Ingin Kukatakan Sesuatu

Bersembunyi di dalam Lemari Pakaian!



Bersembunyi di dalam Lemari Pakaian!

0Itu suara Yoga!     
0

Dalam sekejap, wajah Giana berubah ketakutan. Ekspresi itu sama persis seperti ketika dia terpergok Sean menyewa kamar dengan Cahyadi di Hotel Raffles, Jakarta.     

Sean 'beruntung; bisa melihat ekspresi Giana yang seperti ini lagi. Lagi-lagi dia teringat akan hal itu lagi. Bahkan, terkadang Sean memimpikan kejadian itu sampai membuatnya terbangun.     

Hanya saja, waktu itu Sean berada di luar hotel dan dialah yang menangkap basah perselingkuhan istrinya. Tapi, kali ini Sean ada di dalam kamar hotel dan sebaliknya, dia menjadi 'Cahyadi' seperti pada saat itu.     

Sean melirik Giana yang mengenakan gaun tidur suspender tipis. Wanita itu berdandan sangat cantik dan memesona. Jika saat ini Yoga masuk dan melihat Sean bersama Giana, dia pasti akan berpikir mereka berdua berselingkuh.     

Tentu saja Giana memikirkan yang sama. Itu sebabnya sekarang dia sangat panik.     

Awalnya ketika Sean mendapati Giana berselingkuh, Giana hanya terkejut sesaat. Di detik berikutnya, dia bersikap seolah-olah tidak melakukan sesuatu yang salah. Sebaliknya, dia justru berbalik mengomeli Sean.     

Bagaimanapun, hari ini jelas berbeda. Giana tidak boleh menyinggung Yoga. Begitu Yoga tahu dia telah mengkhianatinya, keluarga Liono pasti tidak akan membiarkannya begitu saja. Selain itu, seluruh keluarga Wangsa pasti akan menanggung akibatnya.     

Giana segera menarik Sean sambil berbisik, "Sean, suamiku sudah kembali. Cepat kamu cari tempat untuk bersembunyi. Bagaimanapun juga, kita tidak akan bisa menjelaskan hal ini padanya. Jika dia melihat kita berdua seperti ini, dia pasti akan salah paham!"     

Sean masih ragu-ragu apakah dia mau membantu Giana atau tidak.     

Sebenarnya Yoga juga sudah berhubungan dengan Giana selama Giana masih menjadi istri Sean. Jadi, seharusnya Sean membalasnya dengan menempatkannya di posisi yang sama seperti dirinya dulu. Namun, jika Sean membuat Yoga salah paham bahwa sudah terjadi sesuatu di antara dirinya dan Giana, maka Yoga pasti akan memberitahu Chintia tentang hal ini.     

Jika saat itu tiba dan Chintia bertanya pada Sean, harus bagaimana dia menjawabnya?     

Memang benar Sean tidak melakukan apa pun dengan Giana hari ini, tetapi bagaimana dengan beberapa hari yang lalu? Sean tidak bisa berbohong pada Chintia. Begitu Chintia tahu Sean melakukan hal yang bersalah padanya karena tidak memercayainya, Chintia pasti akan sangat terluka.     

"Aku mohon padamu," pinta Giana yang tampak menyedihkan.     

Sean mengangguk dan menjawab, "Oke."     

Sean melakukannya bukan untuk membantu Giana, melainkan agar jangan sampai Chintia sedih.     

Giana akhirnya menghela napas lega. Dia menarik Sean ke sisi tempat tidur dan menunjuk ke bawah tempat tidur, lalu berkata, "Bersembunyilah di bawah tempat tidur."     

Sean langsung menolak, "Aku tidak akan mau bersembunyi di bawah tempat tidurmu!"     

Menurut Sean, ini adalah hal yang sangat memalukan.     

"Kalau begitu, kamu sembunyi di lemari pakaian saja."     

Giana memasukkan Sean ke dalam lemari yang berada di sebelah tempat tidur.     

"Istriku, apakah kamu di dalam?"     

Di luar pintu, Yoga memanggilnya lagi,     

"Cepat, cepat, cepat! Cepat masuk!"     

Giana mulai mendesak Sean. Untungnya, lemari pakaian di kamar President Suite sangat besar sehingga Sean dapat bersembunyi dengan mudah di dalamnya.     

"Bersembunyilah di dalam lemari dan tolong jangan berisik. Dengan begini, kita semua akan baik-baik saja," Giana memperingatkan Sean lagi.     

"Aku tahu." Sean menutup lemari dan bersembunyi di dalam dengan tenang.     

Begitu memasuki ruangan kecil yang gelap, Sean mencibir dalam hati, Berengsek! Aku cucu dari keluarga Yuwono yang terhormat. Tapi, hari ini aku malah bersembunyi di lemari pakaian hotel orang lain, apalagi disembunyikan dengan identitas sebagai selingkuhan wanita yang sudah menikah. Aku benar-benar kehabisan kata-kata!     

