Ingin Kukatakan Sesuatu

Giana dan Sean Bertemu secara Pribadi Lagi!



Giana dan Sean Bertemu secara Pribadi Lagi!

0Permainan di Saitama Super Arena selesai dan 30.000 penggemar meninggalkan arena dengan tertib. Yoga dan Giana juga berjalan perlahan menuju pintu keluar.     
0

Yoga melihat waktu yang sudah menunjukan pukul sembilan malam. Lalu, dia bertanya pada Giana, "Istriku, Kate dan yang lainnya mengundang kita ke sebuah bar Skotlandia. Bagaimana kalau kita duduk-duduk di sana sebentar?"     

Tentu saja Yoga ingin bermain saat di Jepang. Sekarang baru pukul sembilan. Yoga belum puas bersenang-senang dan tidak ingin kembali ke hotel seawal ini.     

Sekarang Giana sedang memikirkan bagaimana caranya untuk bertemu Sean. Kebetulan Sean ingin keluar, jadi Giana berpura-pura kesal dan berkata, "Aku sedang hamil! Mana boleh ke bar?!"     

Yoga tersenyum dan berkata, "Kamu tidak perlu minum. Aku akan memesankan jus untukmu."     

Giana memutar bola matanya dan berkata, "Aku tidak mau hanya menonton kalian minum-minum, tapi aku sendiri tidak bisa minum. Itu terlalu menyedihkan. Kamu bersenang-senang saja. Aku akan kembali ke hotel dan tidur."     

Yoga merasa bersalah membiarkan Giana tinggal di hotel sendirian, jadi dia pun berkata, "Kalau begitu, aku tidak akan pergi. Aku akan menemanimu kembali ke hotel."     

Giana segera menyahut, "Tidak usah. Kamu bisa bersenang-senang dengan Kate dan yang lainnya. Sudah susah payah datang ke Tokyo, jangan sampai aku merusak kesenangan kalian."     

Yoga tersenyum dan mencium Giana. "Terima kasih, istriku. Istriku benar-benar pengertian!"     

Setelah meninggalkan arena, Yoga memesan sebuah mobil untuk Giana yang akan mengantarnya ke Hotel Andaz, tempat mereka menginap. Sementara Yoga pergi ke bar Skotlandia untuk minum bersama teman-temannya.     

———     

Setengah jam lebih kemudian, Sean sedang mengobrol dengan para superstar bola basket di kapal pesiar mewah tempat tim bola basket putra Amerika Serikat berada.     

"Hei, Shane. Apa menurutmu LeBron dapat melampaui Kareem Abdul-Jabbar sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam sejarah NBA?" Stephen Curry bertanya pada Sean.     

Sean sedang minum alkohol. Dia sudah berteman dengan orang-orang ini. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia bisa. Sekarang kondisi fisiknya masih sangat baik."     

James berjabat tangan dengan Sean dengan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, kawan! Jika hari itu benar-benar tiba, kamu harus datang untuk menyaksikan momen itu bersamaku secara langsung! Oh, ya! Bawa pacar cantikmu bersamamu!"     

"Tentu saja, aku pasti akan membawa Chintia ke sana," kata Sean sambil tersenyum.     

Pada saat ini, tiba-tiba ponsel Sean berdering. Ternyata panggilan dari Giana. Sean mengerutkan keningnya, Untuk apa dia menghubungiku?     

"Halo?" Sean pun menjawab panggilannya.     

"Sean… Cepat kemari. Perutku sakit."     

Suara Giana terdengar sangat lemah. Begitu mendengar bahwa perut Giana sakit, Sean langsung panik karena bayi yang ada di perut Giana adalah anak Sean.     

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu menghubungiku? Di mana Yoga? Suruh dia membawamu ke rumah sakit!"     

Sean menjadi panik. Dia tahu bahwa Yoga adalah bajingan dan tidak mencintai Giana sama sekali. Bahkan, lebih kecil lagi kemungkinan dia akan memedulikan anak di dalam perut Giana. Namun, bagaimanapun juga, mereka adalah suami dan istri. Jika istrinya kesakitan seperti ini, bukankah seharusnya Yoga mengantarnya ke rumah sakit?     

Giana berkata, "Dia pergi minum-minum dengan teman-temannya. Aku tidak bisa menghubunginya…"     

Sean segera meletakkan gelasnya. "Di mana kamu?!"     

Hanya butuh lima belas menit bagi Sean untuk tiba di kamar Hotel Andaz tempat Giana berada. Bahkan dalam perjalanannya, Sean hampir menabrak beberapa kali.     

Tok! Tok! Tok!     

Sean mengetuk pintu dengan cepat dan napasnya memburu.     

Pintu kamar segera terbuka, namun orang yang membuka pintu bukan Giana yang lemah dan berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya, melainkan Giana yang mengenakan gaun tidur sutra dengan satu tali dan riasan yang indah.     

