Ingin Kukatakan Sesuatu

Menurut Giana, Sean sangat Keren!



Menurut Giana, Sean sangat Keren!

0James tertawa bahagia. Dia menatap Sean dan berkata, "Haha, Shane! Kita sudah sepuluh tahun tidak bertemu, kan? Saat pertama kali melihatmu, kamu masih anak-anak! Haha."     
0

"Saat itu, kamu juga belum dewasa," timpal Sean.     

James tertawa dan berkata, "Kamu sangat banyak berubah. Aku hampir tidak mengenalimu."     

Jika Sean tidak pergi menemui James dan Wade di final NBA pada 2011 sehingga keduanya bertemu sekali, James tidak akan mengenali Sean.     

Sean menggoda, "Kamu tidak banyak berubah. Ketika pertama kali melihatmu, aku kira kamu berusia 30-an. Tapi, sekarang kamu masih terlihat berusia 30-an."     

"Haha."     

James tertawa, lalu meraih Sean dengan tangannya yang besar dan mulai saling menggoda. Tiba-tiba James meminta bola basket pada rekan satu timnya, kemudian melemparkannya ke Sean.     

"Kawan, aku belum bertemu denganmu selama sepuluh tahun. Biarkan aku melihat seberapa bagus kemampuan basketmu sekarang!"     

James menoleh dan menyuruh semua rekan satu tim yang sedang berlatih bubar. Dia ingin bermain satu lawan satu dengan Sean.     

Sean mengambil bola dan berkata dengan canggung, "Oh, LeBron! Jangan macam-macam. Aku sudah berhenti berlatih basket."     

Ketika Sean masih sangat muda, dia mengikuti pelatihan basket yang sangat ketat, tetapi tujuannya bukan untuk menjadi pemain basket. Jadi, dia melepaskannya setelah berlatih selama beberapa tahun.     

"Ayo! Usiamu saat ini adalah masa-masa puncakmu! Jangan merendah!" kata James.     

James masih ingat bakat fisik Sean yang jauh melebihi rekan-rekannya. James benar-benar ingin tahu seberapa kuat Sean yang berusia 20-an dan berada di masa-masa puncaknya ini.     

"Baiklah."     

Sean juga ingin mengambil kesempatan ini untuk menunjukkannya pada Chintia. Akhirnya, Sean mulai menggiring bola dan bermain satu lawan satu dengan James.     

Seluruh penonton mengalihkan perhatian mereka ke arahnya. Sean berhadapan dengan James dan menggiring bola perlahan. James mengulurkan tangannya, berpura-pura mencoba mencuri bola Sean, tetapi sebenarnya tubuhnya tidak bergerak. Tiba-tiba Sean mulai mengubah arah, kemudian melewati James langsung dengan langkah yang indah.     

"Oh, anak ini sangat cepat!" Kevin Durant yang berada di samping terkejut ketika melihatnya.     

Setelah melewati James, Sean menambah kecepatannya dan langsung menuju ring. Sebenarnya, dia sangat bisa melakukan tembakan sekarang. Hanya saja, bagaimanapun juga dia bukan atlet profesional dan sangat sedikit berlatih memasukkan bola, jadi kemungkinan bola mengenai ring sangat tinggi. Ditambah lagi, dia ingin memamerkan slam dunk-nya di depan Chintia dan Giana.     

Benar. Sean bisa melakukan slam dunk. Slam dunk yang menawan.     

Sean berlari menuju ring dari kiri. Saat akan melompat, dia memindahkan bola ke tangan kirinya, lalu melompat. Sambil melompat tinggi, dia memindahkan bola dari tangan kiri ke kanan. Setelah melakukan putaran besar di udara, dia memasukkan bola ke dalam ring dengan kedua tangan.     

"WTF!"     

"Gerakan apa ini?!"     

"Bukankah anak ini tingginya hanya 1,8 meter? Dia bahkan bisa melakukan slam dunk?"     

"1,8 meter dan bisa melakukan slam dunk bukanlah hal yang aneh. Tapi, bisa melakukan gerakan seperti ini, sungguh luar biasa!"     

Seluruh penonton terkejut. Bahkan, para pemain tim Amerika Serikat yang merupakan pemain bola basket terkuat dunia tercengang.     

James membuka mulutnya lebar-lebar, lalu berkata, "Ini slam dunk ala Carolina milik Michael Jordan! Ya Tuhan! Aku sudah tahu, bakat fisik anak ini memang sangat bagus!"     

James sudah pernah melihat kekuatan tubuh Sean di masa mudanya. Sean bahkan lebih kuat darinya di usia yang sama.     

"Ini… Sean? Pacarku?" Chintia tampak sangat tercengang. Dia merasa seperti sedang menonton pertunjukan alien.     

