Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana, Kamu Sangat Menjijikkan!



Giana, Kamu Sangat Menjijikkan!

0Melihat adegan ini, Sean merasa hatinya hancur.     
0

Yoga dan Giana adalah suami dan istri, jadi apapun yang mereka lakukan adalah hal yang wajar. Namun, saat ini Sean masih merasa seakan dirinya adalah suami Giana sehingga dia tidak tahan melihat wanitanya bercumbu dengan pria lain.     

Sementara, Giana tidak menolak lagi. Kemungkinan karena takut jika menolak lagi, dia akan mengundang kecurigaan Yoga.     

Sean mengepalkan tinjunya. Dia benar-benar ingin membuka pintu lemari, lalu menghampiri dan meninju wajah Yoga. Namun, jika dipikir dengan cermat, sekarang atas dasar apa Sean menghajar Yoga?     

Yoga adalah suami Giana, sementara Giana tidak ada hubungannya denganku sekarang.     

Sean menghibur dirinya seperti ini dan mencoba menenangkan hatinya yang menggila. Namun, dia berpikir lagi, Apakah selama Giana masih menjadi istriku, dia juga seperti ini dengan Yoga?     

Ketika membayangkan bahwa hal-hal ini terjadi selama pernikahannya dengan Giana, Sean mengepalkan tinjunya lagi dan ingin bergegas keluar untuk menghajar Yoga. Namun, dia kembali menahan dirinya.     

Lalu, apa yang akan aku lakukan sesudah memukulnya? Begitu Chintia tahu aku bersembunyi di lemari kamar hotel mereka, penjelasan apapun yang aku berikan tidak akan berguna.     

Pada akhirnya, Sean pun melewati sepuluh menit tersulit dalam hidupnya.     

Sepuluh menit kemudian…     

"Sudah. Saatnya kamu pergi. Kate dan yang lainnya masih menunggumu."     

Giana mengangkat tali gaunnya dan mendesak Yoga untuk pergi. Yoga menyeka lipstik di mulutnya dengan puas.     

"Oke. Kalau begitu, aku pergi dulu. Tunggu sampai aku kembali nanti malam, lalu kita lanjutkan lagi!" kata Yoga, lalu tertawa, "Haha! Sean benar-benar idiot! Apa bagusnya Chintia si wanita 30 tahun itu! Dia sama sekali tidak lebih sebaik setengah darimu!"     

Ketika Giana mendengar Yoga yang tiba-tiba mengolok Sean, dia menjadi panik karena Sean masih bersembunyi di dalam lemari.     

"Sudah, sudah. Cepat pergi saja." Giana bangkit dan mendorong Yoga keluar karena takut Sean akan keluar dari lemari dan menghajarnya.     

Setelah Yoga pergi, Sean keluar dari lemari. Giana mendapati perubahan besar pada ekspresi Sean. Wajahnya tampak serius. Dia tidak tampak marah, tetapi sangat marah.     

Sean hendak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Giana meraih Sean dan berkata, "Hei, jangan buru-buru pergi. Jika kamu pergi sekarang, Yoga mungkin akan melihatmu. Tunggu beberapa menit lagi, oke?"     

Sean duduk di sofa dan masih diam. Giana tersenyum ketika melihat ekspresi Sean.     

"Sean, apa kamu cemburu ketika melihatku dan Yoga bercumbu?"     

Sean mencibir, "Konyol! Cemburu untuk apa? Kamu dan Yoga adalah suami-istri. Kalian bisa bercumbu sebanyak yang kalian inginkan! Anggap saja aku hanya menonton secara gratis!"     

Giana pun tersenyum. "Hmph. Masih keras kepala juga. Aku menikah denganmu selama tiga tahun. Apa aku masih tidak bisa melihat saat kamu marah atau tidak? Jelas-jelas kamu masih menyukaiku, kan?"     

Sambil berbicara, Giana berinisiatif untuk mencium Sean. Sean segera bangkit dari sofa dan mendorong Giana dengan jijik.     

"Cuih! Cuih! Giana, kamu sangat menjijikkan! Kamu menciumku tepat setelah tadi mencium Yoga?"     

Giana juga sangat marah. Dia sudah berkali-kali berinisiatif untuk mendekati Sean, tapi Sean tidak menghargainya lagi dan lagi. Kali ini, pria itu bahkan semakin keterlaluan. Dia menciumnya, tetapi Sean bahkan ingin muntah dan merasa jijik.     

Giana sontak berkata dengan marah, "Sean! Kamu hanyalah seorang kurir pengantar paket yang dinafkahi oleh seorang wanita! Atas dasar apa kamu merasa jijik padaku?!"     

