Ingin Kukatakan Sesuatu

Wanita yang Terlihat seperti Chintia!



Wanita yang Terlihat seperti Chintia!

0Setelah keluar dari Kafe Merindukan Fajar, Sean langsung masuk ke mobil Andy yang diparkir di pinggir jalan.     
0

Begitu masuk ke mobil, Sean bertanya, "Kamu tidak terlalu menghajarnya, kan?"     

Andy menjawab, "Tidak. Kemampuan pengawal wanita pemilik kafe ini benar-benar lumayan. Jika bukan karena para profesional yang saya bawa hari ini, sepertinya mereka tidak akan dapat ditaklukkan dalam waktu singkat."     

"Oh?" Sean tidak menyangka bahwa level kemampuan pengawal wanita cantik itu cukup baik.     

Sekarang orang-orang kaya membawa pengawal ketika keluar, tetapi kemampuan pengawal itu tidak sepadan. Bawahan elite seperti Andy tidak bisa dibeli dengan uang.     

Andy bertanya, "Apa Tuan Muda Sean tertarik pada wanita di kafe ini?"     

Sean menggeleng. "Hanya penasaran dan ingin mengujinya saja. Entah mengapa, aku selalu merasa bahwa dia tidak sepolos kelihatannya."     

Tadi Sean berpura-pura ingin menciumnya. Meskipun napas wanita itu memburu, tidak ada ketakutan di matanya. Dia menatap Sean lurus-lurus dan tidak menghindar.     

Sean adalah seseorang yang mempelajari psikologi dan gerak-gerik orang, jadi dia tahu wanita ini pasti bukan wanita biasa.     

"Andy, mulai besok, kirim seseorang untuk memantau kafe ini dan melihat apa yang biasanya dilakukan wanita ini juga siapa yang ditemuinya," perintah Sean.     

"Baik!"     

———     

Keesokan harinya, Andy menghubungi Sean dan melapor, "Tuan Muda Sean, wanita itu tidak datang hari ini. Kafenya juga tutup dan ada tanda disewakan yang tergantung di pintu."     

Sean merasa heran. Mungkinkah dia menutup kafe karena apa yang aku lakukan kemarin?     

Bagaimanapun juga, wanita ini tidak ada hubungannya dengan Sean. Sekarang Sean sudah memiliki Chintia. Dia juga tidak ingin mendekati wanita ini, jadi dia tidak memikirkannya lagi.     

Mungkin saja Sean dan wanita cantik ini sama seperti kebanyakan orang lain yang hanya saling lewat di dunia ini, jadi mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu lagi.     

———     

Sebulan kemudian di Blossom Karaoke, Banten.     

"Wapresdir Wenardi! Haha… Cepat, cepat masuk dan duduk."     

Di ruang privat, Yoga dan Max bangkit dan berdiri untuk menyambut Wenardi. Wenardi masih mengenakan jas dan dasi, tetapi dia terlihat jauh lebih semangat daripada sebulan yang lalu.     

Yoga menyambut Wenardi untuk masuk sambil tersenyum, "Wapresdir Wenardi, apakah Best Express sedang melakukan sesuatu? Kenapa harga sahamnya bisa melonjak seperti roket? Secepat Kilat Express kami hampir-hampir tidak bisa mengejar!"     

Wenardi duduk sambil tersenyum. Seorang wanita cantik di sampingnya segera menyalakan sebatang rokok untuknya.     

Wenardi tersenyum dan menjawab, "Semua berkat Presdir Ailee dan Presdir Chintia. Di bawah kepemimpinan dua pahlawan wanita kami, Best Express bisa meraih pencapaian hari ini!"     

"Haha. Yoga, kita juga sudah termasuk teman lama, jadi aku tidak akan menyembunyikannya darimu. Beberapa tahun ini, aku selalu berpikir, kapan Best Express bisa melampaui Secepat Kilat Express? Tapi, aku tidak menyangka bisa secepat ini!" kata Wenardi.     

Yoga menggertakkan giginya karena marah dan memaki pria tua sampah ini dalam hati. Sementara, Max yang ada di sampingnya terus-menerus meminum alkoholnya.     

Sejak dipermalukan oleh Sean di gym terakhir kali, Max dan Kalvin mengeluh pada Yoga. Pada saat di gym, mereka berdua bahkan berlutut di hadapan Sean. Namun, setelah meninggalkan gym, mereka mulai bertanya-tanya apakah mereka harus membalas penghinaan ini.     

Akhirnya, mereka mendatangi Yoga untuk menanyakan dengan jelas, sebenarnya apa latar belakang si Sean ini? Yoga memberitahu mereka bahwa Jasmine adalah calon ipar saudara angkat kakeknya, Julius Kusumo. Kalau sampai Julius tahu masalah ini, bisa gawat.     

Yoga menduga bahwa Chintia menyuruh Sean. Itu sebabnya Sean begitu berani melakukan ini pada kawan-kawannya. Tetapi, karena hubungannya dengan Julius, Yoga tidak ingin membuat masalah ini menjadi lebih besar.     

Yoga berkata sambil tersenyum, "Wapresdir Wenardi sangat berprestasi di dunia bisnis, tapi sangat mengecewakan dalam hal percintaan. Aku dengar Chintia, Presdir Chintia, sekarang benar-benar memperlakukan Anda seperti bawahan. Ck! Ck! Kalau begini terus, selamanya Anda tidak akan pernah mendapatkannya. Wanita mana yang akan menyukai bawahannya? Ya, kan?"     