Yoga juga menelan ludahnya karena terkejut dan bertanya dalam hati, Makan apa anak ini?      

Faktanya, Yoga yang tingginya 185 cm juga bisa melakukan slam dunk, tetapi dengan susah payah. Siapa pun yang pernah melakukan slam dunk tahu bahwa jika kamu ingin melakukan windmill slam dunk, bolanya tidak akan bisa masuk. Sementara, aksi Sean barusan jelas jauh lebih sulit daripada windmill slam dunk.     

Giana menggigit bibirnya dengan penuh semangat. Sean sangat keren…     

Saat ini, Giana berharap Sean masih menjadi suaminya. Dengan begini, dia bisa melemparkan dirinya ke pelukan Sean, memujinya secara langsung, kemudian membiarkan James yang merupakan superstar tim Amerika Serikat dan 30.000 penonton di sana tahu bahwa master slam dunk ini adalah suami Giana.     

Di lapangan, James tersenyum dan berjalan menghampiri Sean.     

"Haha! Tubuhmu masih sangat luar biasa. Aku bahkan tidak bisa melakukan gerakan seperti itu. Sungguh, jika kamu bisa tumbuh lebih dari enam kaki (190 cm), kamu pasti bisa sukses di NBA sama seperti diriku!"     

Sean tersenyum. "Mungkin saja."     

Keluarga Yuwono adalah keluarga kaya yang misterius. Keluarga ini tidak akan mengizinkan putra mereka terlibat dalam dunia hiburan dan olahraga karena dengan begitu, mereka akan disorot. Jika menjadi superstar, akan semakin banyak orang yang mengetahui tentang keluarga mereka.     

"Ngomong-ngomong, aku datang ke sini untuk meminta tanda tanganmu untuk pacarku," kata Sean. Barulah pada saat ini Sean mengingat tujuan utamanya.     

Ketika Golden State Warriors menjadi pusat perhatian dua tahun lalu, Chintia sangat menyukai Curry dan merasa dia menggemaskan. Jadi, dia ingin datang untuk meminta tanda tangan dan foto Curry.     

Masalahnya, Sean tidak mengenal Curry. Jika meminta padanya langsung, takutnya dia tidak akan memberikannya, jadi Sean ingin memintanya melalui James.     

James memandang Chintia. "Wow, kamu pacar Shane? Kamu sangat cantik! Senang bertemu denganmu." James berinisiatif untuk menyapa Chintia dan juga memberi ciuman yang sangat akrab di pipinya.     

Melihat idolanya begitu dekat dengan Chintia, Giana menghentakkan kakinya dengan cemburu dan keluar lapangan.     

James melirik jersey yang dikenakan Chintia. "Oh, sepertinya kamu bukan ke sini untuk meminta tanda tanganku."     

Meskipun begitu, James dan Curry menandatangani jersey Chintia dan berfoto bersamanya. Kemudian, keduanya kembali ke tempat duduk mereka dengan puas.     

Chintia kembali ke tempat duduknya, mengeluarkan ponselnya, dan mengunggah foto itu.     

Pada saat ini, Giana cemburu mati-matian.     

Jika aku tidak menceraikan Sean, maka yang akan berfoto dengan James dan mempostingnya di status adalah aku! Chintia si Jalang ini akan menikahi Julius dan bahkan menguasai mantanku.     

Giana ingin membalas dendam pada Chintia lagi.     

Tak lama kemudian, permainan berakhir dan tim Amerika Serikat mengalahkan tim Yunani yang dipimpin oleh Antetokounmpo.     

Usai pertandingan, James berinisiatif mengajak Sean bermain di kapal pesiar mereka.     

Sebagian besar atlet yang datang untuk berpartisipasi dalam Olimpiade tinggal di Desa Olimpiade, tetapi para pemain bola basket di Amerika Serikat ini selalu tinggal di kapal pesiar mewah dan tidak pernah tinggal di tempat yang diatur oleh pemerintah.     

Sean memandang Chintia. "Kamu ikut denganku ke kapal pesiar saja."     

Chintia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ikut. Semua yang ada di kapal pesiar adalah laki-laki. Di antara para atlet itu, aku tidak mengenal siapapun kecuali Curry. Sean, kamu pergi sendiri saja. Aku ingin kembali beristirahat ke hotel."     

"Baiklah kalau begitu." Sean juga tidak memaksa Chintia dan langsung mengantarnya kembali ke hotel untuk beristirahat, kemudian pergi ke kapal pesiar sendirian untuk menemui James.     

Percakapan antara keduanya kebetulan terdengar oleh Giana.     

"Malam ini Sean dan Chintia tidak bersama…"     

Mata Giana berbinar, seolah sedang merencanakan sesuatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.