Ingin Kukatakan Sesuatu

Kehidupan Pribadi Hilda Terekspos!



Kehidupan Pribadi Hilda Terekspos!

0Robin dan Hilda menikah setahun sesudah Sean dan Giana. Sekarang pernikahan mereka sudah berjalan dua tahun.     
0

Sean dan Giana tidur di kamar terpisah selama tiga tahun pernikahan mereka. Itulah sebabnya mereka baru memiliki anak sekarang. Tapi, Robin dan Hilda adalah suami-istri yang normal. Secara logika, mereka yang sudah dua tahun menikah seharusnya sudah memiliki anak.     

Saat membicarakan topik ini, Robin menjadi sedikit melankolis. Dia meneguk anggur dan meletakkan gelasnya, lalu berkata, "Orang tuaku sudah mendesak sejak kami baru menikah. Hanya saja, Hilda bilang dia masih sangat muda dan belum mencapai usia yang optimal untuk melahirkan. Dia tidak ingin kehilangan bentuk tubuhnya dan mengurus anak di rumah secepat itu."     

Sean mengejek, Bukankah Hilda hanya ingin memanfaatkan masa muda dan kecantikannya untuk menggaet berondong-berondong itu? Beberapa wanita pulih dengan cepat setelah melahirkan, sementara ada juga yang pulih dengan sangat lambat.     

Hilda adalah tipe wanita yang mudah gemuk, tetapi sulit menurunkan berat badan. Jika dia berubah bentuk dan menjadi wanita tua yang gemuk, tidak peduli seberapa kayanya dia, para berondong itu pasti tidak akan menyukainya.     

Tiba-tiba Robin kembali melanjutkan dengan berkata, "Tapi, setahun yang lalu Hilda pernah tidak sengaja hamil sekali!"     

"Tidak sengaja hamil?!"     

Sean dan Chintia terkejut di saat yang bersamaan. Mereka berdua merasa sepertinya masalah ini tidak sesederhana itu.     

Robin mengangguk dan melanjutkan, "Kami tidak berencana untuk memiliki anak dan selalu melakukan tindakan pencegahan, tapi mungkin Tuhan peduli padaku. Tuhan tahu kalau aku ingin memiliki anak sehingga membiarkan Hilda hamil. Awalnya Hilda menyembunyikannya dariku, tapi suatu hari aku melihatnya selalu ingin muntah. Aku terus bertanya padanya hingga akhirnya dia mengaku."     

"Tentu saja aku sangat senang dia hamil, tapi Hilda tidak bahagia dan tidak terlalu menginginkannya. Aku sengaja menghentikan semua pekerjaanku untuk menemaninya di rumah dan membujuknya setiap hari. Akhirnya dia setuju untuk tetap mengandung anak ini. Sayangnya, saat kami pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, janinnya cacat dan harus diinduksi."     

Sean dan Chintia menghela napas di saat yang bersamaan. Mereka berdua juga menghibur Robin. Namun, Sean merasa bahwa masalah ini tidak sesederhana yang dipikirkan Robin.     

Setahun yang lalu, aku ingat selalu melihat Hilda bersama seorang instruktur olahraga di bioskop dan mal. Sepertinya anak itu sama sekali bukan anak Robin! pikir Sean.     

Robin melakukan perjalanan bisnis sepanjang tahun. Dia hanya kembali sehari atau dua hari, bahkan kadang-kadang setengah hari. Mereka berdua bahkan tidak berencana untuk memiliki anak, jadi tidak mungkin kehamilan itu kebetulan terjadi seperti itu.     

Sean ingin memberitahu Robin, Untung saja anak itu tidak lahir. Jika tidak, kamu akan sial! Begitu memikirkan apa yang dilakukan Hilda, Sean semakin merasa wanita ini harus dihukum.     

Ketiganya lanjut makan hot pot dan minum-minum bersama. Satu setengah jam kemudian, Sean mengirim pesan WhatsApp pada Mike.     

[Sean]: Sudah sampai?     

[Mike]: Sudah.     

Kali ini, Sean tidak menyuruh Mike bersama Hilda pergi ke hotel lagi, tetapi menyuruhnya pergi ke rumah Hilda. Pertama, Sean tidak tahu harus bagaimana harus memberitahu Robin agar bisa memergoki mereka di hotel. Kedua, Sean takut Hilda sama seperti Giana yang mati-matian tidak mau mengaku, bahkan saat sudah menyewa kamar hotel.     

Sean tidak ingin Robin mengulangi kesalahannya. Dia ingin Robin langsung melihat orang seperti apa istrinya itu.     

Sean pun berkata pada Robin, "Kak Robin, anggur di gelas kami masih ada. Sebaiknya kamu pulang dulu saja."     

Robin takut dirinya tidak melakukan penyambutan dengan baik sehingga dia menawarkan, "Jangan… Bagaimana jika kita juga minum bir lagi?"     

Sean melambaikan tangannya. "Jangan minum terlalu banyak. Kamu masih harus memberi Hilda hadiah."     

Robin tertawa. Sejak awal, dia juga sudah tidak sabar membawa pulang kotak Baccarat yang indah ini untuk istrinya.     

