Ingin Kukatakan Sesuatu

Nama Belakang Anak Itu Harus Yuwono!



Nama Belakang Anak Itu Harus Yuwono!

0Sean telah mengalami berbagai pelatihan sejak masih kecil sehingga kedewasaannya melampaui sebagian besar teman sebayanya. Namun, ini adalah pertama kalinya bagi Sean menjadi seorang ayah.     
0

Perasaan ini luar biasa. Baginya ini semacam kegembiraan yang tidak dapat dijelaskannya.. Karena, bagaimanapun juga, wanitalah yang melahirkan, sementara pria tidak mengalami proses itu secara langsung.     

Sean hanya berada di luar dan diberitahu bahwa bayi itu sudah lahir.     

Tidak butuh waktu lama bagi Lana untuk datang menghampiri Sean dengan penuh semangat dan berkata dengan gembira, "Sudah lahir! Sudah lahir! Giana sudah melahirkan!"     

Sean cukup terkejut. "Secepat itu? Apa anak kembarnya dua laki-laki atau dua perempuan? Atau, satu laki-laki dan satu perempuan?"     

Giana baru memasuki ruang bersalin selama sepuluh menit, sementara Sean malah mengira prosesnya akan memakan waktu setidaknya satu atau dua jam.     

Sebenarnya lama memasuki ruang bersalin tidak ada hubungannya dengan lama persalinan karena persalinan dibagi menjadi tiga tahap. Giana sudah berada di tahap ketiga sehingga lama persalinannya tidak akan lebih dari 30 menit.     

Lana menjawab, "Masih belum tahu. Kita masih harus menunggu sampai mereka keluar dua jam lagi."     

"Oh." Sean menggosok-gosok tangannya. Dia sangat ingin melihat bayi-bayinya sekarang.     

Lana memberi instruksi pada Sean, "Ingat baik-baik waktu kelahirannya,"     

"Ya. Baik, Tante." Sean tahu Lana sangat mementingkan hal-hal semacam ini.     

Lana menggosok kedua tangannya dengan girang dan berkata, "Menurutmu, bagusnya bayinya nanti dinamai siapa? Tante sudah memikirkan beberapa nama. Coba dengarkan bagaimana menurutmu."     

"Jika dua-duanya laki-laki, yang satu akan diberi nama Jayden dan yang satu lagi Jayson. Jika dua-duanya perempuan, yang satu akan diberi nama Lauren dan yang satunya lagi Laura. Jika laki-laki dan perempuan, maka namanya Marvin dan Maureen. Bagaimana?"     

Sean yang mendengarkan mantan ibu mertuanya dengan susah payah mencari nama untuk anak-anaknya pun tersenyum dan menjawab, "Boleh. Semuanya bagus."     

Tanpa diduga, kalimat yang keluar dari mulut Lana berikutnya adalah…     

"Jayden Liono, Jayson Liono, Jayden Wangsa, Jayson Wangsa, Lauren Liono, Laura Liono, Lauren Wangsa, Laura Wangsa. Haha. Semuanya terdengar bagus."     

Senyuman di wajah Sean seketika berubah.     

Sean bertanya pada Lana dengan serius, "Tante, apa maksud Tante?"     

Lana balas bertanya, "Maksud apanya?"     

Sean berkata, "Apa maksud Tante dengan nama belakang itu? Nama belakangnya Liono atau Wangsa? Aku ayah kandung dari anak-anak ini, jadi sudah seharusnya nama belakangnya Yuwono!"     

Sean sangat marah. Apa itu Jayden Liono dan Jayson Liono? Seharusnya yang benar Jayden Yuwono dan Jayson Yuwono!     

Sesudah mendengar perkataan Sean, Lana terkekeh dan berkata, "Sean, kamu waras, kan? Kamu masih ingin anak-anak ini diberi nama belakangmu? Kamu hanyalah menantu parasit di keluarga Wangsa. Atas dasar apa kamu meminta anak-anak ini dinamai dengan nama belakangmu? Ketika kamu menjadi menantu parasit di keluarga Wangsa, kamu tidak berhak meminta anak-anakmu dinamai dengan nama belakangmu. Apa kamu tidak tahu?"     

"Sekarang, hanya ada dua kemungkinan untuk nama belakang anak-anak ini, yaitu Liono atau Wangsa. Giana ingin nama belakang anak-anaknya Wangsa. Tapi, menurut Tante, karena dia sudah menjadi menantu keluarga Liono dan Yoga sudah berjanji menganggap anak Giana sebagai anaknya dan merahasiakan hal ini, lebih baik menggunakan nama belakang Liono. Bagaimana menurutmu, Sean?"     

Sean semakin marah. "Menurutku apanya?! Anak-anakku hanya boleh dinamai dengan nama belakang Yuwono!"     

Melihat kemarahan Sean, Chintia yang berada di sampingnya segera meraih lengan Sean dan membujuknya, "Sean, jangan marah. Bicarakan baik-baik. Sekarang anak-anakmu baru saja lahir. Lebih baik tidak usah buru-buru menamainya."     

Lana memutar bola matanya dan berkata, "Mantan menantuku yang baik, bisakah kamu pulang dan bercermin? Kamu sudah menjadi menantu tidak berguna di keluarga Wangsa selama tiga tahun dan masih ingin anak-anakmu dinamai dengan nama belakangmu. Haha. Berani-beraninya kamu berpikir seperti itu."     

