Ingin Kukatakan Sesuatu

Membicarakan Status denganku?



Membicarakan Status denganku?

0Tes DNA!     
0

Bagi keluarga konglomerat, tes DNA adalah suatu keharusan. Lagi pula, aset ratusan triliun bukanlah lelucon. Jadi, mereka tidak mungkin mau membesarkan anak orang lain dengan sia-sia. Sementara, keluarga Yuwono memiliki sistem pelatihan yang unik untuk keturunan keluarga Yuwono.     

Sean berkata dengan datar, "Aku tahu. Aku akan mencari waktu untuk melakukan tes DNA."     

Setelah selesai berbicara dengan Pengurus Fairus, Sean menutup telepon.     

Sean tidak punya rencana untuk melakukan tes DNA sekarang. Lagi pula, Giana baru saja melahirkan dan anaknya baru saja lahir. Selain itu, sekarang keluarga Liono dan keluarga Wangsa ada di sekitar anaknya. Sean pun tidak bisa mendekat sama sekali.     

Sean berencana membiarkan Giana beristirahat selama beberapa hari sebelum membahas tes DNA dengannya.     

Sean berjalan kembali ke kamar pasien dari pintu darurat, lalu menepuk bahu Chintia dari belakang dan berkata, "Ayo kita pulang."     

"Oke."     

Mobil mereka melaju meninggalkan rumah sakit.     

Chintia mendapati raut wajah Sean yang agak serius. Dia sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang bahagia karena menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya.     

Chintia pun bertanya, "Sean, kenapa kamu terlihat serius begitu? Apa kamu tidak senang memiliki sepasang anak kembar?"     

Baru saat itulah Sean tersenyum. "Tidak, kok. Aku sangat senang."     

Bagaimana mungkin Chintia tidak bisa melihat suasana hati Sean?     

Sekarang sedang tidak ada orang lain di dalam mobil, jadi Chintia berkata dengan terang-terangan, "Ehm… Sean, apa kamu khawatir… anak yang dilahirkan Giana bukan anakmu?"     

Giana bukan wanita yang baik. Dia berselingkuh berulang kali dan juga suka berbohong. Apa yang keluar dari mulutnya sama sekali tidak bisa dipercaya begitu saja.     

Sean tersenyum dan menjawab, "Bagaimana mungkin? Anak Giana pasti anakku! Kami memiliki anak saat baru saja rujuk."     

"Waktu itu, hubungan kami sangat mesra. Saat itu aku juga baru saja mengungkap identitasku, jadi dia tahu aturan di keluarga Yuwono. Ketika anaknya lahir, pasti akan dilakukan tes DNA. Meskipun saat itu dia benar-benar memiliki laki-laki lain selain aku, dia tidak akan berani main-main untuk mewarisi harta warisan keluarga Yuwono," terang Sean.     

Sean mengenal Giana. Giana adalah wanita yang mengutamakan uang di atas segalanya.     

Saat Giana berselingkuh dengan Yoga, dia sudah mengandung anak Sean sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Jika dia mengenal Yoga sebelum hamil, mungkin saja dia justru tidak berani terlalu dekat dengan Yoga.     

Ketika Chintia mendengarkan analisa Sean, tiba-tiba dia merasa Sean sangat kasihan.      

Seorang pria yang anaknya baru lahir harus melalui berbagai analisis dan penilaian sebelum sampai pada kesimpulan bahwa anak itu adalah anaknya sendiri. Ini benar-benar menyedihkan.     

Chintia memegang tangan Sean dan berkata, "Sayang, jika aku melahirkan anak, aku tidak akan membiarkanmu memiliki begitu banyak kekhawatiran. Anak yang kulahirkan pasti anakmu, Sean Yuwono, dan tidak akan ada kemungkinan lainnya."     

Sean pun memegang kemudi di satu tangan dan memegang tangan Chintia dengan tangan lainnya.     

Memang Chintia saja lah yang dapat memberikan kehangatan dan kenyamanan baginya. Sementara, apa yang diberikan Giana padanya hanyalah kesedihan, pengkhianatan, keraguan, dan kesedihan.     

———     

Seminggu pun berlalu begitu saja.     

Sean merasa setelah Giana melahirkan, waktu baginya untuk beristirahat sudah cukup. Sekarang sudah saatnya bagi Sean untuk pergi ke rumah sakit dan berbicara dengannya tentang nama keluarga anak-anaknya dan tes DNA.     

Pagi-pagi benar, Sean membeli buah dan suplemen, lalu pergi ke rumah sakit. Ketika tiba di kamar VIP rumah sakit, Sean mendapati ternyata ada dua penjaga di luar kamar.     

Salah satu penjaga bertanya pada Sean, "Kamu! Ada apa?"     

Sean memandangi mereka berdua untuk sementara waktu. Tanpa diduga, keluarga Liono sudah secara khusus menyewa penjaga keamanan. Sepertinya anak-anak Giana sangat berharga bagi mereka.     

Sayangnya, anak-anak itu sama sekali bukan darah daging keluarga Liono kalian!     

Sean ingin berterima kasih pada mereka karena telah melindungi anak-anaknya dengan sangat baik.     

Sean berkata, "Aku datang untuk menjenguk Giana dan anak-anaknya."     

