Ingin Kukatakan Sesuatu

Wenardi adalah Pelakunya!



Wenardi adalah Pelakunya!

0Wawan si sopir ini hanya pernah sekali bertemu dengan Sean. Itupun hanya bertemu dari kejauhan. Chintia juga tidak pernah memperkenalkan mereka berdua. Selain itu, Wawan dikejutkan oleh aura Sean yang begitu kuat sehingga dia sama sekali tidak mengenalinya sebagai pacar Chintia.     
0

Sean mendengus dingin dan meraih kerah Wawan, lalu bertanya, "Kamu mampu menemukan cara untuk mendapatkan nomor ponselku, tapi kamu bahkan tidak tahu seperti apa tampangku?"     

"Nomor ponsel?" Wawan bertanya-tanya, kapan dirinya menyelidiki nomor orang lain?     

Tiba-tiba Wawan memandang Sean dengan ngeri. "Apakah kamu gigolo yang dipelihara Chintia?"     

Plak!     

Tanpa Sean turun tangan, Andy yang mendengar Wawan menghina Sean pun segera menghampiri dan menamparnya.     

"Bocah busuk! Kamu sudah bosan hidup rupanya! Beraninya menyebut Tuan Muda Sean seperti itu!" Andy memaki Wawan sambil memandangnya dengan tatapan membunuh.     

Wawan sangat ketakutan sehingga hampir mengompol. Baru pada saat itulah dia menyadari bahwa Sean bukan seorang gigolo, melainkan seorang pria yang memiliki kekuasaan.     

"Maaf, Kak Sean! Saya tidak tahu. Saya benar-benar tidak tahu Kakak adalah orang yang memiliki kekuasaan. Jika saya tahu Kakak begitu berkuasa, bahkan jika Kakak memberi saya sepuluh keberanian, saya tidak akan berani mempermainkan Kakak!"     

Wawan adalah seorang yang tidak memiliki harga diri. Dia segera berlutut dan meminta maaf pada Sean.     

Sean menatapnya. "Mendengar maksud dari perkataanmu, jika aku bukan orang yang memiliki kekuasaan, jika aku tidak memiliki para bawahanku ini, kamu akan berani mempermainkanku?"     

Bukkk!     

Sean menendang Wawan dan berkata, "Berani menindas yang lemah, tetapi tidak berani pada yang kuat!"     

Di masyarakat, terdapat banyak orang-orang murahan seperti Wawan yang hanya berani pada yang lemah. Ketika melihat seseorang tidak memiliki kekuatan apapun, dia akan dengan sengaja mempermainkan dan menindas orang lain. Setelah tahu orang itu memiliki latar belakang yang hebat, dia akan segera menjilatnya.     

Sean paling membenci orang seperti itu. Jika Wawan membenci Sean dan ingin bertarung dengannya, maka Sean akan menghargai lawan yang seperti itu. Sementara, si Wawan ini terlalu tidak punya nyali.     

"Katakan padaku. Kenapa kamu mengirimiku pesan itu?" Sean bertanya dengan ketus.     

Andy segera memindahkan kursi agar Sean bisa duduk, kemudian membentak Wawan, "Bocah busuk, ceritakan dengan jelas! Sedikit saja kamu berbohong, aku akan membuatmu tidak dapat melihat hari esok!"     

Wawan berlutut di depan Sean dan berkata, "Baik, baik, baik! Saya akan mengatakannya. Itu karena dua hari yang lalu…"     

———     

Dua hari lalu di kantor presiden Chintia di perusahaan Best Express,     

Tiba-tiba Wawan si sopir membuka pintu dan berteriak pada Chintia, "Chintia! Kenapa kamu memecatku?! Atas dasar apa kamu memecatku?!"     

Wawan si sopir sangat marah karena baru saja dipecat dan menjadi sangat sensitif. Sementara, Chintia duduk di kursi dengan aura yang kuat tanpa panik sama sekali. Dia percaya diri. Bahkan jika Wawan si sopir ini main tangan, dia bisa menghabisinya hanya dengan tiga pukulan.     

Chintia menatap lurus ke arah Wawan si sopir dan menjawab tanpa basa-basi, "Karena kamu terlalu banyak bicara."      

Sebenarnya, ini masih termasuk sopan. Wawan adalah kerabat Wenardi, jadi Chintia bersedia mengatakan ini padanya. Dia memberitahunya agar ketika nantinya bekerja di tempat lain, setidaknya Wawan bisa belajar untuk lebih pandai dan tidak membuat bosnya kesal. Jika Wawan orang biasa, Chintia akan langsung memecatnya begitu saja tanpa harus memberitahu alasannya.     

Sementara, Wawan masih tidak puas dengan jawab Chintia. "Aku terlalu banyak bicara? Bukankah mulut dipakai untuk berbicara? Asalkan pekerjaanku bagus, bukankah tidak ada masalah? Mana pernah setiap kali mengantarmu aku tidak mengantarmu sampai ke tempat tujuan dengan tepat waktu?"     

Wawan memprotes dengan kasar, "Chintia, apakah kamu tahu siapa aku? Berengsek! Aku sudah menjadi sopir dan mengantarmu ke mana-mana. Itu saja sudah sangat tidak adil bagiku! Tapi, bisa-bisanya jalang sepertimu berani memecatku?!"     

