Ingin Kukatakan Sesuatu

Chintia menjadi Daftar Pencarian Terpanas!



Chintia menjadi Daftar Pencarian Terpanas!

0Chintia mengangguk. Dia buru-buru menghubungi Yudistira dan menyalakan loudspeaker di depan Sean.     
0

Chintia tahu bahwa pernikahan terakhir Sean hancur karena kebohongan dan pengkhianatan istrinya. Umumnya, pria yang mengalami penderitaan seperti ini akan semakin mudah meragukan pasangannya di masa depan. Chintia menyalakan loudspeaker juga agar Sean tahu bahwa dia tidak punya rahasia. Dia bisa menelepon di depan Sean dan tidak akan pernah berbohong padanya.     

Sean bisa melihat maksud tindakan Chintia. Dalam hati, Sean semakin menghargai kejujuran pacarnya ini.     

"Halo, Yudistira? Ada apa menelepon sepagi ini?" tanya Chintia pada ponselnya yang sudah di-loudspeaker.     

"Astaga! Sesuatu terjadi! Sesuatu terjadi, Presdir Chintia!"     

Yudistira terdengar sangat cemas di telepon. Chintia saling memandang dengan Sean dan bertanya, "Apa yang terjadi?"     

Yudistira menjawab, "Sekarang berita dipenuhi dengan berita negatif tentangmu. Berita bahwa Chintia, Presdir Grup Citra Abadi, adalah pelacur lokal yang terkenal di Jakarta telah menjadi viral! Hah… Sepertinya saat pasar saham dibuka sebentar lagi, harga saham Citra Abadi kita akan turun!"     

Pengaruh kehidupan pribadi seorang presdir terkemuka terhadap harga saham perusahaan merupakan hal yang tidak dapat terbantahkan. Sudah banyak kejadian serupa sebelumnya. Begitu berita itu tersebar, harga saham akan turun setidaknya 5%.     

Sean mengerutkan keningnya dan segera mengeluarkan ponselnya. Dia menemukan di daftar berita viral bahwa memang ada topik 'Kehidupan Pribadi Tidak Pantas Presdir Cantik Grup Citra Abadi'.     

Sean merasa sangat kesal ketika melihat kalimat ini karena sekarang Chintia adalah wanitanya. Wanitanya telah difitnah memiliki masalah kehidupan pribadi dan masuk ke daftar berita paling dicari sehingga membuat orang-orang di seluruh negeri salah mengira bahwa hal itu benar.     

Sean membukanya, lalu melihat ada beberapa foto Chintia mengobrol dan tertawa dengan beberapa bos Jakarta yang terlihat sangat ambigu. Chintia melirik foto itu dan segera tersadar bahwa dirinya sudah diserang dengan kejam.     

"Sial! Foto-foto ini sudah diedit. Aslinya aku bertemu beberapa bos ini di tempat umum dan ada orang lain di sekitarku."     

"Presdir Chintia, segera datang ke perusahaan. Kita harus segera mengumpulkan dewan direksi untuk membahas masalah ini," kata Yudistira.     

"Oke, aku akan langsung pergi ke sana," jawab Chintia.     

Sesudah menutup telepon, Sean meraih tangan Chintia dan berkata, "Maafkan aku, Chintia. Kemungkinan ini semua perbuatan Yoga."     

Chintia selalu menjadi orang yang bersih dan tidak pernah menyinggung siapapun. Sean tidak perlu menebak untuk tahu bahwa pasti Yoga yang terus ingin menyerang Grup Citra Abadi dengan menggunakan segala cara. Sean merasa sangat bersalah karena Yoga menyerang Chintia untuk membalas dendam pada Sean.     

Chintia tersenyum dan berkata, "Karena sekarang aku milikmu, jangan minta maaf padaku. Lagi pula aku, Chintia Yandra, selalu memegang prinsip dan tidak akan membiarkan mereka mengendalikanku. Aku tidak takut mereka memfitnahku."     

Sean mengangguk. Dia tahu bahwa dengan kemampuannya, Chintia mampu menangani masalah ini dengan baik.     

"Cepat pergilah ke perusahaan. Apa perlu kuantar?" tanya Sean.     

Chintia menggelengkan kepala. "Kamu sudah kelelahan semalam. Istirahatlah di rumah… Tapi, aku ingin sarapan denganmu sebelum pergi…"     

"Sarapan? Bukankah Yudistira bilang rapat dewan direksi akan segera diadakan?"     

Sean ingat bahwa Chintia selalu bersemangat dan tegas dalam bekerja. Bahkan, tidak masalah baginya untuk tidak makan seharian. Tapi, kenapa sekarang dia begitu ingin sarapan?     

Chintia sedikit malu dan berkata, "Bukankah kamu pernah tinggal di luar negeri? Seharusnya kamu mengerti maksudku."     

Melihat ekspresi malu-malu Chintia, Sean tiba-tiba tersadar, "Oh! Aku mengerti. Aku mengerti! Kita sarapan dulu, baru kamu pergi."     