Tidak kusangka dia masih menyimpan pakaian yang aku belikan untuknya…     

Sean membelikan baju tidur berwarna mutiara ini untuknya. Sean benar-benar terkejut dan tidak menyangka. Gaun ini juga salah satu baju yang dipilih dengan cermat oleh Sean.     

Giana terlihat sangat polos dan anggun ketika memakai gaun ini. Begitu Sean melihatnya memakai gaun ini, dia terlihat seperti bidadari. Selama masa-masa Sean dan Giana ingin memiliki anak, hampir setiap hari Giana memakainya di rumah.     

"Kamu sudah datang," kata Giana dengan lembut.     

"Ya."     

Sean masuk dan Giana pun menutup pintu. Sean dengan hati-hati melihat ke dalam ruangan dan mendapati bahwa Yoga memang tidak ada di sana. Sebenarnya, tidak benar bagi Sean untuk datang ke kamar hotel Giana seperti ini.     

Giana dan Yoga sudah menikah dan sekarang Giana adalah istri Yoga. Kamar ini adalah kamar yang disewa mereka berdua, sementara Sean yang orang luar masuk ketika suaminya pergi. Ini sangat mudah mengundang pembicaraan orang.     

Sean merasa tidak enak untuk melihat Giana. Bagaimanapun juga, tidak peduli seberapa cantik Giana sekarang, dia adalah istri orang lain.     

"Jadi… kamu kenapa?" tanya Sean.     

Giana tersenyum dan menjawab, "Aku tidak kenapa-kenapa. Aku sangat baik-baik saja."     

"Kamu sangat baik-baik saja? Bukannya tadi kamu bilang perutmu sakit? Apa jangan-jangan kamu membohongiku?" tanya Sean.     

Giana berjalan masuk sambil tersenyum, lalu menjawab, "Benar. Aku memang membohongimu untuk datang menemaniku. Lagi pula, kamu dan Chintia juga tidak sedang bersama."     

Giana tahu bahwa Sean dan Chintia sedang tidak bersama, jadi dia tidak mau melepaskan kesempatan besar ini. Giana memandang Sean dan teringat akan slam dunk yang tadi ditampilkannya dengan begitu keren di depan 30.000 penonton hari ini.     

"Sean, slam dunk-mu tadi sangat keren! Aku sampai hampir menangis karena terlalu keren! Kita sudah menikah selama tiga tahun, tapi kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu bisa melakukan slam dunk? Kamu benar-benar kejam!"     

Begitu Giana mendekat, keharuman parfum Chanel memenuhi indra penciuman Sean. Sean buru-buru mendorong Giana. "Giana, jangan begini."     

"Memangnya kenapa? Bukankah terakhir kali baik-baik saja?" tanya Giana santai.     

Sean ingat hal-hal tidak senonoh yang telah mereka lakukan terakhir kali ketika Giana datang ke rumah untuk menemuinya. Dia pun buru-buru menjelaskan, "Terakhir kali aku seperti itu karena kupikir Chintia mengkhianatiku, jadi aku tidak bisa menahan diri. Tapi, sebenarnya aku sudah salah paham terhadap Chintia. Chintia sangat setia padaku dan aku juga begitu!"     

"Giana, jika kamu benar-benar kesepian, kamu bisa pergi ke tempat gigolo. Di Jepang ada banyak tempat-tempat seperti ini," kata Sean lagi.     

Perbedaan antara Jepang dan Indonesia adalah banyak tempat-tempat gigolo di Jepang yang bisa disewa oleh wanita untuk melakukan hubungan seks. Di Jepang, ada banyak orang yang menjual diri di jalan-jalan. Para gigolo bahkan dapat menarik pelanggan di jalanan. Berbeda dengan wanita, mereka tidak bisa berbuat seperti ini. Apalagi penghasilan sebagai gigolo sangat tinggi. Banyak artis dan bintang pria yang kekurangan uang akan pergi ke sana untuk menemani minum-minum dan menjadi gigolo.     

Plak!     

Ketika Giana mendengar ini, dia sangat marah dan menampar wajah Sean.     

"Sean! Kamu anggap apa aku?! Aku hanya bertemu denganmu, mengingat hubungan suami-istri kita yang dulu. Aku bukan wanita murahan!"     

Lagi-lagi Giana menampar Sean. Sebenarnya Sean juga ingin menampar Giana. Tetapi, setelah memikirkannya, dia memilih untuk membiarkannya. Kecuali jika Sean mengungkapkan identitasnya sebagai pewaris keluarga Yuwono lagi, Giana tidak akan pernah menghormatinya.     

Sean berkata dengan dingin, "Pokoknya aku tidak akan melakukan apa pun yang bersalah pada Chintia lagi. Aku pergi!"     

Sambil berkata, Sean berbalik dan ingin pergi. Namun, tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamar hotel yang baru saja ditutup belum lama ini.     

"Istriku, buka pintunya."     

Sean dan Giana sama-sama tercengang. Yoga sudah kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.