Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia Membalas Sean?!



Chintia Membalas Sean?!

0Chintia berjanji tidak akan menyembunyikan apapun dari Sean. Tapi, itu tidak berarti dia akan memberitahu Sean segalanya.     
0

Chintia tidak pernah mengatakan mengenai Wenardi yang menyukai dirinya. Bukan karena dia sengaja menyembunyikannya, tetapi karena tidak ingin Sean mendengar hal yang tidak menyenangkan.     

Ada terlalu banyak pria yang menyukai Chintia. Entah pria yang sukses atau tidak, sepertinya tidak ada yang tidak menyukainya.     

Jika Chintia mendapati ada seorang pria yang menyukainya dan langsung memberitahu Sean, maka Sean akan terganggu setiap hari. Jadi Chintia tidak pernah menyebutkan bahwa Wenardi menyukainya. Hanya saja sekarang, setelah Sean merasakan dan mempertanyakannya, tentu saja Chintia tidak akan menyangkalnya.     

Jika Chintia adalah wanita munafik seperti Giana, mungkin dia akan berkata, "Aduh, sayang. Mana mungkin? Kamu terlalu banyak berpikir. Kami hanya rekan kerja biasa."     

Chintia menjelaskan pada Sean dengan serius, "Dia memang pernah menyatakan perasaannya padaku, tapi aku menolaknya dengan tegas. Aku bahkan bilang padanya kalau aku dan dia tidak mungkin. Aku juga tidak ingin bekerja dengannya, tapi dia veteran yang sudah bekerja di Best Express selama bertahun-tahun. Meskipun sekarang aku adalah presdir Best Express, sepertinya aku tidak bisa menyingkirkannya begitu saja."     

"Sayang, aku akan melakukan perjalanan bisnis dengan Wenardi. Apa kamu merasa tidak khawatir?" tanya Sean.     

Sean tersenyum dan membelai rambut Chintia. "Mana mungkin? Aku percaya padamu. Aku juga bukannya belum pernah bertemu Wenardi si tua bangka itu. Sudah jelek, tua pula! Uangnya juga tidak begitu banyak. Jika kamu benar-benar ingin mencari lelaki tua, kamu pasti akan memilih Julius dan tidak mungkin memilih dia."     

Satu-satunya orang yang bisa membuat Sean merasa terancam adalah Julius, sementara pria tua seperti Wenardi tidak layak. Julius juga sedang mengejar Chintia lagi, sementara Wenardi tidak kayak untuk dibandingkan dengan Julius dalam segala aspek. Jadi, jika Chintia mencari pria tua yang memiliki status dan kekayaan, dia akan memilih Julius dan tidak mungkin memilih Wenardi.     

Chintia pun tertawa. "Terima kasih, sayang, sudah mempercayaiku!"     

Hal terpenting di antara pasangan adalah rasa saling percaya, terutama untuk hubungan jarak jauh atau pasangan yang sering terpisah karena perjalan bisnis. Tentu saja tidak bisa dipungkiri banyak pasangan yang akan mengalami masalah saat berada di tempat yang berbeda. Keduanya harus saling waspada.     

———     

Dua hari pun berlalu begitu saja.     

Siang ini Sean sedang berada di gedung perkantoran dan melatih sekelompok gadis dari Albania.     

Albania adalah negara kecil di Eropa. Negara ini sangat miskin dan pernah dianggap sebagai negara pengemis di Eropa. Tetapi, ada banyak wanita cantik di negara ini dan mereka semua memiliki kaki yang jenjang.     

Beberapa dari mereka masih menggunakan iPhone 4. Beberapa bahkan baru bisa membaca dan mengetahui TikTok, lalu langsung menyukainya. Mereka cantik, tetapi mereka tidak memiliki kondisi kehidupan yang cukup baik.     

Mereka bersedia menikahi pria dengan gaji bulanan sekitar lima juta dan bahkan tidak memiliki rumah. Jika pria itu memiliki rumah dan mobil ketika menikahinya, tentu saja mereka tidak pernah membayangkannya dan merasa sangat bersyukur. Tidak seperti kebanyakan gadis-gadis Indonesia yang menganggap itu adalah hal yang wajar..     

Tepat ketika Sean sedang mengawasi pelatihan, tiba-tiba ponselnya menerima pesan dari nomor tak dikenal yang berisi:     

[?]: Apa kamu pacar Chintia, presdir Best Express? Haha. Aku baru saja melihat pacarmu menyewa kamar dengan pria lain. Jika tidak percaya, kamu bisa menelepon Chintia.     

Setelah membaca pesan ini, suasana hati Sean langsung menjadi sangat buruk.     

Berengsek! Bajingan mana yang mengirim ini! Apa jangan-jangan Yoga?     