"Oke. Kalau begitu, mari kita habiskan anggur di gelas kita. Kita harus mencari kesempatan untuk minum lagi lain kali!"     

Ketiganya bersulang untuk yang terakhir kalinya. Ketika Robin ingin membayar, dia menyadari bahwa Sean sudah membayarnya. Dia pun mengeluh pada Sean.     

Bagaimanapun, Sean sudah meminta Mike untuk melakukan hal-hal yang menyakiti Robin. Dia jelas merasa tidak enak jika masih meminta Robin untuk mentraktir.     

Setelah keluar dari restoran, Robin naik taksi dan pulang sambil membawa kotak parfum Baccarat di tangannya. Sepanjang jalan, Robin sengaja tidak menghubungi Hilda. Dia ingin memberikan sebuah kejutan untuk istrinya.     

Ketika tiba di rumah dan melihat lampu di ruang tamu menyala, Robin sangat senang mengetahui bahwa istrinya ada di rumah. Baru saja dia hendak memanggil nama Hilda, tiba-tiba dia mendengar suara Hilda yang berasal dari kamar tidur, tetapi sedang berkata-kata dalam bahasa Inggris.     

Haha! Apakah istriku sedang belajar bahasa Inggris di kamar? Istriku benar-benar sangat hebat! Sudah lulus kuliah, tapi masih begitu suka belajar, Robin mengira Hilda sedang belajar bahasa Inggris dan sedang membaca dengan bersuara untuk melatih kemampuan berbicaranya.     

Sebelumnya Hilda sudah pernah belajar bahasa Inggris karena sering pergi keluar negeri untuk berlibur bersama Giana. Itu karena bahasa Inggris yang dipelajarinya di sekolah masih belum cukup sama sekali.     

Di detik berikutnya, Robin mendengar suara seorang pria yang juga berbicara bahasa Inggris dari kamar tidur. Bahkan, pria itu berbicara bahasa Inggris Amerika dengan pelafalan yang tepat. Robin benar-benar tercengang.     

Setelah setengah jam, Mike keluar dari kamar tidur dan mendapati Robin dengan wajah tanpa ekspresi sedang duduk di sofa ruang tamu sambil merokok.     

"Oh, sial!" seru Mike.     

"Ada apa, sayang?"     

Hilda keluar mengenakan pakaian tipis dan melompat seperti anak kucing ketika melihat Robin.     

"I am sorry," Mike meminta maaf pada Robin, lalu kabur secepat kilat.     

Robin tidak memukul Mike dan hanya merokok di sana. Namun, Hilda tidak panik. Giana saja bahkan bisa menipu Sean, apalagi Hilda yang merupakan ratu pembohong kelas kakap.     

Hilda berjalan sambil tersenyum dan duduk di sofa, lalu memegang lengan Robin dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Suamiku, kamu sudah pulang? Kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu. Orang yang barusan itu adalah guru privat bahasa Inggris yang aku sewa. Kamu juga tahu kalau aku sangat suka belajar bahasa Inggris, kan…"     

Robin tetap acuh tak acuh dan terus merokok tanpa ekspresi. Hilda melirik asbak di atas meja ruang tamu dan melihat sudah ada lima puntung rokok di dalamnya. Hilda ingat dengan sangat jelas bahwa sebelumnya dia sudah membersihkan asbak dan seharusnya sudah tidak ada satupun puntung rokok di dalamnya. Itu artinya Robin sudah pulang sedari tadi.     

Begitu tahu Robin tidak bisa ditipu, Hilda berlutut di depan Robin dan memohon, "Suami, aku salah! Aku khilaf sesaat. Tolong maafkan aku…"     

Tangis Hilda pecah, tetapi Robin tetap acuh tak acuh.     

Setelah waktu yang lama, akhirnya Robin membuka mulutnya dan bertanya, "Ini sudah yang keberapa kali?"     

Hilda mengangkat tangan kanannya dan bersumpah, "Aku bersumpah! Hanya satu kali ini!"     

Tiba-tiba Robin teringat bahwa sebelum makan hot pot tadi, Sean memesan lima piring sayuran yang semuanya berwarna hijau. Baru sekarang dia mengerti tujuan Sean mengundangnya makan bersama hari ini.     

"Bukankah sudah yang kelima?" tanya Robin sambil tertawa.     

Hilda sontak terkejut dan merasa kebingungan. Apa jangan-jangan Robin sudah tahu apa yang terjadi di masa lalu? Sudah tahu lima?     

Sebenarnya ada lebih dari lima pria yang pernah ditemui Hilda dalam dua tahun terakhir, tetapi hanya lima yang diketahui Sean.     

"Suami, aku tidak akan berani lagi. Mulai sekarang, aku akan menemanimu bekerja setiap hari. Apa kamu masih menginginkan anak? Aku akan melahirkan anak untukmu, oke?"     

Hilda tidak lagi berdalih. Dia menduga Robin pasti sudah memiliki banyak bukti tentangnya. Namun, Robin ingat apa yang Sean dan Chintia katakan entah dengan sengaja atau tidak saat mereka makan bersama satu setengah jam yang lalu.     

Robin dengan tegas berkata, "Cerai!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.