Ingin Kukatakan Sesuatu

Loker Misterius Yoga!



Loker Misterius Yoga!

0Sean tidak peduli sudah berapa tahun Wenardi bekerja di Best Express dan betapa besar dedikasi untuk perusahaan. Sekarang Sean adalah bos Best Express di belakang layar, jadi dia bisa memecat siapa saja yang tidak disukainya. Namun, terlalu biasa jika hanya memecat Wenardi begitu saja.     
0

Tiba-tiba Sean teringat loker misterius Yoga di Royale Krakatau Golf. Loker yang didengar Sean di kamar hotel Giana ketika berada di Jepang.     

Setelah kembali ke Indonesia, Sean meminta Andy untuk memeriksanya. Namun, meskipun Andy mendaftar menjadi anggota di lapangan golf, beberapa tempat hanya dimiliki oleh kelompok tertentu yang tidak bisa didekati oleh Andy sama sekali.     

Jika masuk secara paksa dan melakukan segala secara, Sean khawatir dia akan membuat musuh curiga. Dia bisa menggunakan Giana untuk bisa lebih dekat dengan loker itu. Hanya saja, Sean tidak ingin mengajak Giana keluar karena setiap kali keduanya bertemu berduaan, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi justru terjadi.     

Sekarang Sean bisa menggunakan Wenardi untuk mendekati loker itu.     

Akhirnya Sean menghampiri Wawan lagi dan berkata, "Bocah, dengarkan apa yang akan aku katakan padamu baik-baik. Hubungi pamanmu si Wenardi sebentar lagi. Kemungkinan dia akan terlebih dulu menanyakan apakah kamu gay. Jawab saja tidak. Bilang saja Yoga yang sudah mempermainkanmu dan membuatmu mempostingnya ke status WhatsApp."     

Wawan terkejut. "Yoga bosku?"     

Sean mengangguk. "Bilang saja kalau sesudah dipecat Best Express, kamu melamar ke Secepat Kilat untuk menjadi sopir. Katakan kalau kamu ditugaskan menjadi sopir Fendy dan Yoga. Karena Yoga tahu kamu berasal dari Best Express, dia terus menindasmu dan membawamu minum-minum di bar."     

"Tapi, meskipun kamu ditindas, kamu juga tidak sengaja mendengar rahasia Yoga. Dia memiliki loker di Lapangan Golf Royale Krakatau Golf dan ada banyak dokumen rahasia perusahaan Secepat Kilat yang disimpan di sana. Katakan pada Wenardi bahwa begitu dia mendapatkan dokumen-dokumen ini, dia dapat memberikan pukulan yang hebat bagi Secepat Kilat!" perintah Sean.     

Wawan adalah anak yang cerdas. Hanya dengan sekali penjelasan saja, dia langsung mengangguk dan berkata, "Baik, Kak Sean!"     

"Hubungi dia," perintah Sean.     

Wawan segera menghubungi Wenardi.     

Benar saja, kalimat pertama yang diucapkan Wenardi adalah, "Ada apa denganmu? Kenapa kamu bisa menyukai sesama jenis? Apa kamu tahu jika begini, kamu akan membuat orang tuamu hancur?! Cepat kembali normal sekarang juga!"     

Wawan menjawab sambil tersenyum, "Paman, aku tidak menyukai sesama jenis. Aku suka wanita! Status di WhatsApp itu adalah ulah bosku. Dia bersikeras menyuruhku untuk mempostingnya."     

"Bosmu? Apa kamu sudah mendapatkan pekerjaan lagi? Bukankah kamu berencana untuk meninggalkan Banten dalam beberapa hari lagi, lalu pergi berlibur ke luar negeri beberapa hari?" tanya Wenardi.     

Wawan menjawab, "Ya. Aku pindah ke kompetitor perusahaan Paman, Secepat Kilat Express. Aku juga menjadi supir di sana."     

"Secepat Kilat!" Wenardi terkejut, "Kalau begitu, katakan, siapa bos yang mengolok-olokmu?"     

"Yoga!" jawab Wawan.     

"Ternyata Yoga si bajingan kecil itu!" maki Wenardi, "Terakhir kali dia memintaku untuk tidak mempekerjakan Chintia, tapi aku tidak melakukannya. Apa jangan-jangan karena dia tahu hubunganmu denganku, dia sengaja mempermalukanmu seperti ini?"     

Wawan melirik Sean. Ketika melihat isyarat mata Sean, dia segera berkata di ponsel yang sedang dalam mode loudspeaker, "Benar, benar, benar! Aku memang sempat menyebutkan Paman dan mengatakan kalau Paman adalah pamanku. Itu sebabnya dia mulai mempermalukanku."     

