Ingin Kukatakan Sesuatu

Balas Dendam untuk Jasmine!



Balas Dendam untuk Jasmine!

0Dalam beberapa tahun terakhir, Chintia yang selalu menjaga Jasmine. Mulai sekarang, Sean lah yang akan menjaga Jasmine.     
0

Sean meninggalkan bandara dan Andy sendiri yang datang untuk menjemputnya.     

Setelah masuk ke dalam mobil, Sean langsung bertanya, "Bagaimana perkembangan hal yang aku serahkan padamu?"     

Ketika membeli tiket pesawat di Amerika Serikat untuk kembali, Sean memberi tugas pada Andy untuk mencari tahu detail empat orang lain selain Yoga.     

Sean sudah menghajar Yoga. Selain itu, orang ini dan perusahaan Secepat Kilat Express milik keluarga Liono akan sengsara di masa depan, jadi Sean tidak perlu menyentuhnya untuk sementara. Tapi, untuk keempat teman Yoga, Sean harus memberi mereka pelajaran.     

Sean akan memberi mereka pelajaran sampai mereka tidak berani melecehkan gadis cantik mana pun lagi. Jika tidak bisa mengejar seorang wanita, tidak usah memaksa. Meski seorang tuan muda kaya raya pun tidak akan ada gunanya. Jangan karena tidak bisa mendapatkan wanita, lalu menggunakan segala cara untuk menjebaknya. Itu sangat memalukan.     

Andy menyerahkan sebuah dokumen pada Sean dan melapor, "Tuan Muda, identitas keempat orang itu sudah diperiksa. Selain itu, keempatnya sudah diikuti dan diawasi."     

Sejak Andy mengikuti Sean ke Banten, perlahan-lahan Andy mengumpulkan anak buahnya ke Banten. Sekarang dia memiliki lebih dari seratus orang anak buah di Banten. Berkelahi, menguntit, atau apapun, semuanya tidak masalah baginya.     

Sean mengambil dokumen itu, lalu membukanya dan melihatnya sekilas.     

"Kalvin Tedja, Max Nandaraharja, Harrold Angkasa, Zack Davinson."     

Keempat orang ini adalah putra bankir atau keturunan konglomerat real estat.     

Andy menjelaskan, "Kelima orang ini disebut Lima Tuan Muda Banten. Mereka sangat arogan dan mendominasi di Banten. Pada dasarnya, dari semua tempat malam yang ada, tidak ada yang tidak mengenal mereka."     

"Dua hari yang lalu, salah satu bawahan saya menyukai seorang wanita di bar LINX. Tetapi, karena tidak sengaja menabrak Kalvin Tedja saat keluar dari toilet, Kalvin memberi sejumlah uang dan merebut wanita bawahan saya," kata Andy.     

Sombong dan mendominasi? Haha. Sean sama sekali tidak merasa ada seseorang yang bisa menyombongkan diri dan bersikap mendominasi di depannya.     

"Beritahu padaku di mana posisi mereka," Sean berkata dengan dingin.     

Setelah turun dari pesawat, Sean sudah menghubungi Chintia, tetapi wanita itu masih belum berada di Banten. Sementara, Wenardi terus mengusiknya dengan laporan kecil yang mengatakan bahwa Sean tidak pergi bekerja. Tetapi, Sean benar-bemar mengabaikannya.     

Andy segera menjawab, "Kalvin dan Max pergi ke gym untuk berolahraga. Kemarin Harrold meninggalkan Banten dan pergi ke Jakarta. Zack sedang berkumpul dengan beberapa model di rumah."     

Sean berkata, "Kalau begitu, pergi ke gym dulu saja."     

Tak butuh waktu lama, Sean dan Andy segera tiba di gym Celeb Fitness yang sangat terkenal di Banten.     

Katanya, pelatih gym di sini semuanya sangat tampan, jadi 90% anggota di sini adalah wanita. Banyak selebriti wanita yang suka datang ke sini, terutama yang berusia di atas 40 tahun serta ingin mempertahankan bentuk tubuh yang bagus dan suka berolahraga.     

Sean dan Andy turun dari lift.     

"Kalvin dan Max, dua pria bertubuh besar, ternyata malah memilih untuk berolahraga di sini. Sepertinya karena ada begitu banyak wanita cantik di sini, kan?"     

Ketika tiba di Celeb Fitness, dekorasi gym ini sangat berbeda, seolah-olah sedang berada di kafe yang sesuai dengan selera wanita. Sean berpikir bahwa pria yang sangat menyukai kebugaran seharusnya tidak menyukai dekorasi tempat ini yang terlalu feminin.     

Seorang pegawai berwajah tampan bertanya dengan sangat sopan, "Tuan-tuan, apa kalian anggota gym kami?"     

"Bukan. Kami mau masuk mencari orang," jawab Andy.     

Ketika melihat dua orang galak ini, pegawai itu pun berkata sambil tersenyum, "Maaf. Di sini kami tidak mengizinkan siapapun selain anggota masuk. Jika Tuan-tuan ke sini untuk berkunjung, Tuan-tuan harus membuat janji."     