Ini melibatkan tradisi yang berbeda antara dalam dan luar negeri.     

Di sini, pasangan yang saling jatuh cinta akan berpacaran untuk waktu yang lama, baru tidur bersama. Sesudah berpacaran sangat lama, makan bersama berkali-kali, menonton bioskop berkali-kali, baru mereka akan tidur bersama.     

Di luar negeri justru sebaliknya. Begitu suka, mereka akan tidur bersama terlebih dahulu. Sesudah itu, entah mereka akan berpacaran atau tidak, itu urusan lain lagi. Begitu mereka memutuskan untuk benar-benar menganggap satu sama lain sebagai pacar, keduanya akan sarapan bersama. Itu menandakan bahwa mereka benar-benar sudah bersama.     

Sarapan ini sangat penting bagi Sean dan Chintia. Jika mereka makan bersama, itu akan membuat Chintia merasa lebih tenang. Jika mereka tidak makan, Chintia mungkin merasa bahwa tadi malam mereka berdua hanya menjalani cinta satu malam.     

Sean sangat serius ingin menjadikan Chintia pacarnya dan bukan untuk bersenang-senang, jadi dia bersedia menemani Chintia sarapan bersama.     

"Aku akan memasak untukmu. Selama tiga tahun terakhir, aku sudah menjadi bapak rumah tangga," kata Sean sambil tersenyum.     

Begitu Sean tiba di dapur, tiba-tiba Chintia membalapnya dan mencegat di depannya sambil berkata, "Aku bukan tuan putri kecil seperti Giana. Aku tidak perlu kamu manjakan dan kamu tidak perlu memasak untukku. Biar aku saja yang memasak sarapan ini."     

Chintia membuat burrito daging sapi, kentang goreng tomat, dan dua gelas susu.     

"Aku sedang terburu-buru hari ini, jadi aku memasak sesuatu yang biasa saja. Bertahanlah dan makan saja. Besok aku akan memasak hidangan yang lebih bergizi."     

Chintia menyelesaikan sarapannya dan mencuci piring, lalu memakai riasan tipis dan tersenyum manis pada Sean.     

Sean merasa saat ini dia akan mati bahagia. Dia memiliki pacar secantik dewi yang bahkan memasakkan sarapan untuknya. Padahal, Chintia adalah presdir perusahaan terkemuka. Jika dibandingkan dengan Giana, jaraknya benar-benar ribuan kilometer.     

Chintia hanya makan beberapa suap sebagai lambang penentuan hubungannya dengan Sean, lalu bangkit dari tempat duduknya dan hendak pergi.     

"Aku akan memberimu kuncinya dan mengirim kata sandinya nanti. Kamu bisa memindahkan barang-barangmu ke sini dan tinggal bersamaku," kata Chintia sambil menyerahkan kunci rumahnya ini pada Sean.     

Sean merasa bahwa dirinya benar-benar lelaki parasit. Dulu dia tinggal di rumah Giana. Sekarang, lagi-lagi dia akan tinggal di rumah Chintia.     

"Oke," Sean mengambil kunci, lalu tiba-tiba teringat sesuatu dan mengingatkan, "Itu... Jangan lupa beli obat kontrasepsi."     

Chintia adalah seorang wanita yang sangat berhati-hati dalam kehidupan pribadinya. Tidak ada barang-barang yang tidak-tidak di rumahnya, jadi dia hanya bisa meminumnya sesudah itu.     

Chintia teringat apa yang terjadi tadi malam. Sambil tersenyum bahagia, dia menjawab, "Iya…! Sampai jumpa!"     

Chintia berinisiatif mencium Sean, kemudian pergi dengan gembira. Begitu dia turun dan masuk ke Porsche-nya, hatinya diliputi kebahagiaan.     

"Tujuh tahun kemudian, akhirnya aku berhasil keluar! Aku, Chintia Yandra, akhirnya jatuh cinta! Aku punya pacar!"     

Chintia merasa sangat senang bisa bersatu dengan Sean. Meskipun telah dikeluarkan dari keluarga besarnya, Sean sendiri memiliki penampilan, bakat, kemampuan fisik, pengetahuan, selera, cara berbicara, dan karakter kelas atas. Tentu saja Sean juga pasti layak untuk Chintia.     

Chintia menyalakan mobil dan menyalakan radio. Saluran radio yang sering didengarnya sedang memutar lagu berbahasa Inggris berjudul 'Sometimes'. Lompatan nada-nada ini sesuai dengan suasana hati Chintia saat ini.     

Wanita yang saat ini berada di daftar pencarian terpanas di internet dan sudah dimaki banyak orang sebagai 'pelacur' dan 'rubah' sekarang sedang mengemudi dengan gembira dan tidak menganggap serius masalah ini sama sekali. Jalan di depan akan sulit dan berbahaya, tetapi dia tahu bahwa Sean bersamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.