Setelah selesai berbicara, Lana berjalan kembali ke dekat ruang bersalin.     

Bukkk!     

Sean yang sangat marah pun meninju dinding.     

Meskipun anak-anak itu akan diambil oleh keluarga Yuwono segera sesudah lahir, Sean tetap berharap anaknya akan terdaftar dalam kartu keluarga dengan mengikuti nama belakangnya sebelum diambil oleh keluarga Yuwono.     

"Sean, jangan marah. Mari kita bicarakan baik-baik saat Giana keluar dari ruang bersalin. Sekarang mungkin dia belum keluar dari masa kritisnya," saran Chintia.     

Sean mengangguk.     

———     

Dua jam pun berlalu dengan begitu saja.     

Keluarga Liono adalah keluarga yang besar. Hari ini, semua orang mengira anak Yoga lahir sehingga rumah sakit pun segera dipenuhi banyak anggota keluarga Liono dan mereka yang ingin menjilat keluarga Liono. Yuangga sendiri datang tidak lama kemudian.     

Begitu Yuangga turun dari lift, dia bertemu Chintia dan Sean. Sejak awal, Yuangga sudah menganggap Chintia sebagai adik iparnya. Tentu saja dia pasti akan menyapa Chintia saat bertemu.     

Yuangga yang penasaran pun bertanya, "Chintia, kenapa kamu bisa ada di sini?"     

Chintia menjawab berkata sambil tersenyum, "Ikut meramaikan."     

Yuangga tersenyum. "Chintia, kamu benar-benar tidak menghargai Julius sedikit pun. Saya saudara angkat Julius, tapi kamu tetap memberi pukulan yang begitu keras pada saya."     

Apa yang Yuangga ingin katakan adalah selama beberapa waktu ini, Best Express yang dipimpin Chintia sudah menghancurkan Secepat Kilat Express-nya hingga berkeping-keping.     

Chintia berkata, "Presdir Yuangga, tolong jangan berkata seperti itu. Saya hanya menjabat sebagai presdir, tapi Presdir Ailee lah yang memegang kendali di belakang layar. Mana mungkin saya berani berbuat seperti itu pada Anda?"     

Yuangga tertawa. Dia tahu Chintia bukan wanita biasa.     

Yuangga melirik Sean, kemudian bertanya, "Ini Sean dari keluarga Yuwono, kan?"     

Sean dan Yuangga bertemu untuk pertama kalinya. Sean pun menyapa, "Presdir Yuangga."     

Yuangga pernah mendengar Julius mengatakan bahwa Sean bukan orang yang sederhana. Dikeluarkannya Sean dari keluarga besarnya kemungkinan besar palsu. Namun, Yuangga tidak tahu hubungan Sean dengan cucu menantunya, Giana.     

Yuangga berkata, "Karena kalian sudah datang, mari kita lihat cucu saya bersama-sama."     

Akhirnya Yuangga membawa keduanya bersama-sama ke ruang bersalin.     

Pada saat ini, operasi sudah selesai dan Giana melahirkan sepasang anak kembar. Seorang laki-laki dan seorang perempuan.     

Yuangga tertawa. "Dengar-dengar, mendapatkan sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan sangatlah jarang. Kemungkinannya hanya 25%. Sementara, hari ini cucu saya bisa mendapatkan anak kembar bagi keluarga Liono kami. Benar-benar sangat membahagiakan!"     

"Selamat! Selamat, Presdir Yuangga! Selamat sudah memiliki sepasang cicit yang hebat!"     

"Di masa depan, anak laki-laki ini pasti akan mewarisi bisnis, sementara anak perempuan pasti akan terkenal di seluruh Banten!"     

Orang-orang lain di sana terus memuji Yuangga.     

Cih! Sekelompok idiot! Mereka bahkan tidak tahu anak-anak ini bukan berasal dari keluarga Liono. Cucumu yang berharga itu sudah lama kehilangan kesuburannya. Jangan pernah berpikir untuk memiliki anak seumur hidup! Sean berkata dalam hatinya. Hanya saja, dia tidak perlu mempermalukan Yoga di depan umum.     

Sean memasuki ruang bersalin dan melihat sepasang malaikat kecil dari kejauhan. Hatinya seakan dipenuhi dengan kehangatan.     

Tampaknya ada kontak batin antara Sean dan anak-anaknya. Dia merasa anak-anak itu pasti anaknya. Tidak mungkin salah.     

Pada saat ini, telepon Sean berdering. Pengurus Fairus menelepon. Sean berjalan keluar dan berlari ke tempat yang aman di luar untuk menjawab telepon.     

"Pengurus Fairus."     

"Tuan Muda Ketiga, saya dengar hari ini Giana, mantan istri Anda, melahirkan. Apakah bayinya lahir dengan selamat?"     

"Ya. Bayinya lahir dengan selamat. Sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan."     

"Laki-laki dan perempuan? Haha… Ini sebuah kemungkinan yang terjadi sekitar satu dari seribu! Selamat, Tuan Muda Ketiga!"     

"Terima kasih."     

"Maaf sebelumnya jika saya banyak bicara. Meskipun Tuan Muda Ketiga sangat memercayai Giana, tes DNA tetap harus dilakukan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.