Max tertawa. "Benar. Wapresdir Wenardi, kamu dan Kakak Ipar sudah berpisah terlalu lama. Pasti tidak mudah jika seorang diri saja. Hari ini aku dan Yoga sudah menyiapkan sesuatu secara khusus untuk Anda."     

Wajah Wenardi tampak tidak senang. Dia segera menolak, "Aku sudah pernah bilang, jangan beri aku wanita yang tidak jelas seperti ini! Aku, Wenardi, tidak akan menerimanya."     

Sambil berbicara, Wenardi mendorong wanita di samping yang menyalakan rokok dan menuangkan alkohol untuknya.     

"Tentu saja aku tidak mencari wanita rendahan seperti ini untuk menemani Wapresdir Wenardi," kata Yoga sambil tersenyum, lalu beralih pada wanita cantik ini dan berkata, "Turunlah dulu."     

Setelah wanita itu pergi, Yoga menjentikkan jarinya dan seorang wanita yang mengenakan setelan formal pun segera masuk. Begitu wanita itu masuk, Wenardi langsung bangkit dan berdiri ketakutan.     

"Pre… Presdir Chintia?"     

Wenardi salah mengira bahwa orang yang datang adalah Chintia. Namun, ketika wanita itu semakin dekat, dia menyadari bahwa itu bukan Chintia.     

"Bukan Chintia?" Wenardi duduk lagi.     

Yoga dan Max tertawa. Yoga menepuk paha Wenardi dan bertanya, "Bagaimana? Mirip tidak?"     

Wenardi menghela napas kuat-kuat. "Mirip! Mirip sekali! Wajahnya sangat mirip! Terutama matanya! Pakaian yang dikenakan juga mirip. Biasanya Chintia juga suka memakai setelan formal Chanel ini. Luar biasa! Yoga, bagaimana kamu melakukannya?"     

Sekarang teknologi operasi plastik Korea Selatan sudah berkembang hingga pada tingkat yang luar biasa. Seperti di drama Korea '365: Repeat the Year' yang sangat populer beberapa waktu yang lalu. Pemeran wanita dalam drama itu didasarkan pada seorang selebriti wanita. Keduanya terlihat sangat mirip sehingga sangat sulit dibedakan satu sama lain.     

Bahkan meskipun Sean adalah pacar Chintia, sepertinya dia juga akan salah mengenali orang ketika melihat wanita yang ada di depannya. Benar-benar sangat mirip.     

Yoga tahu Wenardi mendambakan Chintia. Selain itu, Yoga sangat ingin mendapatkan Wenardi, jadi dia meminta seorang wanita yang sangat mirip dengan Chintia pergi ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik.     

Wanita yang tampak seperti Chintia buru-buru duduk di sebelah Wenardi dan dengan hormat menuangkan segelas alkohol untuknya. "Wapresdir Wenardi, silakan minum."     

"Oh, ya." Wenardi mengambil gelas itu sambil tersenyum.     

Wanita itu berkata lagi, "Wapresdir Wenardi pasti lelah setelah bekerja seharian, ya? Biar saya pijat bahu Anda."     

Meskipun wanita itu menuangkan minuman dan memijat bahunya, ekspresi wajah Wenardi berangsur-angsur berubah dari gembira menjadi datar.     

Yoga yang menyadari perubahan raut wajah Wenardi pun bertanya, "Ada apa, Wapresdir Wenardi?"     

Wenardi menggelengkan kepalanya. "Sayangnya hanya mirip, tapi yang lainnya benar-benar berbeda. Sikapnya sama sekali tidak seperti Presdir Chintia-ku!"     

Seperti yang sudah diketahui, Chintia adalah presiden direktur wanita yang dingin dan sekarang menjasi atasan Wenardi. Jadi, tidak mungkin dia akan berbicara dengan penuh hormat pada Wenardi.     

Yoga menampar wajah wanita yang mirip Chintia itu, tetapi tidak terlalu keras karena takut mematahkan hidung buatan barunya. Dia mengamuk dan membentak, "Keluar dan ulangi lagi!"     

"Baik." Wanita itu memegangi wajahnya dan berjalan keluar dengan patuh.     

Setengah jam kemudian.     

Wanita itu membuka pintu lagi, tetapi tidak lagi bersikap seperti wanita muda yang rendah hati seperti sebelumnya. Sebaliknya, dia bersikap jauh lebih dingin.     

Wanita itu tidak duduk di sebelah Wenardi. Dia mencari tempat duduk dan duduk sambil menyilangkan kaki dan terlihat begitu berwibawa. Lalu, dia menyuruh Yoga. "Yoga, kemari dan tuangkan segelas alkohol untukku."      

Yoga dengan patuh mengambil botol anggur dan berjalan.     

"Ya, Kak Chintia. Hari ini Kakak sangat cantik. Gaunmu ini dari bahan apa? Coba aku lihat."     

Mata wanita itu menunjukkan rasa tidak senang.     

"Kurang ajar! Aku dan ayahmu satu generasi. Kamu generasi yang lebih muda dariku, tapi beraninya memperlakukanku dengan sembarangan! Keluar dari sini!"     

Pada saat ini, senyum di wajah Wenardi semakin lama semakin licik. Dia berseru dengan penuh semangat, "Benar! Yang seperti ini! Ini baru seleraku! Ini baru Chintia! Ini baru Presdir Chintia yang aku damba-dambakan! Chintia, aku datang!"     

Mata Wenardi berkilat-kilat seperti serigala. Dia bergegas menghampiri wanita yang tampak seperti Chintia ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.