"Benar. Aku memang menceraikanmu dan menikah dengan Yoga yang lebih kaya karena kamu miskin dan tidak diinginkan keluargamu lagi! Tapi, bagaimana denganmu? Bukankah kamu bersama Chintia karena kamu kaya?" cibir Giana, "Dulu aku yang menafkahimu dan kamu menjadi menantu parasit di keluarga Wangsa kami. Tapi, sekarang kamu juga dinafkahi Chintia. Bukankah kamu juga ingin menjadi suami parasit bagi Chintia?!"     

Sean yang terprovokasi oleh perkataan Giana pun menjawab, "Benar! Aku memang ingin berbuat seperti itu! Aku suka hidup mengandalkan wanita! Aku memang tidak punya uang! Aku memang miskin! Aku memang suka menjadi suami parasit! Aku memang sangat tidak berguna! Sebaiknya seumur hidup kamu jangan menyukaiku!"     

"Kita berdua bersama pasangan kita saat ini karena uang, jadi kita lihat saja siapa yang bisa memanfaatkan pasangan kita lebih lama!" tukas Sean.     

Setelah mengatakannya, Sean sangat marah dan langsung meninggalkan kamar hotel. Dia ingin membereskan Yoga dan membalas dendam pada Giana. Dia ingin Secepat Kilat Express milik keluarga Liono menghilang dari industri pengiriman dalam negeri.     

———     

Dalam beberapa hari berikutnya, Sean dan Chintia, juga Giana dan Yoga, menonton pertandingan di tempat olimpiade yang berbeda. Mereka bertemu beberapa kali selama periode ini, tetapi Chintia dan Yoga tidak tahu apa yang terjadi pada Sean dan Giana malam itu.     

Lebih dari sepuluh hari kemudian, bulan Agustus akan segera berakhir. Sean dan Chintia terbang kembali ke Banten. Mereka tidak kembali sendirian, tetapi dengan seribu wanita yang belum menikah dari Jepang.     

Best Express memberi para wanita tersebut paspor, visa Z, upah yang menjanjikan, akomodasi, pelatihan bahasa Indonesia, dan bahkan mengajari mereka cara mengendarai sepeda motor dan lainnya. Hanya saja, itu semua menghabiskan banyak uang.     

Dengan sangat cepat, kabar tentang kemampuan Best Express yang menghambur-hamburkan uang, mengejutkan seluruh lingkaran bisnis Indonesia.     

Setelah satu bulan pelatihan, bulan Oktober pun tiba.     

Di suatu sore yang cerah, di sebuah perumahan biasa di Banten, seorang otaku yang pekerjaannya adalah streamer game profesional ingin mengirim paket ke ibu kota. Dia pun memilih Best Express yang biasa digunakannya dengan harga yang relatif murah.     

Otaku tersebut memesan jasa kurir melalui ponselnya. Tak lama kemudian, dia mendengar pintu diketuk. Pria itu membuka pintu dan melihat seorang wanita cantik memakai kimono.     

"Halo, Tuan. Konnichiwa (halo)!"     

Wanita ini mengenakan seragam bergaya kimono dan berbicara dengan aksen Jepang. Dia menyapa pria di hadapannya dan membungkuk dengan sopan. Mau bagaimana lagi, orang Jepang memang suka membungkuk.     

Ini membuat otaku itu tersanjung. Dia juga segera balas membungkuk dengan malu-malu dan bertanya, "Ehm… . Nona, ada apa, ya? Apa kamu salah alamat?"     

Otaku ini bahkan tidak pernah mengenal beberapa wanita di Indonesia, apalagi beberapa gadis cantik dari negara asing.     

Gadis Jepang itu menjawab dalam bahasa Indonesia yang cukup fasih, "Saya kurir Best Express. Apakah Tuan ingin mengirim sesuatu?"     

Pria itu tertegun di tempat. Apa yang sedang terjadi?! Kenapa kurir Best Express berubah menjadi gadis Jepang cantik dengan seragam kimono begini?!     

"Be… Benar!" jawab pria itu malu-malu.     

Gadis Jepang itu hanya sangat sedikit mengetahui bahasa Indonesia. Meski begitu, ini tidak menghambat pekerjaannya. Dia mengeluarkan ponselnya dan hanya perlu memindai alamat yang diberikan oleh pria itu. Aplikasi pun akan secara otomatis mengidentifikasi alamat dan nomor telepon spesifik.     

Gadis Jepang itu kemudian memasukkan barang-barang yang ingin dikirim oleh pria itu ke dalam tas dan bertanya dengan sopan, "Terima kasih, Tuan, atas dukungan Anda untuk Best Express! Apakah Anda juga ingin mengetahui tentang tempat kebugaran dan kolam renang?"     

Otaku itu tertegun sejenak. Sinting! Kenapa sekarang kurir juga mempromosikan tempat gym?     

"Mau! Mau!" jawab otaku itu lagi dan lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.