Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana Hamil Anak Kembar!



Giana Hamil Anak Kembar!

0Yoga pun terjatuh ke lantai hanya dalam sekali pukulan.     
0

Amarah Sean benar-benar sudah memuncak.     

"Yoga, dasar kamu bajingan! Istrimu sedang hamil, tapi kamu masih bermain-main dengan seorang gadis dan bahkan menggunakan namaku! Memangnya kamu pantas disebut Sean Yuwono?!"     

Ketika Jasmine mendengar apa yang Sean katakan, dia tidak merasa kasihan pada Yoga sama sekali.     

Awalnya Jasmine mengira Yoga pria tampan yang tinggi dan kaya raya serta memiliki latar belakang yang sama menyedihkannya dengan dirinya. Jasmine pun memiliki kesan yang sangat baik padanya. Tetapi, sekarang dia memang merasa Yoga adalah seorang bajingan.     

Jasmine berkata, "Aku paling benci pria yang berselingkuh karena istrinya sedang hamil! Sean, pukulanmu bagus! Orang seperti ini memang pantas dipukul! Hanya hamil beberapa bulan saja sudah tidak bisa menahan diri?"     

Yoga yang terjatuh di lantai langsung menutupi wajahnya yang dipukul dan merasa sudah diperlakukan dengan tidak adil.     

Yoga berseru, "Sean, dasar penindas! Terserah aku mau main-main dengan siapa dan bagaimana! Memang apa urusannya denganmu? Atas dasar apa kamu membela Giana? Memang dia siapamu?! Selain itu, istriku memang hamil, tapi dia hamil anak siapa? Hah?!"     

"Dia hamil anakmu! Jadi, atas dasar apa aku harus menjaga anak kalian siang dan malam?! Kamu saja tidak melakukan apapun! Kamu hanya memberi uang bulanan sebesar 20 juta! Itu bahkan tidak cukup untuk membayar pengasuh yang aku panggilkan untuk Giana!" maki Yoga.     

Begitu mendengar perkataan Yoga ini, Jasmine terlihat kebingungan. Dia menatap Sean sambil menunjuk mereka berdua, lalu bertanya, "Istrinya hamil anakmu?"     

Jasmine benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sekarang dia memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya.     

Sean tidak menyangkal dan mengangguk. "Ya."     

Jasmine yang terkejut sontak tercengang, kemudian bertanya lagi, "Kamu sudah menghamili istri orang, tapi kamu masih menghajarnya seolah-olah dirimu yang paling benar? Luar biasa! Apa kakakku mengetahui masalah ini?"     

Sean buru-buru menjelaskan, "Tidak, ini tidak seperti yang kamu bayangkan…"     

"Yang aku tanyakan adalah apakah kakakku mengetahui masalah ini atau tidak!" bentak Jasmine.     

Jasmine merasa kasihan pada kakaknya. Dia mengira kakaknya sudah ditipu oleh pacar kecilnya ini. Ketika Jasmine dan Sean bertemu untuk pertama kalinya, dia tidak bisa mengetahui karakter Sean dengan jelas. Dia mengira mungkin Sean hanyalah seorang pria tampan bermulut manis saja.     

Sean mengangguk. "Dia tahu."     

Jasmine bahkan semakin terkejut. "Tahu? Kakakku tahu, tapi dia masih mau bersama denganmu? Ya Tuhan. Apa-apaan ini? Aku benar-benar tidak mengerti dunia kalian para orang dewasa."     

Pada saat ini, Yoga yang sepertinya mendengar sesuatu pun berdiri dan bertanya sambil menatap Jasmine, "Kakakmu bersama dengannya? Kakakmu bukan Chintia Yandra, kan?"     

Sean mencibir, "Sudah tahu kenapa tadi aku memukulmu? Kamu bermain-main dengan adik pacarku, jadi tentu saja ada urusannya denganku!"     

Lagi-lagi Jasmine kebingungan dan ganti bertanya pada Yoga, "Kamu kenal kakakku?"     

Sekarang Yoga yang panik. Semua ini gara-gara kawan-kawannya yang tidak menyelidiki latar belakang Jasmine dengan jelas. Dia mengira Jasmine hanyalah seorang yatim piatu yang tidak memiliki latar belakang apapun. Tak disangka, Jasmine ternyata memiliki seorang kakak perempuan. Ditambah lagi, kakak perempuannya adalah Chintia Yandra yang sangat ada hubungannya dengan Yoga.     

Di lubuk hati Yoga, Chintia adalah calon istri Julius. Dia wanita yang dapat mengendalikan keluarga dengan kekayaan ratusan triliun, jadi dia sama sekali tidak boleh diusik.     

Yoga pun segera meminta maaf pada Jasmine, "Jasmine, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu kamu adik Kak Chintia. Aku memiliki hubungan yang sangat baik dengan kakakmu. Aku juga sudah seperti keluarga dengan Om Julius. Apa yang terjadi hari ini, bisakah kamu anggap tidak pernah terjadi?"     

