Ingin Kukatakan Sesuatu

Bersatu dengan Chintia!



Bersatu dengan Chintia!

0Chintia berkata, "Kamu benar-benar membuatku kagum saat aku melihatmu di ruang kantor presdir. Waktu itu aku benar-benar ketakutan karena sudah setuju dengan keluarga Wangsa untuk memasukkanmu ke daftar hitam. Kamu bisa datang begitu saja sebagai presdir Citra Abadi, menandakan kalau kamu memiliki kekuatan yang lebih kuat dari siapapun yang aku kenal! Sementara, aku yang tidak tahu hal itu justru memprovokasimu."     
0

"Jika kamu membalas dendam padaku, seluruh jerih payahku selama tujuh tahun di Jakarta akan sia-sia. Tapi, kamu tidak membalasku dan membiarkanku tetap bekerja sebagai wapresdir Grup Citra Abadi," lanjut Chintia, "Visimu, kemurahan hatimu, dan cara pandangmu, semuanya belum pernah kutemui di laki-laki lain. Sejak saat itu, aku mulai sedikit menyukaimu…"     

Semua wanita mudah merasa tersentuh, apalagi jika berhadapan dengan pria yang lebih kuat dari mereka.     

Sean menggoda, "Aku kira kamu jatuh cinta padaku saat aku menarik telingamu!"     

Pada perjamuan ulang tahun Nenek Wangsa hari itu, Chintia memiliki aura yang kuat dan bersikeras memaksa Sean untuk mengulangi kata-katanya. Sean pun langsung meraih telinga Chintia dan mengatakannya lagi, langsung di telinga Chintia.     

Wajah Chintia yang sudah minum cukup banyak anggur pun sedikit memerah dan sekarang menjadi lebih malu-malu.     

Chintia mengaku, "Aku belum pernah disentuh seorang laki-laki selama tujuh tahun terakhir, sementara kamu langsung meraih telingaku, terlebih lagi di depan begitu banyak orang! Saat itu aku merasa malu dan juga marah. Begitu marah hingga setuju dengan Nyonya Wangsa untuk memasukkanmu ke daftar hitam."     

"Selama tujuh tahun terakhir di Jakarta, aku selalu merasa seperti berjalan di atas es yang tipis. Aku tidak pernah dengan mudahnya menyinggung siapapun," kata Chintia lagi.     

Sean tertawa begitu teringat akan kejadian hari itu. Saat itu, dia melihat Chintia yang cantik dan meraih telinganya.     

"Lalu?" ​​Sean ingin mendengar Chintia melanjutkan ceritanya.     

"Aku akui bahwa saat itu aku menyukaimu juga karena identitasmu yang misterius. Itu membuatku sangat ingin menjadi pacarmu dan melihat seberapa kuat keluargamu," lanjut Chintia, "Tapi, setelah mendengarkanmu memainkan piano dan menyanyikan lagu itu di konser, aku benar-benar terpesona olehmu."     

Sean sedikit terkejut. "Waktu aku menyanyikan 'Seribu Alasan untuk Tersakiti'?"     

Waktu itu Sean menyanyikan lagu ini untuk Giana. Saat Sean bernyanyi dan bermain piano di atas panggung, dia memang terlihat seperti seorang bintang. Banyak gadis yang bersorak dan berteriak memangggilnya. Bahkan, sesudah menyaksikan penampilannya, Giana segera menelantarkan Cahyadi yang baru saja melamarnya dan sengaja berlari keluar mengejar Sean untuk menyatakan kata-kata cinta pada Sean.     

Sean akhirnya mengerti apa yang disukai Chintia dari dirinya. Tidak hanya penampilan, bakat, dan latar belakang keluarganya, tetapi juga cintanya pada Giana. Cinta yang begitu dalam ini sudah menggerakkan Chintia hingga membuatnya merasa bahwa Sean memiliki perasaan dan cinta yang begitu dalam.     

Sean bahkan pernah memberi Chintia tas seharga 1,2 miliar dan menjadikannya presiden direktur Grup Citra Abadi sehingga berhasil memenuhi keinginannya selama bertahun-tahun. Apa alasan Chintia untuk tidak menyukai Sean?     

Sean sekarang tidak lagi meragukan bahwa Chintia menyukainya apa adanya. Dia berbeda dengan Yuana. Dia tidak sengaja mendekati Sean karena curiga Sean pura-pura diusir dari keluarga.     

Chintia menyukai Sean, terlepas dari statusnya sebagai tuan muda dari keluarga Yuwono.     

Chintia sedikit menundukkan kepalanya. "Aku tahu, aku tidak secantik dan semuda Giana. Kamu pasti merasa aku sudah tua dan pasti tidak menyukaiku karena sudah menjadi simpanan orang selama tiga tahun. Maaf. Seharusnya aku tidak melewati batas dan menyatakan perasaanku padamu. Aku sangat minta maaf karena sudah membuatmu jijik. Mari kita minum dan anggap saja aku tidak mengatakan apapun barusan, oke?"     