Penjaga itu kembali bertanya, "Laporkan nama dan satuan kerjamu. Kami harus masuk ke dalam untuk melaporkannya terlebih dahulu sebelum kamu bisa masuk."     

Tampaknya Sean tidak bisa menjenguk Giana tanpa menunggu.     

Benar juga. Keluarga Liono sangat kuat di Banten, jadi pasti ada banyak orang yang ingin berteman dengan mereka dan menjilat mereka.     

Ketika para pengusaha itu tahu keluarga Liono memiliki anak kembar, mereka pasti ingin pergi ke rumah sakit untuk memberikan hadiah pada mereka. Jika begini, mereka akan mengganggu istirahat Giana dan anak-anaknya. Sementara, jika keluarga Liono menerima hadiah yang diberikan, nantinya jika keluarga Liono tidak melakukan sesuatu untuk orang-orang itu, mereka akan terus berhutang pada orang-orang itu.     

Karena itu, kedua penjaga keamanan ini akan menanyakan nama dan satuan kerja orang-orang yang berkunjung.     

Sean pun bisa mengerti. Dia menjawab dengan kooperatif, "Sean, manajer departemen pelatihan perusahaan Best Express."     

Siapa sangka, kedua penjaga malah tertawa setelah mendengar Sean melaporkan dirinya.     

Salah satu penjaga tertawa dan berkata, "Hahaha! Seorang manajer kecil dari departemen pelatihan juga datang untuk memberikan hadiah? Ingin menjilat Secepat Kilat Express kami? Pergi dan minta Presdir Chintia dari Best Express kalian datang!"     

Penjaga lain tersenyum dan menimpali, "Perusahaan rendahan seperti Best Express ini sudah membuat Secepat Kilat Express kami mengalami kerugian puluhan triliun! Kamu hanyalah manajer kecil departemen pelatihan. Lebih baik cepat pergi dari sini! Aku langsung kesal begitu melihatmu!"     

Brak!     

Sambil berbicara, penjaga itu menendang keranjang buah di tangan Sean dan berkata, "Kamu membeli buah-buahan busuk seperti ini, tapi masih berani datang? Simpan dan makan sendiri saja untukmu!"     

Begitu penjaga keamanan itu menendang keranjang buah Sean, berbagai buah-buahan pun jatuh berserakan di lantai. Sean sangat marah.     

"Pungut!" Sean berkata dengan dingin pada penjaga yang menendang buah-buahannya itu.     

Penjaga itu tidak takut sama sekali dan berkata, "Cih! Siapa yang kamu takut-takuti? Bocah, aku bahkan sudah menolak begitu banyak bos dari berbagai perusahaan. Menurutmu…"     

Melihat penjaga itu tidak mau memungut buah-buahnya, Sean segera meraih tangan penjaga itu dan menggenggam pergelangan tangannya.     

"Ahhh! Sakit! Sakit! Sakit!" teriak penjaga itu kesakitan.     

Ketika penjaga lain melihat tindakan Sean, dia langsung waspada. "Bocah busuk! Cari mati, ya?!"     

Baru saja penjaga tadi ingin membantu temannya, Sean langsung meninju wajahnya dengan tangan yang lain. Sean memukul wajah penjaga dengan tangan kirinya sehingga penjaga itu langsung menabrak dinding dan pingsan. Penjaga lainnya yang pergelangan tangannya diremas Sean pun gemetar ketakutan.     

Sean bertanya pada penjaga lagi, "Pungut atau tidak?"     

Penjaga itu akhirnya menurut dan mengangguk tanpa henti. "Pungut! Pungut! Pungut! Saya akan memungut buah-buahan ini untuk Anda!"     

Sean melepaskan penjaga itu dan menendangnya ke lantai!"     

"Beraninya memandang rendah orang lain!"     

Para penjaga keamanan seperti ini, baru memiliki sedikit kekuatan saja sudah langsung bertindak semena-mena. Sean paling membenci hal-hal semacam ini.     

Penjaga itu memungut apel dengan patuh, lalu begitu melihat seseorang, mereka tersenyum bahagia dan berkata, "Tuan Muda Yoga! Anda datang rupanya!"     

Kebetulan Yoga baru saja datang dari rumah untuk menemui Giana.     

Penjaga itu segera berjalan menghampiri Yoga dan berkata, "Tuan Muda Yoga, orang ini manajer kecil dari departemen pelatihan Best Express. Saya tidak membiarkannya masuk, tapi dia tetap saja membuat masalah dan memukul rekan saya! Haruskah kita memanggil polisi?"     

Ketika melihat Sean, Yoga berkata pada penjaga, "Tidak perlu. Aku kenal orang ini."     

Yoga berjalan menghampiri Sean dan berkata sambil tersenyum, "Sean, kamu bisa datang menjenguk Giana, tapi apa maksudmu datang-datang langsung memukul orang-orangku?"     

Sean berkata dengan tegas, "Kamu harus mendisiplinkan bawahanmu dengan baik agar jangan meremehkan orang lain!"     

Yoga mendengus dingin. "Seharusnya kamu melihat alasannya dari dirimu sendiri. Jika hari ini kamu presdir atau wapresdir Best Express, kami juga tidak akan menghentikanmu. Begitulah dunia ini. Semuanya mementingkan status."     

Sean tertawa mencibir. "Cih! Status? Apakah status sebagai ayah anak itu tidak cukup?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.