Ingin Kukatakan Sesuatu

Pengalaman Hidup Chintia!



Pengalaman Hidup Chintia!

0Chintia menyukai Sean, jadi tentu saja dia peduli jika anak Sean dan Giana akan digugurkan. Ini berkaitan dengan hubungan mereka di masa depan.     
0

Sean menjawab dengan jujur, "Aku sudah membicarakannya dengan Giana. Dia akan melahirkan anak itu, tapi dia bilang dia ingin membesarkan anak itu. Aku akan memperjuangkan hak asuhnya jika itu sampai terjadi."     

Dalam perceraian, anak biasanya akan dibawa oleh pihak wanita. Chintia tidak tahu mengapa Sean begitu ingin merebut anaknya kembali dan mengira bahwa mungkin Sean sangat menyukai anak-anak.     

Chintia pun berkata dengan lembut, "Sebenarnya aku juga suka anak-anak. Meskipun kepribadiannya buruk, Giana cantik. Anak yang dilahirkannya pasti akan sangat rupawan. Pasti akan sangat menyenangkan bisa membesarkan anak yang rupawan seperti itu."     

Chintia menatap Sean dengan lembut. Kata-kata ini jelas memberitahu Sean, Aku bersedia menjadi ibu dari anakmu dan membesarkan anak itu denganmu.     

Sean tidak menyangka Chintia begitu lapang dada. Hanya saja, dia merasa sangat canggung dan berkata, "Begini… Sebenarnya aku memperjuangkan hak asuh bukan karena aku ingin membesarkannya, tapi karena ibuku bosan di Australia sendirian dan ingin membesarkan anak itu untuk menemaninya."     

Faktanya, keluarga besar Sean lah yang ingin membesarkan anak ini. Mereka juga ingin mendisiplinkan anak ini dan melatihnya menjadi ahli waris yang berkualitas seperti Sean. Namun, Sean tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada Chintia untuk saat ini.     

Chintia menjadi semakin bahagia ketika mendengar bahwa ibu Sean yang akan membesarkan anak itu. Wanita normal mana yang ingin membesarkan anak orang lain?     

Chintia berkata dengan gembira, "Oh, ternyata Tante ingin membesarkannya! Australia memiliki lingkungan yang baik dan kehidupan yang relatif nyaman. Akan sangat baik jika anak itu dirawat Tante Bibi dan tinggal di sana."     

Masalah anak Sean telah terpecahkan. Kini, Chintia bisa berbicara dengan Sean tentang mereka berdua.     

Tiba-tiba Chintia memegang tangan Sean dan bertanya, "Sean, apa pendapatmu tentang apa yang aku katakan padamu di restoran hot pot tadi?"     

Merasa tangannya mendadak sedikit panas, Sean sedikit salah tingkah. "Apa… Bagaimana?"     

Chintia pun sangat terus terang. Dia bukan gadis pengecut, jadi dia pun langsung bertanya, "Bisakah aku menjadi pacarmu?"     

Saat ini, film 'The Great Gatsby' di layar televisi 8K menampilkan adegan ciuman pemain utama pria dan wanita. Di dalam ruangan, suasana yang begitu ambigu pun mencapai puncaknya.     

Sean memandang Chintia. Dia mengenakan atasan Gucci berwarna hitam yang digantinya begitu sampai di rumah. Dia takut bajunya bau hot pot yang barusan mereka makan dan mempengaruhi perasaan Sean padanya.     

Faktanya, ketika Sean minum anggur, badannya juga bau hot pot, tapi dia tidak bisa menciumnya sama sekali.     

Chintia memadupadankan atasan hitam dengan celana pendek berwarna merah yang memamerkan kaki lencirnya. Dia juga mengenakan sandal Hermes berkilauan seharga delapan digit. Kakinya benar-benar putih mulus dan jari-jari kakinya dihias cat kuku berwarna merah yang sangat indah. Inisial 'H' di antara jempol dan jari kaki ketiganya menunjukkan logo sandal Hermes-nya.     

Dengan aura Chintia yang begitu elegan dan berwibawa, hanya dengan melihat kakinya saja, sepertinya para pria sudah dapat ditaklukkan olehnya.     

Meskipun penampilan Giana sempurna, wajahnya mudah membuat orang yang melihatnya merasa bosan. Sedangkan, Chintia berbeda. Dia tidak hanya memiliki wajah yang cantik, tetapi tampak memancarkan pesona dari ujung rambut hingga ujung kaki.     

Benar-benar luar biasa cantik! puji Sean diam-diam dalam hati.     

Wanita yang luar biasa seperti itu bahkan berinisiatif untuk bertanya apakah dirinya bisa menjadi pacar Sean. Namun, masih ada yang menjanggal di hari Sean.     