Jasmine merasa jijik ketika teringat bahwa dia baru saja mencium Yoga.     

Plak!     

"Keluar!"     

Jasmine menampar wajah Yoga dan mengusir Yoga. Dia tidak perlu menanyakan tentang kematian kedua orang tua Yoga karena itu pasti juga bohong.     

Yoga sama sekali tidak menikmati kesenangan apapun dalam kepergiannya kali ini. Dia malah dipukul dan ditampar oleh Sean dan Jasmine.     

Yoga segera mengambil pakaiannya dan pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian, kemudian keluar. Namun, sebelum pergi, dia memandang Sean.     

"Aku harap kamu tidak memberitahu Giana tentang kejadian hari ini. Dia hamil anakmu sekarang. Kamu juga tidak mau dia mengetahui hal ini karena akan mempengaruhi perasaan dan kondisinya, kan?" tanya Yoga.     

Sean terkekeh dan berkata, 'Dari dulu Giana sudah kecewa padamu. Meskipun dia tahu, itu juga tidak akan mempengaruhi apapun."     

"Kamu…"     

Yoga benar-benar sangat frustasi. Dia tidak ingin Giana tahu tentang hal ini. Jika tidak, Giana pasti akan mengajaknya bertengkar lagi saat pulang nanti.     

Setelah Giana menikahi Yoga, dia sangat menghargai Yoga. Mereka berdua juga selalu dalam hubungan yang sangat baik. Yoga tidak mau membuatnya kacau.     

"Jika kamu tidak memberitahu Giana, aku bisa memberitahukan sebuah rahasia padamu," Yoga menawarkan.     

"Rahasia apa?" tanya Sean.     

"Sehubungan dengan anakmu," jawab Yoga, "Selama ini, Giana tidak pernah memberitahu bahwa dia hamil anak kembar."     

"Kembar?"     

Sean sangat gembira saat mendengarnya. Kemungkinan bagi seseorang untuk hamil anak kembar sangat rendah. Sementara, Sean selalu merasa anak kembar merupakan hadiah dari Tuhan, jadi dia sangat ingin memiliki anak kembar.     

Yoga mengangguk. "Kamu beruntung langsung mendapatkan dua anak sekaligus. Aku akan memanggil pengasuh terbaik untuk merawatnya sebagai kompensasi untuk hari ini!"     

Setelah mengatakannya, Yoga pun pergi.     

Sean sangat senang. Ternyata Giana tidak memberitahunya bahwa dia hamil anak kembar. Mungkin itu karena Sean sering menolak untuk bertemu dengannya.     

Dalam tiga atau empat bulan lagi, Giana akan melahirkan. Pada saat itu, Sean akan menjadi seorang ayah.     

Setelah kegirangan selama beberapa saat, Sean menoleh dan menatap Jasmine, lalu menasehatinya dengan nada seperti orang tua, "Jasmine, kamu baru saja mengenalnya. Bagaimana bisa kamu datang ke hotel bersamanya? Itu tidak baik! Tahu, tidak?"     

Begitu mendengar perkataan Sean, Jasmine sangat marah.     

"Apa maksudmu? Apakah kamu sedang mengatakan bahwa aku murahan? Kamu merasa aku sangat murahan karena tidur dengan seseorang yang tidak baru dikenal selama sehari? Ya! Aku memang wanita yang tidak tahu malu!" sergah Jasmine, "Keluar kamu! Kamu pikir siapa kamu? Atas dasar apa kamu menasehatiku!"     

Jasmine marah, bahkan menangis dan mendorong Sean keluar dengan sekuat tenaga. Jika bukan karena melihat air mata Jasmine, Sean tidak akan mengambil inisiatif untuk mundur. Dengan tubuh kurusnya, Jasmine tidak akan pernah bisa mendorong Sean.     

Brak! Brak! Brak!     

Sean yang didorong keluar pun terus menggedor pintu.     

"Jasmine, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya peduli padamu. Aku khawatir kamu ditipu," Sean berusaha menjelaskan, "Aku datang jauh-jauh dari Banten karena mengkhawatirkan keselamatanmu. Jangan abaikan aku di luar begitu saja, oke? Ayolah, Jasmine. Buka pintunya dan biarkan aku masuk."     

Sean juga merasa kata-katanya tadi salah.     

Sebenarnya Sean tahu bahwa Jasmine bukan gadis murahan. Buktinya, keempat tuan muda kaya yang lain sudah gagal dan ditolak oleh Jasmine. Jangankan wanita murahan. Jika bertemu dengan empat tuan muda kaya raya itu, wanita yang sangat berprinsip pun kemungkinan besar pasti akan jatuh ke dalam perangkap.     

"Pergi kamu! Jangan mengaturku! Terserah aku mau melakukan apa dan dengan siapa! Itu urusanku! Bahkan kakakku juga tidak bisa mengaturku!"     

Jasmine berteriak dengan keras dari dalam kamar. Namun, pada saat ini, tiba-tiba dia mendengar suara tembakan dari luar kamar.     

Dor!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.