jasmine terlalu bagus. Memegang lengan Sean seperti ini membuat Sean merasa canggung karena bisa menyenggol bagian yang tidak boleh disenggolnya.     

"Eh? Asalkan kakakmu mengizinkanmu memakainya, aku tidak masalah," kata Sean.     

"Terima kasih, Kakak Ipar! Aku tahu Kakak Ipar adalah yang terbaik!" Jasmine memuji dengan gembira.     

Benar saja, memiliki uang memang bagus. Meskipun, tidak menemani pacar, lalu melakukan kesalahan pada pacar dan keluarganya sekalipun, mereka akan dengan mudah memaafkan hanya dengan memberikan hadiah super mahal seperti ini.     

"Sudah, sudah. Aku akan memberikan hadiah dan surat cintamu pada kakakku. Tunggu kabar baik dariku!"     

Jasmine dengan hati-hati memasukkan kembali dua anting berlian dengan harga setinggi langit ke dalam kotak, lalu memegangnya di tangannya dan bersiap untuk pergi.     

Sean mengangguk dan bertanya, "Ngomong-ngomong, di mana kakakmu tinggal sekarang? Apakah dia tinggal di rumah lama kalian atau di hotel?"     

Surabaya adalah tempat Chintia dibesarkan, jadi seharusnya dia memiliki rumah di sini. Bahkan jika tidak, Jasmine masih tinggal di Surabaya, jadi Chintia mungkin juga tinggal bersamanya.     

"Kakakku tinggal di rumah Om Julius sekarang," jawab Jasmine.     

"Apa? Dia tinggal di rumah Julius? Mereka… tinggal bersama?"     

Wajah Sean tiba-tiba berubah. Dia sudah dikhianati Giana berulang kali, jadi dia menjadi sangat sensitif terhadap hal-hal seperti itu.     

Ketika Giana dan Sean tinggal bersama, Giana bahkan masih bisa membawa masuk pria lain. Sementara situasi saat ini, Chintia tinggal di rumah Julius.     

Mungkinkah Chintia sudah tidur dengan Julius karena marah padanya? Jika memang demikian, maka Sean akan sangat marah.     

Chintia bisa menyalahkan Sean karena mengabaikannya, atau menyalahkan Sean karena tiba-tiba memiliki dua anak dan membuatnya kesulitan. Namun, dia tidak boleh tidur dengan kekasih lamanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ini adalah balas dendam!     

Jasmine segera menjelaskan, "Oh, bukan tinggal bersama. Om Julius memiliki beberapa rumah di Surabaya. Kakakku hanya tinggal di salah satu rumahnya saja. Om Julius tidak tinggal bersama kakakku. Kamu bisa mempercayaiku sepenuhnya karena aku selalu tidur dengan Kakak selama beberapa hari terakhir dan Om Julius tidak pernah datang menginap."     

Setelah mendengarkan kata-kata Jasmine, akhirnya Sean merasa lega. Dia juga merasa Chintia tidak mungkin mengkhianatinya. Pasti Chintia sengaja tinggal di rumah Julius hanya untuk membuat Sean marah dan merasa terancam.     

Begitulah wanita. Semakin penuh pengertian, akan semakin diabaikan oleh pasangannya. Sebaliknya, wanita yang semakin bermasalah, akan semakin dipedulikan oleh pasangannya.     

Pada saat ini, Jasmine cemberut dan berkata, "Jangan khawatir, Kakak Ipar. Kakakku pasti sengaja membuatmu marah. Menurutmu, mana mungkin dia menikahi teman ayah kami yang jauh lebih tua? Sekali lihat saja langsung tahu kalau itu bohong, kan?"     

Jasmine meyakinkan sambil tersenyum. Namun mendengar penjelasan Jasmine, wajah Sean menjadi serius.     

Sean setuju mengenai Chintia yang berpura-pura menikahi Julius. Tapi, alasan yang dikatakan Jasmine sama sekali tidak bisa menenangkannya. Itu karena sejak sepuluh tahun yang lalu, Julius bukan hanya tetua bagi Chintia dan Jasmine. Dia sudah menyentuh Chintia waktu itu.     