Ketika Wawan mengeluarkan kata-kata kotor, Chintia mengerutkan keningnya dan sangat tidak senang. Sekarang hanya Sean yang bisa mengeluarkan kata-kata kotor di depan Chintia.     

Tepat pada saat ini, Wenardi bergegas masuk. Dia meraih lengan Wawan dan menariknya keluar, lalu berkata pada Chintia, "Maaf, Presdir Chintia, Wawan sedang emosi. Mohon jangan dimasukkan ke dalam hati. Saya akan membawanya keluar sekarang juga."     

Wenardi menyeret Wawan sampai ke parkiran bawah tanah perusahaan.     

Wawan masih sangat tidak terima dan berkata pada Wenardi, "Paman, kenapa Paman menarikku? Biarkan aku memaki Chintia si jalang itu dulu!"     

Plak!     

Wenardi menampar Wawan dan memarahinya, "Kamu tidak boleh memaki Chintia!"     

Wawan memegangi wajahnya yang ditampar. Dia terkejut dan sama sekali tidak menyangka pamannya akan memukulnya. Dia merasa diperlakukan dengan tidak adil.     

Tiba-tiba Wawan bertanya, "Paman, apa Paman menyukai Chintia?"     

Wenardi langsung menyangkal, "Omong kosong apa yang kamu katakan?"     

Wawan tersenyum. "Jangan khawatir. Aku tidak akan memberitahu Bibi. Namanya juga laki-laki, pasti sama-sama mengerti. Bahkan lelaki berusia 18 hingga 68 tahun tidak normal jika tidak menyukainya. Ngomong-ngomong, apa Paman pernah tidur dengannya?"     

Kali ini Wenardi tidak menyangkal, tetapi berkata, "Dia sudah punya pacar!"     

"Memangnya kenapa kalau punya pacar?" balas Wawan, "Zaman sekarang, sudah punya pacar bukanlah halangan sama sekali. Lagi pula, pacarnya hanyalah seorang gigolo, sedangkan paman adalah wapresdir perusahaan terkemuka! Bukankah Paman berpuluh-puluh ribu kali lipat lebih hebat darinya?"     

Wenardi menggelengkan kepalanya. "Apa gunanya kaya? Chintia sendiri juga kaya. Dia bukan tipe wanita murahan yang akan tidur dengan orang lain dan melahirkan anak demi uang puluhan miliar. Chintia dan bocah itu benar-benar cinta sejati."     

Wawan tertawa. "Di zaman sekarang, hal yang paling aku tidak percaya adalah cinta sejati! Paman, biar aku beri ide. Habiskan 20 atau 40 juta untuk menyewa seorang wanita, lalu suruh dia untuk menggoda gigolo Chintia itu. Sesudah itu, buat Chintia mengetahuinya. Chintia pasti akan langsung mencampakkannya. Dengan begitu, bukankah akan ada kesempatan untuk kalian berdua?"     

Wenardi menyalakan sebatang rokok dan berkata, "Apa kamu pikir aku belum pernah mencoba? Aku sudah pernah mencarikan wanita cantik untuk mendekati Sean. Tapi, Sean si bocah ini, melihatnya saja tidak! Menginginkan nomor WhatsApp-nya saja ditolak!"     

Latar belakang apa dan selera seperti apa yang dimiliki Sean? Bagaimana mungkin wanita cantik yang dicarikan Wenardi bisa tidak menarik perhatian Sean?     

Wawan merokok sambil berpikir, kemudian berkata, "Karena tidak mungkin untuk merayu Sean, kita bisa mulai dari Chintia."     

"Apa Chintia suka berolahraga? Terutama berlari di atas treadmill?"     

Wenardi mengangguk. "Aku sudah pergi untuk perjalanan bisnis dengannya beberapa kali. Dia sering berolahraga di treadmill ketika sedang senggang. Kadang-kadang dia juga melakukan yoga. Dia benar-benar rajin berolahraga."     

Wawan tersenyum dan memberitahu Wenardi tentang ide buruknya.     

"Menurut Paman, jika Sean menghubungi Chintia saat dia sedang berlari di treadmill, kemudian tiba-tiba kamu membuat Chintia berteriak, apakah dia akan…"     

Wenardi tersenyum dan menjambak rambut Wawan. "Bocah busuk! Bisa-bisanya kamu memikirkan ide gila semacam ini! Boleh juga! Ide ini sangat bagus."     

"Biarkan Sean salah paham pada Chintia dulu. Ketika Sean mengira dirinya diselingkuhi, mungkin saja dia akan putus dengan Chintia. Sebagai seorang pria, dia pasti merasa sangat sedih dan pasti sangat ingin membalas dendam. Pada saat itu, aku akan mengirim para wanita itu lagi untuk mendekatinya. Dengan demikian, tingkat keberhasilannya pasti akan sangat meningkat," kata Wenardi.     

"Begitu Chintia mengetahui Sean sudah melakukan sesuatu yang bersalah padanya, mereka berdua pasti akan putus. Tidak perlu langsung ke arah sasaran untuk dapat mencetak angka. Kita bisa mencetak angka dengan cara lainnya!" lanjut Wenardi. "Kali ini aku akan membuat Sean si bocah busuk itu putus dengan Chintia!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.