Wawan melanjutkan, "Dia juga menyuruhku minum alkohol, berdandan sebagai seorang wanita, dan memintaku untuk memposting di status Whatsapp bahwa aku gay! Paman tidak tahu, ibuku baru saja menelepon. Apa Paman tahu apa yang Ibu katakan? Ibu…"     

Wawan terus berbicara tentang dirinya sendiri sambil berlinangan air mata. Sean pun mengerutkan keningnya sehingga Wawan langsung tidak berani berbicara omong kosong.     

Dasar bocah cerewet, Sean menggelengkan kepalanya. Namun, ketika bocah cerewet ini mulai berbohong, kebohongannya benar-benar terdengar sangat alami.     

"Apapun yang dikatakan ibumu memang sudah seharusnya! Dia hanya mengkhawatirkanmu!" Wenardi mengomel, "Wawan, demi menindasmu, Yoga pasti akan membawamu ke mana-mana. Kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengamati dengan siapa dia bergaul. Lebih baik lagi jika kamu bisa menemukan sesuatu tentangnya!"     

Sejak dulu Wenardi memang sudah ingin mengirim seseorang untuk bekerja di Secepat Kilat Express. Jelas bahwa Wawan adalah bidak catur yang sangat baik.     

Wawan berkata dengan menggebu-gebu, "Paman, aku menelepon untuk memberitahu tentang ini! Aku baru saja mendengar berita bahwa dia memiliki loker di Royale Krakatau Golf. Loker itu berisi rahasia bisnis keluarga Liono mereka! Jika Paman bisa mendapatkan barang-barang di loker itu, Paman pasti bisa membantu Best Express mengalahkan Secepat Kilat. Presdir Ailee pasti akan mempromosikan Paman menjadi presdir Best Express! Hahahaha…"     

Awalnya suara tawa Wawan sangat keras, tapi setelah melihat tatapan mata serius Sean dan Andy, suaranya berangsur-angsur mengecil dan melambat.     

Sean tidak bisa berkata apa-apa. Bocah ini benar-benar sudah terbawa ke dalam sandiwaranya. Dia sudah memikirkan baik-baik untuk pamannya. Jika berhasil melakukan ini, pamannya ini akan bisa menggantikan posisi Chintia sebagai presiden direktur. Sayang sekali jika bocah ini tidak menjadi aktor dengan bakat seperti itu.     

"Loker? Loker apa? Jelaskan lebih spesifik. Apa sebenarnya yang mereka katakan?!" Wenardi bertanya dengan serius.     

Wawan segera berbisik, "Paman, aku tidak bisa mengatakannya pada Paman. Yoga sudah datang. Nanti aku akan menghubungi Paman lagi… Ah, Tuan Muda Yoga! Saya ke sana! Saya ke sana!"     

Sambil berbicara, Wawan mematikan teleponnya.     

Setelah menutup telepon, Wawan segera berkata pada Sean, "Kak Sean, Paman saya mengajukan pertanyaan yang belum Kakak jelaskan pada saya. Saya takut salah bicara, jadi saya menutup teleponnya. Tolong jangan marah."     

Sean tersenyum. Anak ini sangat pintar. Namun, orang yang fasih lidah umumnya tidak bisa diandalkan.     

Sean menjelaskan, "Selanjutnya aku akan mengatur agar kamu bisa menjadi sopir Yoga. Lebih baik kamu menuruti perintahku dengan baik. Jika tidak, berikutnya aku tidak akan mengatur seorang laki-laki untukmu, tapi seekor binatang."     

Dalam sekejap, wajah Wawan berubah ketakutan. "Kak Sean, saya pasti akan menuruti kata-kata Kakak dengan baik. Percayalah pada saya."     

Tidak ada yang perlu Sean percayai atau tidak tentang Wawan. Wawan hanya perlu jujur. Jika tidak, Sean pasti akan memberi pelajaran padanya.     

Sean menambahkan, "Kamu tidak perlu merasa bersalah karena membohongi Wenardi. Berdasarkan nada bicara ibumu barusan, kemungkinan kamu adalah anak pungut, jadi Wenardi bukanlah pamanmu."     

"Huhuhuhu…"     

Setelah mendengar perkataan Sean, Wawan sontak terjatuh ke tanah dan mulai menangis.     

———     

Tiga hari kemudian, Sean tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput Chintia.     

Chintia dan Wenardi kembali bersama. Ketika Sean melihat Wenardi, dia sangat ingin meninjunya. Namun, bagaimanapun juga, si tua bangka ini tidak melakukan sesuatu pada Chintia.     

Selain itu, saat ini Wenardi masih memiliki manfaat bagi Sean. Wenardi tidak tahu kalau sekarang dirinya sudah masuk ke dalam perangkap Sean dan sudah menjadi bidak caturnya.     

Ketika melihat Sean, Wenardi berkata dengan angkuh, "Oh, Pengurus Sean sudah datang rupanya. Bagaimana keadaan departemen pelatihan akhir-akhir ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.