Sean tidak akan mempercayai isi pesan itu. Hanya saja, sepertinya di Banten dia tidak pernah menyinggung siapapun. Sekarang hanya ada dua pria yang membenci Sean, yaitu Yoga dan Julius.     

Julius yang bermartabat merupakan presdir dengan kekayaan ratusan triliun dan sudah berusia lima puluh tahun, jadi dia tidak akan pernah melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu. Sementara, Yoga sangat mungkin, tetapi dia sudah berjanji berdamai dengan Sean untuk sementara waktu dan tidak akan mengusiknya dan Chintia lagi.     

"Mungkinkah Yoga berbuat seperti ini karena tekanan yang diberikan Best Express pada Secepat Kilat Express akhir-akhir ini?"     

Kemungkinannya memang ada. Hanya saja, menurut sepengetahuan Sean tentang Yoga, dia merasa Yoga tidak akan berbuat seperti ini. Jika bukan mereka berdua, maka isi pesan ini kemungkinan benar.     

Sekarang masih jam kerja, jadi Sean mengirimkan pesan WhatsApp pada Chintia terlebih dahulu. Chintia masih di Medan. Kemarin saat melakukan video call, dia bilang akan kembali dua hari lagi.     

[Sean]: Sedang apa?     

Lima menit berlalu tanpa balasan.     

Sean merasa gelisah. Pacar mana pun tidak akan tenang ketika menerima pesan seperti itu.     

Sepuluh menit berlalu, tetapi Chintia masih belum membalas.     

Sean mulai panik. Dia tidak bisa menahan dirinya lagi dan ingin menghubungi Chintia untuk mengkonfirmasi. Namun, karena sekarang sedang jam kerja, Sean tidak mungkin melakukan video call. Jika Chintia sedang rapat atau bertemu dengan mitra penting, itu akan sangat tidak sopan.     

Telepon berdering beberapa kali dan akhirnya Chintia pun mengangkat teleponnya.     

Sean sangat gembira. Asalkan Chintia mengangkat teleponnya, itu membuktikan bahwa isi pesan tadi tidak benar.     

"Huh… Huhhh… Halo, sayang? Ada apa?"     

Setelah Chintia mengangkat teleponnya, dia terus terengah-engah ketika berbicara. Sean segera memiliki pikiran buruk, Jangan-jangan…     

"Oh. Chintia, kamu… sedang apa? Kenapa napasmu tersengal-sengal sampai seperti itu?" tanya Sean.     

Chintia menjawab, Oh, aku sedang… berlari di treadmill dengan kecepatan yang sangat tinggi."     

Sean menempelkan ponsel ke telinganya dan mendengarkan suara latar di ujung telepon dengan saksama. Dia mendengar beberapa suara yang sangat teratur, tetapi sulit untuk memastikan apakah itu suara orang yang sedang berlari.     

Sean tahu Chintia suka berolahraga. Dia wanita berusia 30 tahun yang dapat mempertahankan bentuk tubuhnya dengan begitu baik. Jika tidak sering berolahraga, dia tidak akan bisa memiliki tubuh seperti sekarang. Terutama, sejak berpacaran dengan pacar yang lebih muda seperti Sean, Chintia jadi lebih sering berolahraga.     

"Oh, tidak ada apa-apa. Aku hanya menelepon karena merindukanmu. Kalau begitu, kamu lanjut lari saja. Nanti malam kita bicara lagi."     

Akhirnya Sean merasa lega. Namun, saat hendak menutup telepon, tiba-tiba dia mendengar teriakan Chintia.     

"Wenardi! Apa yang kamu lakukan?!"     

"Halo? Chintia, ada apa?"     

Sean segera memanggil Chintia. Namun, tiba-tiba telepon terputus.     

Ditutup? Kenapa teleponnya ditutup? Wajah Sean pucat pasi dan dia mulai memiliki pikiran yang sangat buruk, Mungkinkah Chintia dan Wenardi benar-benar... Tapi, tidak ada alasan bagi Chintia untuk melakukannya…! Kenapa Chintia berbuat seperti ini?     

Kondisi Wenardi tidak sebaik Julius. Bahkan jika Chintia ingin meninggalkan Sean dan memilih pria yang lebih dewasa, seharusnya dia akan memilih Julius.     

Tepat pada saat ini, tiba-tiba Giana mengirim pesan WhatsApp.     

[Giana]: Sean, sedang apa? Katanya Chintia sedang dalam perjalanan bisnis? Apakah kamu ingin keluar untuk minum teh?     

Ketika Sean melihat nama Giana, tiba-tiba dia menjadi takut.     

"Mungkinkah... Giana memberitahu Chintia tentang hubunganku dengannya malam itu? Jadi, Chintia membalas dendam padaku?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.