Ingin Kukatakan Sesuatu

Ratusan Orang Meludah!



Ratusan Orang Meludah!

0Bos Barata sama sekali tidak tahu bahwa barusan Sean sudah membeli pelajaran pada dua pelatih pribadi di gym-nya.     
0

Penampilan heroik Sean seperti sedang syuting film. Dia menaklukkan lawan yang lebih tinggi dan lebih kuat darinya dengan beberapa gerakan. Sejak awal, aksinya sudah menarik perhatian para tamu wanita yang datang untuk berolahraga.     

Tentu saja, para wanita cantik dan kaya ini mengutamakan keselamatan diri mereka. Tetapi, setelah Bos Barata datang, mereka tidak lagi khawatir tentang masalah ini.     

Selera para wanita cantik dan kaya yang memilih untuk berolahraga di sini dapat ditebak dengan sangat mudah. Ada banyak gym kelas atas di Banten, tetapi kenapa mereka memilih di sini? Bukankah karena ketampanan para pelatih di sini?     

Karena mereka adalah wanita-wanita gatal yang menyukai pria tampan. Ketika melihat pria tampan dan garang seperti Sean dengan latar belakang keluarga yang tampaknya sangat menonjol, mana mungkin mereka tidak ingin meminta Bos Barata untuk mengenalkannya pada mereka?     

Bos Barata tersenyum dan berkata, "Karena saat ini kalian belum ingin pergi, silakan tetap berolahraga di sini. Saya jamin kalian semua tidak akan mengalami bahaya apapun."     

Pada saat ini, kelompok pertama pasukan Andy yang lebih dari 30 orang sudah berlari dan mendatangi Sean, lalu berteriak serempak, "Tuan Muda Sean!"     

"Wow! Pria tampan ini sangat mengesankan."     

"Haha. Pria ini menarik. Aku sudah melihat banyak putra konglomerat generasi kedua yang memiliki banyak anak buah, tapi bagaimana bisa anak buah pria ini semuanya warga negawa asing. Haha."     

Para wanita kaya ini menikmati minuman mereka dan menganggap seolah sedang menonton pertunjukan.     

"Ya."     

Sean mengangguk pada para anak buahnya. Ketika berbalik, dia mendapati sekelompok wanita yang berada di kejauhan sedang menatapnya. Bahkan, ada seorang gadis berkuncir kuda yang sedang berkeringat dan melambai pada Sean, "Halo!"     

Sean tahu tempat ini adalah gym dan termasuk sebagai tempat umum. Dia adalah orang yang memiliki sopan santun dan melakukan apapun dengan mempertimbangkan orang lain.     

Akhirnya, Sean mengambil beberapa langkah ke arah mereka dan berkata, "Nyonya dan Nona sekaliam, apa yang akan terjadi selanjutnya bisa membuat kalian tidak nyaman. Bagaimana kalau kalian kembali atau mandi dulu saja? Saya lihat kalian sudah lelah berolahraga dan berkeringat."     

Gadis muda berkuncir kuda yang sedikit lebih pendek dari Yuana tersenyum dan berkata, "Kamu sangat menarik. Pertama kali bertemu, sudah menyuruhku mandi. Haha. Aku rasa, aku paling cantik saat berkeringat. Bagaimana menurutmu?"     

Di pertemuan pertama mereka, gadis berkuncir kuda itu bahkan menggoda Sean. Tidak hanya dia, seorang wanita yang kira-kira berusia sekitar 35 tahun juga memandang Sean seolah-olah melihat mangsanya.     

"Pria muda tampan, biar Kak Rara beri saran padamu. Lebih baik lupakan saja. Jika kamu memukul dia, kamu juga akan mendapat masalah."     

Wanita tua lain dengan perawakan yang terjaga dengan baik juga menyahut, "Benar! Mundur saja. Aku mau menyuruhmu menjadi pelatih pribadiku."     

Sean memandangi para wanita yang begitu pandai berbicara ini dan berkata dalam hatinya, Akhirnya aku tahu kenapa Kalvin dan Max datang berolahraga di sini. Ya sudahlah. Karena mereka tidak takut jijik, biarkan saja mereka menonton di sana.     

Sean berbalik dan melangkah kembali. Dia masih sangat jauh, tetapi Kalvin terus mundur.     

"Kamu! Apa yang ingin kamu lakukan?!"     

Sean berhenti ketika tiba di posisinya yang semula dan berkata sambil tersenyum tipis, "Tidak perlu gugup sekarang. Orang-orangku belum tiba semuanya. Kamu masih bisa bersantai sebentar lagi."     

Jika orang-orangnya belum tiba semuanya, balas dendam Sean tidak akan dimulai.     

Dua puluh menit pun berlalu dengan sangat cepat.     

"Aneh. Kenapa orang-orang kita belum juga datang?" Kalvin bertanya pada Max dengan kebingungan.     