Jasmine yang naif masih tidak tahu bahwa Chintia pernah dipelihara oleh seseorang yang disebut sebagai 'Om Julius" ini. Namun, Chintia tidak pernah membahas masalah ini. Karena Sean tidak bisa memberitahu Jasmine, dia pun tidak mengatakan apa-apa.     

"Hati-hati di jalan. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengantarmu kembali."     

"Iya, iya. Sampai jumpa. Berdandanlah yang keren dan tunggu kabar baik dariku!"     

"Oke!"     

Dengan adanya jaminan dari Jasmine, akhirnya Sean bisa menghela napas dan merasa lega. Selanjutnya, dia hanya perlu menunggu Jasmine mengatur pertemuan mereka berdua!     

———     

Tidak lama kemudian, John sendiri yang mengantar Jasmine ke perumahan Aegean Sea Ville tempat Chintia tinggal.     

Area perumahan ini bisa dibilang sebagai area hunian mewah papan atas di Surabaya. Area perumahan ini dikenal sebagai 'Area Konglomerat Kesembilan di Dunia' dengan area yang terkenal rindang dan sejuk. Bisa dibilang area ini merupakan area perumahan terbaik di Surabaya.     

"Terima kasih, Kak John. Sampai di depan pintu saja. Penjaga di sini ketat, jadi mobil tidak bisa masuk. Aku pergi dulu!"     

Jasmine tersenyum dan melambaikan tangan pada John.     

"Hati-hati, Nona! Jika ada sesuatu, silahkan hubungi saya kapan saja!" kata John dengan penuh hormat.     

"Haha! Oke."     

Jasmine tersenyum. Ini pertama kalinya dia diperlakukan dengan begitu terhormat. Dia merasa para anak buah Sean ini sangat menarik. Meskipun Julius dan Sean sama-sama kaya, jelas terasa bahwa pihak Sean lebih hebat.     

Begitu kembali ke rumah, Jasmine berseru, "Kakak, aku kembali!"     

Terdengar Jasmine memanggil, namun Chintia yang jelas-jelas berada ada di ruang tamu tidak menjawabnya. Saat berjalan mendekat, dia baru mendapati Chintia rupanya sedang mengenakan headset tanpa kabel di telinganya.     

Jasmine melepas headset Chintia, lalu melirik ponsel Chintia dan berkata, "Kak, Kakak berlatih bahasa Inggris lagi? Kenapa Kakak sangat suka belajar bahasa Inggris akhir-akhir ini? Sebenarnya dengan level bahasa Inggris Kakak ini, Kakak sudah bisa bepergian ke luar negeri. Bisa berpergian dan mengobrol dengan orang asing saja sudah cukup."     

"Oh, aku tahu! Apa Kakak ingin pindah ke Inggris bersama Sean di masa depan, itu sebabnya Kakak ingin membiasakan diri dengan lingkungan di sana terlebih dahulu?" tebak Jasmine.     

Chintia berkata dengan wajah tidak senang, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku akan menikahi Julius! Jangan menyebut Sean lagi."     

Jasmine tersenyum. Dia tahu masih ada Sean di hati Chintia, jadi dia menyerahkan kotak hadiah anting-anting berlian di tangannya pada Chintia.     

"Ini."     

"Apa itu?" tanya Chintia.     

"Bukankah Kakak akan tahu jika membuka dan melihatnya?" kata Jasmine misterius.     

Setelah Chintia mengambilnya, dia membukanya dan menutup mulutnya dengan terkejut.     

"Anting-anting berlian favoritku! Apollo dan Artemis! Siapa yang memberikannya?"     

Jasmine berkata sambil tersenyum, "Tebak."     

"Julius?" tanya Chintia.     

Jasmine menggelengkan kepalanya, "Salah! Itu dari laki-laki yang paling kamu cintai!"     

Wajah Chintia tiba-tiba berubah.     

"Sean? Kamu sudah bertemu dengan Sean?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.