Ingin Kukatakan Sesuatu

Menjadi Menantu Keluarga Wangsa Lagi?



Menjadi Menantu Keluarga Wangsa Lagi?

0Pada sore hari, Secepat Kilat Express mengadakan konferensi pers.     
0

Yuangga secara pribadi meminta maaf pada publik dan Chintia pada konferensi pers. Dia juga mengatakan bahwa meskipun Yoga adalah cucunya, dia tidak memegang posisi apa pun di Secepat Kilat Express. Hal ini tidak ada hubungannya dengan persaingan antara Secepat Kilat Express dan Best Express sehingga diharap media dan dunia luar tidak berasumsi.     

Bagaimanapun, klarifikasi Yuangga sama sekali tidak membantu.     

Pada bulan berikutnya, harga saham Secepat Kilat Express terus turun dan pada akhirnya, nilai pasar hanya 100 triliun. Dalam industri pengiriman ekspres domestik, Secepat kilat berubah dari pemimpin industri pengiriman ekspres menjadi perusahaan yang hanya bernilai setengah dari Best Express.     

...     

25 Desember adalah hari libur Natal bagi umat Kristiani.     

Yoga sudah membeli hadiah untuk Giana, tetapi Giana bahkan tidak repot-repot membukanya.     

Giana bertanya, "Yoga, kenapa harga saham Secepat Kilat tidak juga naik? Bukankah kakekmu sangat hebat? Kenapa masih belum ada solusi? Sekarang Secepat Kilat sudah menjadi perusahaan ekspres kelas dua dan teman-temanku sudah tidak mau mengirim paket lewat Secepat Kilat Express lagi."     

Dibandingkan dengan hadiah kecil itu, Giana jelas lebih peduli dengan situasi perusahaan keluarga Liono.     

Yoga menjadi jauh lebih kuyu daripada beberapa bulan yang lalu. Sekarang dia berjanggut karena sudah tidak mengurus penampilannya selama beberapa hari.     

"Jangan khawatir, Giana. Secepat Kilat kita akan bangkit lagi tahun depan. Sekarang kakekku sudah memperbaiki manajemen dan bekerja sama dengan banyak perusahaan. Harga saham akan naik kembali ke posisi sebelumnya tahun depan," Yoga meyakinkan Giana.     

"Aku harap begitu," jawab Giana dengan kesal.     

Saat keluarga Liono berangsur-angsur berubah menjadi menyedihkan, sikapnya terhadap Yoga menjadi semakin acuh tak acuh.     

Sekarang harta kekayaan keluarga Liono hanya bernilai sekitar 100 triliun. Sementara, terdapat tiga generasi di keluarga Liono dan dua penerus keluarga. Jadi, kemungkinan Yoga akan mendapatkan sekitar 40 triliun.     

Setelah setengah tahun berkembang, keluarga Wangsa Giana sekarang memiliki aset sebesar hampir 40 triliun. Jika dibandingkan seperti ini, keluarga Wangsa dan keluarga Liono hampir setara. Jadi, untuk apa Giana harus menyesuaikan diri dengan Yoga?     

"Begini, Giana. Hari ini hari Natal. Max dan yang lainnya mengadakan acara. Kebetulan ada pekerjaan yang ingin kami diskusikan, jadi malam ini aku tidak akan pulang."     

Yoga mengenakan jaketnya dan bersiap untuk keluar.     

Giana mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak senang, "Kamu tidak di rumah bersamaku saat Natal?! Selama aku hamil, berapa kali kamu merawatku? Seperti ini caramu menjadi seorang suami?"     

Anak di perutmu juga bukan milikku, jadi kenapa aku harus menjagamu di sini? Pergi ke Sean untuk mengurusmu saja sana! Yoga diam-diam memprotes, namun hanya dalam pikirannya.     

Yoga berkata dengan lembut, "Bukankah ibumu juga tinggal di sini? Bukankah aku tenang karena ada ibumu yang menjagamu?"     

Ibu Giana, Lana, sudah lama pindah ke sini untuk merawat putrinya yang sedang hamil.     

"Ibuku, ibuku! Ibumu juga tidak terlihat kemari untuk menjagaku," gumam Giana.     

Yoga tersenyum. "Ya sudah. Aku pergi dulu, ya? Selamat Natal."     

Begitu berjalan keluar pintu, Yoga menggerutu sendiri.     

"Menyuruh ibuku kemari untuk menjaga anak liarmu dan Sean? Giana, kamu tidak layak!"     

Begitu Yoga keluar dari rumah, Lana, turun ke bawah.     

Ketika melihat wajah Giana muram, Lana bertanya, "Ada apa, sayang? Kamu bertengkar dengan Yoga lagi? Jangan terus bertengkar dengan Yoga. Kamu harus lebih menyesuaikan diri dengannya."     

Lana masih menyukai Yoga si menantunya itu. Dia lebih senang melihat Yoga dibanding Sean.     