Chintia mengambil gelas anggur merahnya dan bersiap menuangkan anggur untuk Sean. Namun, Sean meraih pergelangan tangan Chintia dan menarik wanita itu ke arahnya. Keduanya saling berhadap-hadapan dan sangat dekat satu sama lain.     

Sean berkata, "Chintia, aku ingin memberitahumu. Aku tidak merasa kamu tua dan juga tidak peduli dengan masa lalumu. Selain itu, kamu seribu, bahkan sepuluh ribu kali lebih baik dari Giana. Justru dia yang…"     

Sean ingin mengatakan bahwa Giana adalah wanita yang membuatnya jijik, sedangkan Chintia memberinya perasaan tersentuh, perasaan yang segar, dan ketenangan. Namun, Chintia tidak memberi Sean kesempatan dan langsung menciumnya.     

Keduanya minum banyak anggur, bahkan mencampur anggur putih dengan anggur merah. Ditambah lagi, mereka berdua menyimpan perasaan untuk satu sama lain.     

Kemungkinan untuk tidak terjadi apa-apa di antara sepasang orang dewasa, seorang pria tampan dan seorang wanita cantik yang sama-sama masih lajang, sama besarnya dengan kemungkinan untuk memenangkan lotre.     

———     

Pada pukul dua dini hari, Sean berdiri di depan jendela kamar Chintia sambil memandangi malam. Chintia mengenakan atasan Sean dan memeluk Sean dari belakang.     

Chintia menempatkan wajahnya yang cantik di tubuh Sean dan berkata dengan lembut, "Sudah tujuh tahun sejak aku meninggalkan pria itu dan belum pernah jatuh cinta lagi. Aku kira aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi seperti kebanyakan orang, sampai aku bertemu denganmu. Terima kasih, Sean."     

Sean berbalik dan melihat sisi wajah Chintia. Sekarang Chintia adalah wanitanya dan Sean merasa semakin mencintai Chintia.     

Chintia benar-benar wanita berkualitas tinggi. Perbedaan usia yang beberapa tahun lebih tua dari Giana bukanlah kekurangan sama sekali, tetapi justru menjadi keuntungan dan pesonanya. Chintia lah wanita yang paling cocok untuk Sean. Baik dari segi karakter, aura, maupun nilai hidup. Semuanya cocok.     

Sean telah memutuskan untuk mencintai Chintia. Hanya saja, dia masih harus menyembunyikan identitas aslinya untuk saat ini. Mungkin melakukan itu akan tidak adil bagi Chintia. Namun, dia tidak ingin terluka lagi seperti pernikahannya dengan Giana.     

Pada pukul enam pagi, dering ponsel Chintia membangunkan keduanya yang sedang tidur nyenyak. Sean membuka matanya dengan susah payah. Mereka tidak tidur sampai hampir pukul lima pagi. Keduanya baru tidur kurang dari satu jam dan tidak cukup tidur sama sekali.     

Chintia juga perlahan membuka matanya. Begitu melihat Sean terbangun karena dering ponselnya, dia segera mengambil ponsel itu dan langsung mematikannya.     

"Maaf, Sean. Aku tidak punya kebiasaan mematikan suara ponselku. Bunyinya membuatmu terbangun, ya?" Chintia menatap Sean dengan perasaan bersalah.     

Sean melihat Chintia yang tetap sangat cantik meskipun tanpa riasan dan sama sekali tidak terlihat tua. Sean tersenyum dan menjawab, "Sekarang aku sudah menjadi milikmu. Untuk apa kamu masih merasa tidak enak begitu?"     

Chintia tersenyum bahagia. "Kalau begitu, bolehkah aku memanggilmu sayang?"     

Sean menggelengkan kepalanya. "Jangan panggil aku sayang, panggil saja suami!"     

"Menyebalkan," keluh Chintia sambil memukul Sean pelan. Tidak akan ada yang mengira bahwa presdir cantik dengan aura yang begitu mendominasi seperti Chintia akan berubah menjadi gadis kecil yang lembut di depan Sean. Meskipun malu-malu, Chintia tetap berbisik di telinga Sean, "Suami!"     

Sean tersenyum dan bertanya, "Siapa yang menelepon?"     

"Yudistira," jawab Chintia.     

Yudistira adalah eksekutif senior Grup Citra Abadi. Sean juga mengenalnya. Sekarang Yudistira juga menjabat sebagai wakil presiden direktur Grup Citra Abadi yang baru.     

Sean sedikit khawatir. Dia tahu bahwa Yudistira tidak akan menghubungi orang lain atas inisiatifnya sendiri, kecuali ada keadaan darurat.     

"Chintia, Yudistira meneleponmu sepagi ini. Kurasa sesuatu terjadi pada perusahaan. Kamu harus segera meneleponnya balik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.