Melihat Sean yang sedang menunggu di sini, Andy tidak ingin membuang waktu Sean. Dia pun langsung bertanya, "Berapa biaya keanggotaannya?"     

Pegawai menjawab, "Kami tidak mengeluarkan kartu keanggotaan di sini. Kami hanya menjual kelas pelatihan privat."     

"Banyak omong! Aku hanya bertanya berapa harga yang harus dibayar untuk masuk! Apa 40 juta cukup?"     

Andy mengeluarkan ponselnya untuk memindai kode yang ada di sana dan membayar 40 juta. Kemudian, tanpa memedulikan pegawai itu lagi, mereka langsung masuk.     

Ketika memasuki gym, ternyata ada banyak wanita yang semuanya memiliki fisik yang sangat baik. Mereka mengingatkan Sean pada mantan iparnya, Yuana Wangsa. Namun, para wanita ini sibuk mengambil foto sambil berolahraga. Ponsel mereka selalu ada di tangan mereka. Tidak ada olahraga khusus yang mereka kuasai.     

Hanya ada dua pria di dalam, yaitu Kalvin dan Max. Keduanya tidak sedang berada di peralatan kebugaran, tetapi sedang bermain biliar di meja. Sementara Sean dan Andy berjalan mendekat, keduanya tidak menyadari kedatangan Sean dan terus mengobrol.     

Kalvin memegang tongkat dan bertanya, "Max, bagaimana Yoga? Kenapa tidak ada pergerakan sejak pesan WhatsApp-nya yang bilang kalau dia sudah akan tidur dengan Jasmine?"     

Max membungkuk untuk membidik bola sambil berkata, "Aku tebak bocah ini sedang menikmatinya sendiri. Sudah selama ini dia tidur dengan Jasmine si jalang. Sepertinya dia sudah menidurinya tujuh atau delapan kali."     

"Sesuai kesepakatan kita berlima, sesudah menidurinya, seharusnya dia harus langsung mengunggah foto, video, atau audio yang diambilnya ke grup WhatsApp sesegera mungkin. Anak ini sebenarnya berpura-pura tuli atau bisu, sih? Setelah menikmatinya sendiri, dia tidak membagikannya pada kawan-kawannya."     

Kalvin bertanya-tanya, "Apa mungkin Yoga gagal?"     

Max menyahut, "Mana mungkin! Apa kamu tidak dengar apa katanya? Dia sudah menyewa kamar, mencium bibirnya, dan terlebih lagi Jasmine si jalang kecil itu hanya suka laki-laki yang tinggi dan berkaki panjang. Tidak sulit bagi Yoga untuk menaklukannya."     

Kalvin tertawa dan berkata, "Kak Max, kamu pasti marah, kan? Ada seorang wanita yang tidak menyukaimu lagi karena tinggi badanmu. Haha."     

Max yang sedang merokok menjawab, "Berengsek! Jasmine si jalang kecil ini bahkan tidak membiarkanku menidurinya. Oke, kamu menyukai orang yang tinggi? Aku berikan padamu orang yang tinggi! Kamu pantas dipermainkan orang yang tinggi! Sekarang kemungkinan dia sedang menangis! Hahaha."     

Ketika mereka berdua sedang mengobrol, tiba-tiba mereka menyadari bahwa Sean menatap mereka dengan pandangan mata yang tajam.     

"Kalian berdua, Kalvin dan Max?" tanya Sean.     

Tinju Sean sudah terkepal. Ketika mendengar dua orang ini sudah menghina adik iparnya, dia tidak akan pernah melepaskan mereka begitu saja.     

Kalvin, dengan tampangnya yang sombong, balik bertanya, "Siapa kamu?"     

Sean memandang mereka berdua. Meskipun mereka datang ke gym untuk berolahraga, perawakan mereka sangat biasa dan tidak punya otot sama sekali. Sean bisa menangani mereka berdua dengan sangat mudah.     

"Kalian berdua, siapa yang pernah memegang tangan Jasmine?"     

Sean tahu bahwa di antara keempat orang itu, ada yang tidak berhasil mendapatkan Jasmine. Ada yang bisa mengobrol dengan Jasmine dan ada yang memegang tangan Jasmine. Dia ingin menghukum mereka berempat sesuai dengan setiap kemajuan yang mereka lakukan.     

Max mengambil sebatang rokok dan berkata sambil tersenyum, "Oh, kamu bahkan tahu tentang Jasmine. Kamu terlihat tidak asing. Apa kamu teman Yoga?"     

Seperti Max, Kalvin merasa Sean tidak asing baginya dan mengira Sean juga teman Yoga.     

Kalvin menghampiri dan menepuk dada Sean dengan punggung tangannya, lalu bertanya, "Hei, apakah Yoga sudah kembali ke Indonesia? Apa kamu pergi ke Amerika bersama Yoga? Apakah dia sudah menunjukkan foto Jasmine si jalang kecil itu?"     

Sean langsung marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.