Giana yang marah pun menghampiri jendela dengan perut besarnya. Kebetulan dia melihat kendaraan perumahan sedang membawa pohon Natal yang sangat indah ke rumah Sean dan Chintia. Melihat senyum manis Sean dan Chintia, Giana semakin iri.     

"Kenapa? Kenapa hanya aku satu-satunya yang menderita?! Sean selama sepuluh bulan ini bisa bersenang-senang dengan Chintia setiap hari dan pergi jalan-jalan ke manapun yang dia mau. Menjadi seorang wanita benar-benar terlalu menderita!"     

Semakin Giana memikirkannya, dia merasa semakin kesal. Akhirnya, dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi dan menghubungi Sean.     

"Sean, cepat kemari!"     

Sean segera datang ke rumah Yoga. Ketika melihat Lana, dia menyapanya, "Tante."     

Lana mengabaikan Sean. Dalam tiga tahun terakhir, Sean memanggilnya dengan sebutan 'Ibu', tetapi sekarang dia mengabaikannya.     

Sean tertawa mencibir dalam hati. Dia juga tidak peduli dengan sikap Lana. Sejak awal, dia sudah tahu wanita seperti apa mantan ibu mertuanya ini.     

"Ada apa mencariku?" tanya Sean.     

Giana berkata, "Antarkan aku ke rumah sakit. Aku merasa sangat tidak enak badan. Semuanya terasa tidak enak. Badan sakit, kepala sakit! Benar-benar menyebalkan! Aku sudah tidak ingin punya anak lagi!"     

Sean bertanya, "Di mana Yoga?"     

Giana berteriak, "Anak ini milikmu atau Yoga? Hah?! Untuk apa kamu menanyakannya? Sebagai ayahnya, bisakah kamu sedikit bertanggung jawab dan melakukan sesuatu untuk anakmu?"     

Giana memarahi Sean karena tidak memiliki hati nurani. Giana menganggap bahwa sebagai ayah anak itu, Sean tidak peduli dengan anaknya.     

Sean pun tertawa mencibir. Dulu saat Giana bersikeras menginginkan anak ini, dia memberitahu Sean untuk tidak perlu memedulikan anak ini karena Yoga akan merawat mereka dengan baik.     

Jika bukan karena apa yang terjadi dalam enam bulan terakhir, jika Sean datang dengan gegabah untuk merawat anak itu, sepertinya dia akan diusir oleh Giana, bukan? Tapi, sekarang Sean disebut tidak memiliki rasa tanggung jawab?     

Ini adalah rumah Yoga. Jika Sean datang ke sini setiap tiga atau lima menit, bukankah sama saja dengan menghina Yoga?     

Sean tidak ingin berdebat dengan Giana, jadi dia berkata, "Oke. Aku harus kembali untuk memberitahu Chintia dulu. Tunggu aku sebentar."     

Pada saat ini, tiba-tiba Lana berkata, "Dasar tidak berguna! Sudah menjadi menantu tidak berguna di keluarga Wangsa kami yang terhormat selama tiga tahun, sekarang lagi-lagi bersama seorang wanita kaya. Bahkan apapun yang dilakukan harus meminta pendapatnya. Sean, bisakah kamu membuat sedikit kemajuan? Apa kamu ingin seorang wanita menafkahimu seumur hidupmu?"     

Sean langsung sangat marah.     

"Lana! Dengar baik-baik! Aku kembali untuk memberitahu Chintia sebagai bentuk rasa hormat di antara pasangan dan bukan untuk meminta pendapatnya! Keluarga Wangsa kalian memang sudah menafkahiku selama tiga tahun, tapi aku sudah melunasinya! Tanpa bantuan bisnis dariku, apa keluarga Wangsa kalian bisa berjaya seperti hari ini?"     

Begitu mendengar kata 'berjaya', Lana terlihat bangga. Sekarang keluarga Wangsa memang sangat luar biasa.     

Pada awalnya, keluarga Wangsa mendapat bantuan dari Sean dan menerima banyak kontrak besar. Kemudian, setelah pernikahan keluarga Wangsa dan keluarga Liono, mereka semakin berkembang dengan bantuan keluarga Liono.     

Tidak dapat dipungkiri, Nyonya Wangsa memang wanita cerdas yang memerankan peran yang hebat.     

Giana tersenyum dan berkata, "Lupakan saja, Bu. Untuk apa masih membahas masa lalu? Sekarang keluarga Wangsa kita sudah kaya. Apa susahnya menghidupi seorang menantu parasit?"     

Giana kembali beralih pada Sean dan berkata, "Sean, dengar-dengar adikku Yuana sekarang masih sangat menyukaimu. Jika Chintia sudah tidak menginginkanmu lagi, bagaimana kalau kamu menjadi menantu parasit di keluarga Wangsa kami lagi saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.