Pada saat ini, Giana sudah bergegas ke pintu untuk membukakan pintu bagi Yoga.     

Begitu pintu dibuka, Yoga langsung bertanya dengan tidak sabar, "Kenapa lama sekali baru membuka pintu…"     

Sebelum selesai berbicara, seketika Yoga terkejut saat melihat pakaian Giana.     

"Istriku, kamu…... kamu sangat cantik."     

Demi bertemu Sean, Giana berdandan dengan sepenuh hati sehingga Yoga yang bahkan bertemu dengannya setiap hari pun dibuat kagum olehnya.     

"Istriku, kapan kamu membeli baju tidur ini? Kenapa aku tidak pernah melihatmu memakainya sebelumnya?" tanya Yoga.     

Sean bersembunyi di lemari dan mendengar pertanyaan Yoga, lalu berkata dalam hatinya, Dulu aku membelikan Giana gaun ini, tapi dia tidak membuangnya setelah menikah dengan Yoga. Dia bahkan belum pernah memakainya di depannya.     

Sean sedikit terkejut.     

"Ehm…" Giana ragu-ragu, lalu bertanya, "Suamiku, kenapa kamu kembali secepat ini? Ini baru jam sepuluh. Bukannya kamu ingin bersenang-senang sampai jam 12?"     

Yoga tidak menjelaskan. Dia memandang Giana yang seperti bidadari dan langsung menggendongnya.     

"Hei! Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku."     

Giana sangat ketakutan karena Yoga mendadak menggendongnya dan berjalan masuk. Semakin masuk, dia akan semakin dekat dengan Sean.     

Sean juga dapat merasakan bahwa Yoga dan Giana datang ke arahnya. Dia juga menjadi sedikit gugup. Namun, tentu saja Yoga tidak menyadari ada pria lain di kamar sekarang. Dia memeluk Giana hanya untuk membawanya ke tempat tidur.     

Mendengar suaranya, Sean sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Yoga. Namun, Giana mendorong Yoga dan berkata, "Kamu belum menjawab pertanyaanku! Kenapa kamu kembali secepat ini?"     

"Aku kembali untuk mengambil sesuatu," jawab Yoga, lalu langsung ingin mencium Giana.     

"Mengambil apa?" tanya ​​Giana lagi sambil terus mendorong Yoga.     

Yoga kembali menjawab dengan mengawang, "Kunci."     

"Kunci apa?" ​​Giana terus bertanya.     

Yoga menjawab, "Kunci lapangan golf yang ada di Banten."     

Giana tahu bahwa Yoga dan teman-temannya sering bermain golf di Banten. Dia kembali bertanya, "Kunci lapangan golf?"     

Yoga jelas terlihat kebingungan dan mau tidak mau menjelaskan, "Beberapa dari kami memiliki loker pribadi di sana, sementara kuncinya ada padaku. Besok pagi Kate akan kembali ke Indonesia. Ada sesuatu yang perlu diambilnya di loker, jadi aku secara khusus kembali untuk mengambilnya dan memberikannya padanya."     

Giana sontak menjadi sangat penasaran. "Loker pribadi? Apa isinya?"     

Tidak hanya Giana yang penasaran, bahkan Sean juga merasa sangat penasaran ketika mendengarnya. Loker pribadi apa yang ada di lapangan golf? Bahkan jika ada, kenapa beberapa dari mereka berbagi satu loker? Apalagi, hanya ada satu kunci yang dipegang oleh satu orang.     

Sean menduga bahwa Yoga dan teman-temannya mungkin memiliki rahasia yang tidak boleh diketahui siapapun. Sementara, Sean selalu ingin menghukum Yoga dengan cara yang legal. Dia pun perlahan membuka lemari dan membuat celah untuk melihat ekspresi Yoga.     

Sean telah mempelajari cara membaca mimik dan ekspresi seseorang. Dia bisa mengetahui dari perubahan ekspresi Yoga, apakah dia mengatakan yang sebenarnya atau tidak.     

Yoga menjawab dengan ragu-ragu, "Itu hanya beberapa barang mewah yang kami bawa dari berbagai belahan dunia."     

Dari ekspresinya, Sean dapat menyimpulkan bahwa Yoga sedang berbohong. Dia diam-diam berpikir, Sepertinya ketika kembali ke Indonesia, loker mereka perlu diperiksa.     

Pada saat ini, Sean bahkan merasa sangat bahaya meski bersembunyi di dalam lemari pakaian karena ternyata dapat menemukan satu rahasia kecil Yoga. Rahasia kecil ini dapat membuat Yoga dan bahkan reputasi keluarga Liono menjadi jelek.     

Di detik berikutnya, melalui celah di lemari, tiba-tiba Sean melihat Yoga mencium paksa Giana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.