Sean menjawab, "Kak Chintia, kamu wanita paling sempurna yang pernah kulihat. Kamu cantik, kaya, bertubuh bagus, anggun, dan memiliki karakter yang baik. Sementara, aku sekarang hanyalah seorang laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan juga tidak memiliki gelar sarjana. Aku tidak layak untukmu."     

"Kak Chintia, aku tahu kamu sangat baik padaku. Kamu sudah membantuku dalam bisnis dan juga membantu membersihkan namaku. Jika ada orang yang ingin membalaskan dendamnya padaku, kamu adalah yang pertama langsung memberitahuku. Aku sangat tersentuh oleh hal-hal ini dan akan selalu mengingatnya," lanjut Sean.     

"Jika kamu tidak begitu cantik, tidak begitu kaya, dan lebih biasa-biasa saja, sepertinya aku akan bersedia untuk menerimamu. Tapi, kamu terlalu hebat," tukas Sean, "Aku sangat tahu jelas ada banyak pria dengan harta triliunan, puluhan triliun, atau bahkan ratusan triliun yang mengejarmu. Bagaimana mungkin aku tega membiarkanmu menjalani kehidupan yang biasa bersamaku?"     

Selama Sean berada di perusahaan dan membicarakan urusan bisnis dalam beberapa bulan terakhir, dia sering bertemu dengan para pria yang mengejar Chintia. Kebanyakan dari mereka sangat tua dan berpenampilan rata-rata, tetapi mereka sangat kaya. Banyak juga talenta muda dan tampan dengan harta ratusan miliar yang juga mengejar Chintia.     

Terlalu banyak pria yang bisa menjadi pilihan, jadi Chintia tidak perlu memilih Sean telah yang diusir dari keluarga besarnya.     

Chintia memandang Sean dan bertanya, "Apa kamu menolakku karena kamu pikir aku sangat sempurna?"     

Sean mengangguk.     

Sean yang sekarang memang merasa cukup rendah diri menghadapi Chintia. Meskipun dia masih tuan muda ketiga dari keluarga Yuwono, semua kekayaan yang dimilikinya berasal dari keluarganya. Tidak seperti Chintia yang mendapatkannya dengan kerja kerasnya sendiri.     

Sean dan Chintia tetap tidak berada di level yang sama.     

Chintia tersenyum dan bertanya lagi, "Apa kamu ingin tahu ceritaku? Apa kamu ingin tahu dari mana asalku dan keluargaku?"     

Sean mengangguk dengan penuh semangat.     

Meskipun Chintia telah berkecimpung di dunia bisnis Jakarta selama bertahun-tahun, tidak ada yang tahu mengenai keluarganya. Sean juga sangat ingin tahu tentangnya dan ingin tahu apakah Chintia juga lahir dari keluarga papan atas seperti Giana.     

Chintia bangkit dari sofa, mematikan televisi, dan berdiri di samping televisi. Dia menyalakan sebatang rokok dan perlahan berkata, "Keluargaku bukan dari Jakarta. Aku berasal dari Surabaya. Nama asliku bukan Chintia, tapi Xara."     

Sean tiba-tiba tersadar. Tidak heran jika teman-teman di lingkaran bisnis Jakarta tidak tahu asal usul Chintia. Ternyata wanita ini berasal dari Jawa Timur. Surabaya juga merupakan kota besar di Indonesia dan di sana juga terdapat banyak perusahaan terkenal.     

Chintia melanjutkan, "Aku juga lahir dari keluarga kaya. Keluarga kami di Surabaya memiliki status sosial yang sama seperti status sosial keluarga Wangsa saat ini di Jakarta."     

Sekarang keluarga Wangsa menjadi keluarga kelas satu di Jakarta. Jika keluarga Chintia bisa menjadi keluarga kelas satu di Surabaya, kemungkinan kekuasaannya lebih besar daripada keluarga Wangsa. Namun, bisa jadi ini hanyalah bentuk perbandingan Chintia yang sedang merendah.     

Sejak awal, Sean sudah melihat aura elegan Chintia. Setiap pergerakan Chintia memiliki pesona yang unik, bahkan saat berjalan dengan menggunakan sandal dan mengisap sebatang rokok saja. Chintia jelas tidak seperti berasal dari keluarga biasa.     

Sean memandang Chintia dan terus menunggunya berbicara.     

Chintia mengisap rokoknya dan bercerita, "Waktu aku SMP kelas tiga, ayahku mengalami kecelakaan di luar negeri dan meninggal. Waktu aku SMA kelas tiga, ibuku juga jatuh sakit dan meninggal."     

Nada suara Chintia tetap tenang. Tidak ada air mata, bahkan tidak ada ekspresi sedih di wajahnya. Tapi, Sean bisa merasakan perasaan Chintia yang terluka.     

Hanya saja, pertanyaannya adalah jika orang tua Chintia sudah meninggal lebih dari sepuluh tahun yang lalu, bagaimana bisa Chintia menjadi direktur?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.