Max turut bertanya-tanya, "Iya! Mereka bilang sedang berada di dekat sini dan akan tiba dalam sepuluh menit. Aku akan menelepon dan menanyakannya."     

"Tidak perlu!" Andy tiba-tiba menyela, "Orang-orang kalian sudah bertemu dengan anak buahku di bawah. Mereka semua sudah dibereskan oleh orang-orangku."     

"Apa katamu?!"     

Kalvin dan Max tidak memercayainya. Orang yang mereka panggil sudah tiba di pintu gym, tetapi bahkan tidak bisa melalui orang-orang itu dan masuk kemari?     

Pada saat ini, sekelompok orang lain muncul di pintu gym. Setidaknya ada lebih dari 70 orang. Mereka berjalan dengan cepat. Kebanyakan dari mereka memiliki noda darah di tubuh mereka sehingga membuat nona-nona dan nyonya-nyonya yang berada di samping merasa ketakutan.     

Lebih dari 70 orang datang menghampiri Sean dan berteriak serempak, "Tuan Muda Sean!"     

Sean memandang dan menghitung jumlah mereka. Ada hampir seratus orang. Mereka semua adalah anak buah Andy di Banten.     

"Ya. Semua orang sudah ada di sini. Mari kita mulai saja."     

Tiba-tiba Sean berjalan menuju Kalvin. Sementara, Kalvin terus mundur. Namun, meja biliar dan tenis meja berada di posisi terdalam. Tidak ada tempat bagi Kalvin untuk mundur lebih jauh lagi.     

Kalvin bersandar di dinding dan menelan ludah dengan gugup, lalu berkata dengan suara yang sedikit bergetar, "Ka… Kalian jangan main-main! Orang-orangku akan segera datang! Aku dan Max sudah memanggil setidaknya 200 orang, sementara kalian paling banyak berjumlah seratus. Kalian pasti tidak bisa mengalahkan orang-orang kami!"     

Salah satu anak buah Andy yang baru saja masuk pun tersenyum dan berkata, "Aku meninju salah satu sampah yang kamu panggil. Satu orang dari kami bisa menghabisi 10 orang. Jadi, apa anehnya bagi 70 orang dari kami untuk menghabisi 200 orang lebih?"     

Sean terus berjalan menuju Kalvin bersama lebih dari seratus anak buah di belakangnya.     

Kalvin dengan gugup berseru, "Kamu jangan main-main! Di sini masih ada tamu! Jika kamu memukulku, kamu juga akan terlibat!"     

Sean tersenyum dan berkata, "Kalvin, jika aku ingin memukulmu, tadi aku sudah memukulmu. Kamu tenang saja. Sekarang aku tidak akan memukulmu. Bukankah kamu meludahi wajahku? Aku orang yang adil. Kamu meludahiku, jadi masing-masing dari kami akan meludahimu."     

Setelah berbicara, Sean berkata pada anak buahnya, "Habisi… Oh, tidak. Ludahi saja."     

Sejak awal, Andy sudah mengerti maksud Sean. Dia pun memerintahkan, "Ludahi wajah bocah ini! Ingat! Harus di wajahnya!"     

"Baik!"     

Atas perintah dari Sean dan Andy, ratusan preman profesional dari Asia Tenggara bergegas menghampiri Kalvin.     

Cih!     

Cih!     

Cih!     

Cih!     

Ludahan demi ludahan terus mengenai wajah Kalvin si tuan muda kaya raya.     

"Jangan! …Ah! …Tolong! …Berengsek! Ini dahak!"     

"..."     

Kalvin terus berteriak, tetapi dia kemudian tidak berani mengatakan apa-apa karena jika dia membuka mulutnya untuk berbicara, air liur mungkin akan masuk ke mulutnya...     

"Ih…"     

Para tamu wanita yang berada di kejauhan begitu ketakutan sehingga mereka bergegas untuk mandi, berganti pakaian, dan pergi meninggalkan gym. Tentu saja pemandangan ini membuat para wanita cantik ini merasa tidak nyaman.     

"Meludahiku?"     

Sean memandang rendah Kalvin. Dia benar-benar terlihat sangat malu bukan main.     

Pada saat ini, sebagai teman baik Kalvin, Max berjalan ke arah Sean dan berkata dengan baik-baik, "Kawan, Kate putra bankir. Tidak baik jika kamu membuat masalah seperti ini! Mari kita lupakan saja. Jika ada masalah, kita selesaikan baik-baik sambil duduk dan makan. Biar aku yang traktir. Kita berteman saja, ya?"     

Kawan?     

Dia memang tuan muda kaya raya yang sudah terbiasa menyombongkan dirinya. Rupanya orang yang menjual rumah dan mobil ini masih tahu bagaimana memanggil kawan. Bocah ini tidak mampu melindungi dirinya sendiri, tapi berani memohon untuk temannya?     

Apa kamu pikir kamu akan baik-baik saja?     

Sean memandang Max dan bertanya, "Aku dengar kamu memegang tangan Jasmine?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.